Nyeri kanker merupakan gejala umum yang dialami sekitar 44% pasien kanker, dengan 31% mengalami nyeri sedang hingga berat dan seringkali akibat infiltrasi tumor, peradangan, iskemia, kompresi saraf, atau efek pengobatan seperti kemoterapi dan radiasi. Nyeri dapat bersifat nosiseptif (akibat kerusakan jaringan), neuropatik 20-40% (lesi sistem saraf oleh tumor atau terapi), atau campuran yang sering membuat sulit dikendalikan dan menurunkan kualitas hidup. Nyeri timbul dari efek langsung kanker seperti invasi tulang atau organ visceral yang memicu mekanisme neuropati pada 30,8% kasus nyeri tulang metastatik. Pengobatan kanker termasuk kemoterapi menyebabkan neuropati perifer pada 30% penyintas, sementara radiasi dan operasi menambah risiko nyeri kronis.
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang persisten merupakan penyebab utama kanker serviks. Mekanisme HPV dalam menyebabkan kanker serviks melibatkan sejumlah protein non-struktural, seperti protein Epithelial cadherin yaitu pada E6 dan E7, ekspresi berlebih dari protein E6 dan E7 menyebabkan kegagalan sistem apoptosis dan proliferasi sel yang tidak terkendali sehingga menyebabkan terciptanya sel kanker. Pasien dengan Ca Serviks biasanya mengalami nyeri seperti nyeri nosiseptif, nyeri neuropatik, atau nyeri campuran. Nyeri tersebut timbul yang bermula dari invasi tumor ke organ visera di rongga panggul, serta infiltrasi ke jaringan yang ada di sekitarnya, misalnya saraf perifer atau bahkan biasanya juga menyebabkan metastasis tulang.
Strategi yang dapat dilakukan untuk manajemen nyeri pada pasien dengan Ca Serviks mencakup terapi farmakologis dan non-farmakologis. Adapun terapi farmakologis meliputi pertama, obat NSAID dan asetaminofen untuk kasus nyeri nosiseptif ringan. Kedua, opioid juga termasuk terapi farmakologis yang diperuntukkan pasien dengan nyeri kanker sedang hingga berat. Ketiga, adjuvan yang pada umumnya digunakan untuk mengobati nyeri neuropatik yang muncul setelah pasien melakukan radioterapi, kemoterapi, dan lain-lain. Sedangkan terapi non-farmakologis contohnya seperti terapi akupuntur yang efektif untuk mengurangi tingkat nyeri pada pasien, terapi psikologis, dan aromaterapi dapat meredakan tingkat kecemasan pasien Ca Serviks.
Kelompok 1/A1/23 PjBL Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif
Referensi:
Aguiar-Rosas, S., Plancarte-Sanchez, R., Hernandez-Porras, B. C., García-Andreu, J., Lezcano-Velazquez, B. O., Reyes-Torres, I., & Alarcón-Barrios, S. (2024). Pain management in cervical cancer. Frontiers in oncology, 14, 1371779. https://doi.org/10.3389/fonc.2024.1371779
Daud, M. L., & De Simone, G. G. (2024). Management of pain in cancer patients – an update. Ecancermedicalscience, 18. https://doi.org/10.3332/ecancer.2024.1821 Mestdagh, F., Steyaert, A., & Lavand’homme, P. (2023). Cancer Pain Management: A Narrative Review of Current Concepts, Strategies, and Techniques. In Current Oncology (Vol. 30, Issue 7, pp. 6838–6858). Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI). https://doi.org/10.3390/curroncol30070500
Zeta, N. K., Oktarlina, R. Z., & Ramdini, D. A. (2023). Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Serviks: Tinjauan Pustaka. In Wardhana MF│Hubungan Paritas Dengan Kejadian Kanker Serviks: Tinjauan Pustaka Medula | (Vol. 13).