NERS NEWS – Surabaya, 1 Desember 2025 - Balai RW 12 Kelurahan Mojo kembali menjadi pusat kegiatan edukasi kesehatan ketika mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga hadir untuk menyelenggarakan program Project Based Learning bertajuk “SIGAP 2025”. Program ini dirancang sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi dua isu kesehatan yang sering terjadi di masyarakat: deteksi dini kanker payudara dan penanganan kejang demam pada anak.
Tema “SIGAP 2025” lahir dari filosofi bahwa kesiapan adalah kekuatan. Keluarga yang sigap bukan hanya memahami risiko, tetapi juga mampu mengambil langkah cepat, tepat, dan aman ketika menghadapi kondisi darurat maupun deteksi dini penyakit. Filosofi ini menjadi dasar dari setiap aktivitas edukatif yang dilaksanakan sepanjang acara.
Kegiatan dimulai pukul 08.30 dengan proses registrasi peserta yang berlangsung tertib. Setelah itu, MC secara resmi membuka acara dan mengajak peserta untuk mengikuti rangkaian kegiatan dengan semangat belajar. Sambutan dari Ketua Pelaksana dan perwakilan mitra memberikan gambaran mengenai pentingnya edukasi kesehatan berbasis keluarga dan alasan mengapa masyarakat perlu memahami deteksi dini kanker payudara serta penanganan kejang demam. Sebelum memasuki materi, peserta mengerjakan pre-test untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka. Hasil awal menunjukkan bahwa sebagian besar warga masih memiliki persepsi keliru terkait tanda bahaya kanker payudara maupun penanganan kejang.
Materi pertama membahas SADARI dan SADANIS sebagai bentuk deteksi dini kanker payudara. Mahasiswa menjelaskan cara melakukan pemeriksaan mandiri, apa saja perubahan yang harus diwaspadai, serta pentingnya pemeriksaan klinis secara berkala. Penjelasan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga peserta tidak hanya mengerti teori, tetapi juga yakin untuk mempraktikkannya di rumah. Selanjutnya, mahasiswa melakukan demonstrasi teknik SADARI dan SADANIS menggunakan alat peraga. Peserta terlihat antusias, bahkan banyak yang bertanya mengenai langkah-langkah yang benar dan waktu terbaik melakukan pemeriksaan. Demonstrasi ini menjadi momen penting karena masyarakat dapat mengamati langsung teknik yang tepat dan aman.
Materi berikutnya membahas penanganan kejang demam, kondisi yang sering membuat orang tua panik. Mahasiswa memaparkan penyebab kejang demam, tanda awal yang perlu diperhatikan, serta langkah penanganan yang benar untuk menjaga keselamatan anak. Masyarakat dibuat memahami bahwa beberapa tindakan yang selama ini dilakukan, seperti memasukkan benda ke dalam mulut anak atau mengguncang tubuh justru berbahaya dan harus dihindari. Demonstrasi penanganan kejang demam menjadi bagian yang paling menarik perhatian. Peserta memperhatikan secara saksama bagaimana posisi tubuh anak seharusnya, apa yang perlu dijaga, dan kapan harus membawa anak ke fasilitas kesehatan. Melalui simulasi tersebut, warga merasa lebih percaya diri dalam menghadapi situasi darurat.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, di mana peserta aktif berdiskusi dan berbagi pengalaman. Setelah itu, peserta mengerjakan post-test yang menunjukkan adanya peningkatan pemahaman yang signifikan. Untuk menciptakan suasana lebih cair, panitia mengadakan ice breaking yang membuat peserta kembali bersemangat sebelum acara ditutup. Rangkaian kegiatan berakhir dengan penyerahan buah tangan, penyampaian kesan pesan dari perwakilan peserta, awarding kepada peserta yang paling aktif, serta dokumentasi bersama sebagai penanda selesainya acara “SIGAP 2025”.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa berharap masyarakat semakin siap menghadapi risiko kesehatan yang dapat terjadi kapan saja. Dengan memahami deteksi dini kanker payudara dan langkah cepat penanganan kejang demam, masyarakat dapat melindungi diri dan keluarga dengan lebih baik. “SIGAP 2025” menjadi bukti bahwa edukasi sederhana dapat membawa dampak besar bagi keselamatan dan kewaspadaan keluarga.
Penulis : Yunita Alfiatus Sasta
Editor : Alina Ramadani (Airlangga Nursing Journalist)