NERS NEWS - Masalah kesehatan reproduksi remaja merupakan sebuah masalah yang pelik, karena merupakan masa transisi perkembangan fisik, psikis maupun sosial yang berdampak pada perilaku berisiko. Lingkaran informasi peergroup yang terbatas serta ketidakmauan untuk mencari tahu akibat benturan normatif membuat remaja termasuk dalam kelompok penduduk yang potensial beresiko. Bila perilaku remaja menjadi tidak terkendali maka bisa mengganggu kesehatan sistem reproduksi. Permasalahan remaja tentang kesehatan dan perilaku seks pra nikah sering berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur akan membuat remaja makin sadar tanggung jawab perilaku reproduksinya. Berkaitan dengan situasi remaja saat ini maka Tim Dosen Keperawatan Maternitas (Ni Ketut Alit Armini, Esti Yunitasari, Mira Triharini, Tiyas Kusumaningrum, Retnayu Pradanie, Aria Aulia Nastiti) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pada bulan November-Desember 2016 tentang ”Pendekatan Kontrol Kelompok Sebaya dan Penguatan Life Skill sebagai Upaya Antisipasi Masalah Kesehatan Reproduksi dan Seks Pra Nikah Pada Remaja” yang didukung dana BOPTN Universitas Airlangga.
Kegiatan ini juga melibatkan 6 orang mahasiswa Reguler Program Studi Pendidikan Ners yang sedang menempuh Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada siswa SMP Negeri 45 Surabaya setelah mendapatkan ijin dari Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, serta Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Kegiatan Pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan memberikan kelas pendidikan kesehatan reproduksi dengan brainstorming, ceramah, tanya jawab (BCTJ), Pemutaran video Gen Remaja BKKBN, Membentuk Agen Remaja Sehat Ceria (Gema Hati ), serta Melakukan pre test dan post test materi kesehatan reproduksi. Kelas pendidikan kesehatan diikuti 50 orang siswa yang merupakan perwakilan kelas yang ditunjuk oleh bagian kesiswaan sekolah dengan pertimbangan siswa yang terpilih akan dapat menjadi agen remaja sehat ceria untuk dapat menyebarkan informasi yang didapat kepada teman- teman lainnya. Kegiatan pengabdian masyarakat diikuti dengan seksama oleh para siswa meskipun tempat pelaksanaan di ruang UKS sekolah cukup hangat dan berdesakan. Terdapat peningkatan rerata tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi dari nilai pre dan post test setelah mengikuti BCTJ. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat mencegah dan melindungi remaja dari perilaku berisiko menghadapi masa transisi tumbuh kembangnya, serta meningkatkan perilaku positif remaja dalam mengantisipasi masalah kesehatan reproduksi.
Penulis: Ni Ketut Alit Armini, SKp.,MKes