NERS NEWS - Surabaya, 18 November 2025, Kegiatan PELITA ASI: Pelatihan Laktasi Aman dan Tanggap Bayi Tersedak yang diselenggarakan oleh mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga dalam Project Base Learning (PJBL) Keperawatan Kesehatan Reproduksi dan Keperawatan Anak Kelompok 1 Kelas A3 2023, berlangsung lancar dan mendapat respon positif dari masyarakat. Pelatihan ini dilaksanakan pada pukul 09.15–11.30 WIB di Balai PKK RW V Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya dengan melibatkan ibu-ibu dari berbagai RT yang menjadi sasaran edukasi. Acara dimulai dengan pembukaan dan doa yang dipimpin oleh panitia, kemudian dilanjutkan sambutan Ketua Pelaksana, Aryo Seto. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas partisipasi warga. “Kami ingin acara ini bukan hanya memperluas pengetahuan, tetapi juga benar-benar membantu ibu-ibu menghadapi situasi nyata di rumah,” ujarnya memberikan pengantar kegiatan.

Pelatihan kemudian memasuki penyampaian materi pertama mengenai gangguan laktasi pada ibu menyusui, disampaikan oleh Rani Nur Rohma. Penyuluhan tersebut tidak hanya menyajikan penjelasan teoretis, tetapi juga disertai demonstrasi langsung terkait posisi dan perlekatan bayi saat menyusu. Peserta dipandu mencoba berbagai variasi posisi seperti cradle, cross-cradle, football, hingga berbaring miring. Sebagian besar peserta menyampaikan bahwa posisi cradle merupakan posisi yang paling nyaman untuk mereka praktikan. Materi pertama juga disampaikan mengenai pijat laktasi dan perawatan payudara bagi ibu nifas. Selanjutnya, Vidia Syahira Armanda memberikan materi kedua mengenai penatalaksanaan bayi tersedak. Ia mempraktikkan langkah Back Blow, Chest Thrust, hingga Heimlich Maneuver untuk anak usia di atas satu tahun. Peserta kemudian dilatih mempraktikkan kembali secara bergiliran. Salah satu peserta, Bu Riah dari RT 04, mengatakan, “Ternyata tekniknya tidak serumit yang saya bayangkan. Setelah mencoba sendiri, jadi lebih yakin kalau suatu saat perlu menolong anak.”

Sesi tanya jawab pun berlangsung aktif dan dipenuhi berbagai pertanyaan seputar ASI tidak keluar pascaoperasi, puting lecet, MPASI, hingga dampak makanan ibu terhadap pencernaan bayi. Pada salah satu pertanyaan mengenai ASI pascaoperasi sesar, Rani memberikan penjelasan, “Obat setelah operasi sebenarnya tidak memengaruhi produksi ASI. Biasanya hambatan muncul karena stres akibat rasa nyeri atau kekhawatiran ibu setelah operasi.” Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta. Berdasarkan hasil pengukuran pre-test dan post-test pada 24 peserta yang mengisi lengkap, rata-rata nilai peserta meningkat dari 69% menjadi 77%, menandakan adanya kemajuan sebesar 8% dalam pemahaman terkait laktasi dan penanganan bayi tersedak.

Menjelang penutupan, panitia menghadirkan sesi games serta pemberian hadiah kepada peserta aktif. Kegiatan kemudian diakhiri dengan doa bersama dan dokumentasi. Program PELITA ASI tidak hanya memberikan wawasan baru bagi warga Mojo, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan langsung yang dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari, terutama terkait keselamatan bayi dan kelancaran proses menyusui.

 

Penulis : Rani Nur Rohma

Hits 14