INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Ciptakan Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat

  • By Rosita
  • In Ners News
  • Posted 25 January 2023

NERS NEWS - Mahasiwa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, menjadi peserta program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yaitu DESA EMAS yang ditempatkan di Desa Alang-Alang, Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Yang beranggotakan Tika Saputri (S1 Keperawatan), Kharisma Nuur Lufiyah (S1 Keperawatan) dan Viggo Hildansyah (S1 Ekonomi Pembangunan) Unair. Keikutsertaan kegiatan program ini didukung penuh oleh Hakim Zulkarnain, S.Kep., Ns., MSN selaku dosen wali salah satu mahasiswa keperawatan tersebut.

Program MBKM DESA EMAS merupakan kegiatan percepatan penurunan stunting di Jawa Timur yang menjadi kerjasama antara BKKBN bersama Forum Rektor Indonesia. Universitas Airlangga menjadi mitra utama BKKBN Propinsi Jawa Timur bersama dengan 20 Perguruan Tinggi di Jawa Timur dalam pelaksanaan program Percepatan Penurunan Stunting di beberapa Kabupaten/Kota. Program ini di ketuai oleh Dr. Siti Rahayu Nadhiroh, S.KM., M.Kes ,dosen FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) Unair.

Kegiatan lapangan dan laporan dilakukan selama 4 bulan (September-Desember), mahasiswa bernama Tika Saputri mengatakan bahwa “alasan menarik mengikuti program ini dikarenakan dijalankan dengan waktu yang fleksibel, mahasiswa masih dapat mengikuti program tanpa harus meninggalkan kewajiban perkulihan yang tidak kalah pentingnya, selain itu dapat dikonversikan dengan mata kuliah”.

Terdapat 5 pilar yang harus dijalankan dalam program Desa Emas, pada pilar pertama mahasiswa melakukan pendekatan kepada pemerintah daerah dan desa dengan FGD (Focus Group Discussion) yang membahas tentang komitmen dan kepemimpinan daerah dalam melaksanakan program percepatan penurunan stunting di Desa Alang-alang. Pilar 2 dilakukan penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset. Dalam pilar 3 dilakukan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat dalam hal gizi, perilaku sehat, gotong royong, dan kemandirian, dalam hal ini mahasiswa membuat sejumlah media edukasi yang diberikan kepada masyarakat yang berupa poster, leaflet, dan juga video TikTok. Kemudian pilar 4 berisikan pengembangan dan pembinaan lingkungan sehat dan pelatihan Layanan terpadu pranikah (Laduni) serta distribusi suplementasi MMN (Multiple Micronutrient). Dan yang terakhir pada pilar 5 membahas tentang ketahanan pangan di tingkat Individu, Keluarga, dan Masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan bahan pangan lokal.

Desa Emas sebagai “Eliminasi Stunting” mengamalkan beberapa tujuan dari SGDs seperti menghapus kemiskinan, mencapai ketahanan pengan, meningkatkan gizi, menjamin kehidupan yang sehat dan kesejahteraan bagi segala usia, menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang dll.

Khusus pada pilar 4, mahasiswa mengusulkan untuk pembuatan penutup sumur sebagai upaya untuk tetap menjaga kebersihan air dan sanitasi yang digunkan oleh warga, hal ini didukung langsung oleh Fahrur Rozi, kepala desa Alang-alang, dan dianggarkan dana sebesar Rp11.260.000 untuk realisasi. “Diharapkan dengan adanya akses ini dapat meningkatkan kesehatan masyarakat terkait sanitasi yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari,” tambahnya.

Banyak manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program MBKM DESA EMAS bagi masyarakat dan mahasiswa sebagai peserta program. Pemantauan kesehatan ibu hamil, dan pra nikah semakin meningkat terlebih dengan diberikan tablet MMN, edukasi PHBS dan sanitasi yang semakin dapat diperhatikan oleh masyarakat untuk kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat desa dengan ciri dan karakteristiknya berkaca dari pengalaman tinginya prevalensi kasus stunting yang ada diwilayah mereka. Pada data-data yang dihasilkan oleh aplikasi e-PPGBM (Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) yang sudah dijalankan membantu menyelesaikan masalah dengan tepat sasaran serta terciptanya pengoptimalan seluruh lintas sektor yang berkaitan dalam eliminasi stunting. Diharapkan setelah program ini berlangsung angka stunting sebesar 38% yang ada dibangkalan ditargetkan terjadi penurunan pravelensi stunting 14% pada Tahun 2024 sesuai dengan Program Prioritas Nasional.

 

Penulis : Tika Saputri dan Hakim Zulkarnain, S.Kep., Ns., MSN
Editor : Naili Raudiatus Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 515