Global Health Issues Over the Last Four Years

2021-09-20 11:47:46


Istilah global health atau kesehatan global kerap kali digunakan dalam banyak penelitian akademis, dokumen pemerintah, dan organisasi internasional. IIona Kickbush dari Graduate Institute of International and Development Studies Geneva mendefinisikan Kesehatan Global sebagai: “health issues that transcend national boundaries and governments and call for actions on the global forces that determine the health of people” (Kickbusch, 2006). Pendapat berbeda mendefinisikan kesehatan global sebagai: “an area for study, research and practice that places a priority on improving health and achieving equity in health for all people worldwide” (Koplan, et al., 2009).

Masalah kesehatan global telah dilihat sebagai salah satu masalah yang serius. Pada awalnya, kesehatan hanya dianggap sebagai domain kebijakan nasional di mana negara memiliki tanggung jawab penuh untuk menjamin kesehatan rakyatnya. Namun demikian, pada era terkini dunia yang ditandai dengan semakin meningkatnya interkoneksi antarsektor dan antaraktor, permasalahan kesehatan semakin menjadi fokus kerja sama internasional. Hal tersebut ditambah dengan munculnya perubahan lingkungan global yang cepat dalam berbagai bidang (misalnya lingkungan hidup, demografi, teknologi, ekonomi, dan lain-lain) yang menjadikan isu ini semakin kompleks dan sulit dikelola.

Perubahan demografi dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dunia dan semakin intensnya perpindahan manusia. Meskipun pertumbuhan penduduk dunia mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, jumlah penduduk telah mencapai 7,8 miliar jiwa. Diperkirakan pada tahun 2050, jumlah penduduk dunia akan mencapai 9,8 miliar jiwa. Padahal, kapasitas bumi untuk menampung jumlah penduduk dunia memiliki keterbatasan. Hal ini terutama dirasakan pada ketersediaan pangan global di mana saat ini diperkirakan hampir 74 juta penduduk dunia membutuhkan bantuan pangan yang mendesak. Ketidaktersediaan pangan secara memadai merupakan ancaman kesehatan yang nyata.

Selain itu, sejak beberapa dekade lalu, globalisasi telah meningkatkan intensitas interaksi dan pertukaran penduduk antarnegara. Pergerakan orang yang cepat dan masif memiliki implikasi bagi kondisi kesehatan masyarakat di seluruh dunia, utamanya yaitu risiko tersebarnya penyakit. Risiko tersebut akan bertambah apabila perpindahan penduduk dilakukan secara ireguler. Para pengungsi/pencari suaka yang meninggalkan wilayah asalnya akibat konflik, misalnya, rentan terhadap masalah-masalah kesehatan seperti kelaparan dan kekurangan gizi serta kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan yang memadai.

Lebih lanjut, globalisasi juga memungkinkan terjadinya pertukaran ide dan meluasnya pergerakan. Hal ini kemudian mendorong inisiatif-inisiatif dari organisasi masyarakat sipil maupun sektor swasta untuk berkontribusi dalam penyelesaian berbagai isu, termasuk kesehatan. Dalam perkembangannya, ini mengubah tata kelola kesehatan global menjadi lebih berjejaring dan melibatkan berbagai aktor, tidak lagi didominasi oleh pemerintah dan organisasi internasional.

Lingkungan hidup juga merupakan salah satu determinan kesehatan yang tengah mengalami perubahan. Perubahan lingkungan (misalnya dalam bentuk perubahan iklim) dianggap sebagai faktor signifikan yang memengaruhi kesehatan masyarakat. Iklim dan cuaca yang tidak menentu dapat meningkatkan penyebaran penyakit, utamanya yang bersumber dari serangga. Serangga-serangga pembawa penyakit dapat berkembang lebih pesat dalam iklim yang lebih hangat. Selain itu, perubahan iklim juga menyebabkan cuaca ekstrem dan bencana alam lebih sering terjadi, yang tentunya dapat memengaruhi sistem dan infrastruktur pelayanan kesehatan. Dalam situasi bencana, seringkali kondisi kurangnya sanitasi dan tidak maksimalnya perawatan kesehatan akibat kerusakan infrastruktur menjadi ancaman kesehatan yang cukup serius. Lingkungan yang berubah juga dapat mendorong evolusi patogen dan munculnya penyakit-penyakit baru.

Penyakit-penyakit baru (misalnya yang ditimbulkan oleh virus-virus influenza dengan strain baru) atau penyakit-penyakit lama yang muncul kembali dapat membawa dampak yang lebih signifikan saat ini, utamanya karena pada masa ini penduduk lebih banyak dan padat serta perpindahannya lebih cepat dan masif. Dalam skenario penyakit-penyakit tersebut menimbulkan outbreak, masyarakat internasional harus siap merespon dengan pengendalian, diseminasi, dan distribusi obat/vaksin yang merata dan dapat diakses. Selain penyakit-penyakit baru, beberapa penyakit lama seperti AIDS pun masih sulit dieradikasi. Meskipun kematian terkait AIDS telah menurun sebanyak 48% sejak tahun 2005, pada tahun 2016, masih terdapat sekitar 36,7 juta orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan 1,8 juta orang yang baru terinfeksi setiap tahunnya.

Pada tahun 2019, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 55% dari 55,4 juta kematian di seluruh dunia. Penyebab kematian global teratas, berdasarkan jumlah total nyawa yang hilang, terkait dengan tiga topik besar: kardiovaskular (penyakit jantung iskemik, stroke), pernapasan (penyakit paru obstruktif kronis, infeksi saluran pernapasan bawah) dan kondisi neonatus – termasuk kelahiran asfiksia dan trauma lahir, sepsis dan infeksi neonatus, dan komplikasi kelahiran prematur. Penyebab kematian dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: menular (penyakit menular dan parasit dan kondisi ibu, perinatal dan gizi), tidak menular (kronis) dan cedera.

Untuk menempatkan kematian akibat COVID-19 ke dalam top 10 cause of death bersama dengan penyebab utama kematian lainnya, berhubungan dengan penyebab yang dijelaskan dalam WHO Global Estimates 2019, jumlah kematian yang dilaporkan pada tahun 2020 akan menempatkan COVID-19 dalam 10 besar. Hanya saja, penyakit jantung iskemik, stroke, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), infeksi saluran pernapasan bawah dan neonatal conditions memiliki peringkat yang lebih tinggi.

Penulis: Ryan Azali (Mahasiswa Program S1 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
Editor : Titis Nurmalita (Airlangga Nursing Journalist)

DAFTAR PUSTAKA

Maryadi, H., et al. (2018). Kesehatan untuk Semua: Strategi Diplomasi Kesehatan Global Indonesia. Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
World Health Organization. (2019). The Top 10 Cause of Death. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death (diakses 29 Agustus 2021).
World Health Organization. (2021). World Health Statistics 2021: Monitoring Health SDGs. Switzerland: World Health Organization.


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT