Batuk sebenarnya merupakan reflek fisiologis yang melindungi tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke saluran napas. Selain sebagai reflek fisiologis yang dibutuhkan, batuk juga dapat disebabkan oleh penyakit yang menyerang pada bagian respirasi atau pernapasan, seperti penyakit tuberkulosis, asma, pneumonia, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan penyakit respirasi lainnya. Ketika seseorang mengalami batuk, penderita juga dapat mengeluarkan droplet dan menyebabkan penyebaran infeksi (Jayaweera dkk., 2020; Li dkk., 2021).
Pencegahan penyebaran infeksi yang berasal dari batuk dapat dilakukan dengan beberapa upaya, yakni mengarahkan penderita untuk menutup hidung dan mulut dengan tisu, sapu tangan, atau lengan atas. Tisu dibuang ke tempat sampah infeksius dan kemudian mencuci tangan (WHO, 2018). Pendidikan kesehatan berupa sosialisasi perlu dilakukan untuk mengubah persepsi dalam melakukan etika batuk pada penderita dan keluarga guna mengubah pengetahuan dan sikap. Hal ini sesuai dengan tujuan dari pendidikan kesehatan, yaitu terjadinya perubahan dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam membina serta memelihara.
Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dituntut berperan memberikan pelayanan kesehatan, baik itu terhadap individu, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat (Nursalam, 2009). Tujuan pendidikan kesehatan dapat diperinci lebih lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri, kelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan, dan penggunaan secara tepat (Ali, 2010).
Pengabdian Masyarakat ini merupakan salah satu kegiatan dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa kelompok 7 dari program studi pendidikan profesi ners, Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga, dengan topik "Memahami dan Mencegah Penularan ISPA" pada Senin, 28 Agustus 2023 pukul 10.00-10.30. Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung kepada Ibu di Balai RW 03 Kelurahan Kalijudan.
Selama acara berlangsung, ibu-ibu sangat bersemangat dan senang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini dibuka oleh moderator, yakni kak Devia kemudian dilanjutkan dengan edukasi mengenai memahami dan mencegah penularan ISPA oleh pemateri ibu Titien Mulyaningsih dimana selama proses berlangsung ibu-ibu mendengarkan dan melihat materi secara seksama. Secara keseluruhan acara terlaksana dengan baik dan sasaran dapat mengikuti kegiatan dengan antusias. Semoga setelah dilaksanakan kegiatan ini, ibu-ibu dapat memahami dan mencegah ISPA pada anak.
Penulis: Nadifatul Kudsiyah (Profesi Ners B24)
Editor: Rifdayanti M. Amalia (Airlangga Nursing Journalist)
