INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Berkat Meneliti Agregat Perawat Migran, Dosen Keperawatan Unair Meraih Top 2% Peneliti Dunia 3 Tahun Berturut-Turut

  • By Salwa Az Zahra
  • In Ners News
  • Posted 22 September 2024

NERS NEWS - Top 2% peneliti dunia baru dirilis di bulan September 2024 ini. Top 2% peneliti dunia adalah daftar yang mengidentifikasi para peneliti dengan dampak ilmiah yang luar biasa di berbagai bidang. Penghargaan ini berdasarkan analisis oleh para peneliti di Universitas Stanford dan Elsevier, yang menggunakan berbagai kriteria untuk menilai dampak akademis, seperti jumlah publikasi, jumlah kutipan, h-index (indeks yang mengukur produktivitas dan dampak sitasi). Peneliti yang masuk dalam daftar ini adalah mereka yang kontribusinya sangat signifikan dan diakui di komunitas ilmiah global. Pemberian rekognisi sifatnya given dalam artian data dipanen secara otomatis di database akademik bereputasi tinggi Scopus dan dianalisis oleh tim independen yang tidak dipertanyakan lagi kredibilitasnya.

Ditemui tim ANJ, Salwa, Pak Ferry mengatakan bahwa bersyukur hasil kerjanya diakui oleh masyarakat dunia, dan bersyukur bahwa Unair dan FKp memberikan ekosistem riset yang berkelas dunia. Buktinya dari keperawatan Unair pun dosen-dosennya tidak kalah dengan dosen di luar negeri sana.  Pak Ferry berhasil meraih peringkat 791 dari 60,753 penulis di sub-bidang Keperawatan. Prestasi ini membuatnya masuk dalam daftar elit selama tiga tahun berturut-turut—2022, 2023, dan 2024—menyoroti dampaknya yang signifikan di dunia akademis dan kesehatan global.

Pak Ferry membagikan tipsnya untuk masuk dalam top 2% peneliti dunia yaitu kualitas, baik kualitas riset, kualitas naskah dan juga kualitas jurnalnya. Lalu studi apa saja yang memberikan kontribusi ini. Pak Ferry mengatakan data dampak publikasi ini bersifat terbuka, dalam artian siapapun bisa melihat datanya. Jika melihat data indikator di atas dan juga FWCI (Field-Weighted Citation Impact) dibandingkan dengan bidang ilmu yang sama (keperawatan), maka datanya mengarah ke beberapa studi berikut:

  1. IJEPA: Gray Area for Health Policy and International Nurse Migration (Isu etik dan kebijakan pekerja migran khususnya perawat Indonesia ke Jepang)
  2. A deskilling and challenging journey: the lived experience of Indonesian nurse returnees (Isu agregat pekerja migran yang mengalami kesulitan ketika kembali ke Indonesia)
  3. Concept analysis of nurse retention (Isu retensi agregat pekerja dalam sistem kesehatan di layanan primer)
  4. Dan masih banyak studi lain yang memiliki dampak sitasi yang tinggi atau FWCI di atas.

Dosen pengampu mata kuliah keperawatan komunitas ini juga menjadi anggota aktif dalam Asosiasi Pendidik Keperawatan Komunitas atau The Association of Community Health Nursing Educators (ACHNE) dalam sub-bidang riset. Pak Ferry bercerita bahwa anggota sub-bidang riset memberikan point of view tersendiri karena banyak kesempatan bagi dosen keperawatan komunitas untuk menempa diri dan meningkatkan kapasitas di lingkungan global. Pak Ferry menjelaskan tantangan bagi dosen keperawatan komunitas sendiri meliputi kebutuhan untuk menyesuaikan kurikulum pendidikan keperawatan agar lebih sesuai dengan tuntutan kesehatan masyarakat yang terus berkembang, termasuk tantangan kesehatan global, penyakit menular, dan determinan sosial kesehatan. Dosen keperawatan komunitas perlu menyesuaikan kualifikasi dan pendekatan pedagogi untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan ini, dengan fokus pada keberagaman, kesetaraan, dan inklusi dalam program keperawatan komunitas.

Pesan untuk rekan-rekan mahasiswa keperawatan adalah tetaplah menjadi pembelajar sepanjang hayat dan tetaplah menjadi ksatria Airlangga yang HEBAT. FKp BISA, UNAIR HEBAT.

 

Editor : Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 84

Berita Terbaru