2021-04-26 07:40:03
Sinusitis merupakan suatu proses peradangan pada selaput lendir sinus parsial pada hidung yang dapat menyebabkan pembentukan cairan atau kerusakan tulang di bawahnya. Sinus paranasal adalah rongga yang terdapat pada tulang-tulang di wajah terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi kanan dan kiri), sinus sphenoid (di belakang sinus etmoid) (Hardiansyah, 2018).
Penyebab sinusitis antara lain infeksi hidung, berenang dan menyelam, trauma, infeksi gigi, lingkungan (suhu rendah dan lembab, polusi udara, debu, asap, dan kepadatan penduduk juga berpengaruh, serta kesehatan umum yang buruk). Secara umum, tanda dan gejala dari penyakit sinusitis adalah hidung tersumbat, nyeri di daerah sinus, sakit kepala, hilangnya kemampuan untuk membau, aroma napas tidak sedap, batuk dan sesak pada anak (Hardiansyah, 2018).
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya sinusitis antara lain makan-makanan bergizi serta konsumsi vitamin C untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh; rajin berolahraga agar imun meningkat dan tidak mudah terinfeksi virus maupun bakteri; hindari stress; hindari merokok; usahakan hidung selalu lembab meskipun udara sedang panas; hindari efek buruk dari polusi udara dengan menggunakan masker; bersihkan ruang tempat tinggal; istirahat yang cukup; dan hindari alergen (debu,asap,tembakau) jika diduga menderita alergi (Hardiansyah, 2018);
Menurut Amin & Hardhi, 2015, prinsip pengobatan ialah menghilangkan gejala membrantas infeksi,dan menghilangkan penyebab. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara konservatif dan pembedahan.
Pengobatan konservatif terdiri dari istirahat yang cukup dan udara disekitarnya harus bersih dengan kelembaban yang ideal 45-55%’ antibiotik paling sedikit selama 2 minggu; analgetika untuk mengatasi rasa nyeri seperti ibuprofen, paracetamol dan aspirin; dekongestan untuk memperbaiki saluran yang tidak boleh diberikan lebih dari pada 5 hari; antihistamin jika ada faktor alergi; kortikosteoid seperti jenis nasal spray, fluticasone (Flonase, Veramyst), triamcinolone (Nasacort 24), budesonide (Rhinocort), mometasone (Nasonex), dan beclomethasone (Beconase AQ, Qnasl, dll).
Apabila spray dirasa kurang efektif, dokter akan merekomendasikan cairan saline yang dikombinasikan dengan budenisone (Pulmicort Respules); air saline untuk menjaga kebersihan hidung, mengurangi jumlah kuman, serta membilas iritan lainnya yang menumpuk di dalam hidung. Air saline tersedia dalam bentuk obat semprot dan bisa Anda peroleh di apotek tanpa resep dokter. Namun, Anda juga dapat membuat sendiri air saline di rumah dengan campuran 400 mililiter (ml) air matang, 1 sendok teh baking soda, serta 1 sendok teh garam. (Na’imah, 2016).
Penulis: Kelompok 4, Profesi Stase KMB Angkatan B22 di Ruang Terata
Pembimbing: Ika Nur Pratiwi, S.Kep., Ns., M.Kep.
Editor : Titis Nurmalita
DAFTAR PUSTAKA
Andiyoga, F. (2012). ANALISIS FUNGSI FAGOSITOSIS SEL LEUKOSIT PENDERITA SINUSITIS KRONIK PADA PENGOBATAN GURAH D.
Hardiansyah, R. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SINUSITIS DENGAN TINDAKAN FUNCTIONAL ENDOSCOPIC SINUS SURGERY (FESS) DI RUANG OK RUMAH SAKIT A. DADI TJOKRODIPO BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020. Repository Poltekkes-Tjk, 53(9), 1689–1699.
Laely, N. (2020). Sinusutis. 5–14.
Na’imah, S. (2016). Sinusitis Kronis: Gejala, Penyebab, Hingga Pengobatan. https://hellosehat.com/tht/hidung/sinusitis-kronis/
Pena, S. (2015). Terapi non farmakologis sinusitis.
Siregar, T., & Mardhika, W. D. (2018). Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Sinusitis Di Puskesmas Kecamatan Tebet Jakarta Selatan Periode Januari – Maret 2010. Sainstech: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi, 26(1), 12–19. https://doi.org/10.37277/stch.v26i1.61
Yuliyani, E. A., Kadriyan, H., & Yudhanto, D. (2020). EFEKTIVITAS IRIGASI NASAL DENGAN LARUTAN SALIN ISOTONIS. 9(3), 245–249.