Tahap Pembuatan Akses AV Shunt pada Pasien Gagal Ginjal Kronik

2022-06-08 14:48:28


Apa itu Gagal Ginjal Kronik?

Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan gagal memelihara keseimbangan cairan serta elektrolit yang berakibat pada peningkatan ureum (Sumah, 2020). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit GGK di Indonesia sebanyak 2% atau 499.800 orang.

Salah satu penatalaksanaan GGK adalah hemodialisis yang bertujuan menghasilkan fungsi ginjal sehingga dapat memperpanjang kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup pada penderita GGK. Hemodialisis adalah proses yang melibatkan difusi dan ultrafiltrasi dengan memanfaatkan perbedaan laju difusi darah ketika melewati membran semipermeabel.

Terapi ini berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. Pasien GGK menjalani proses hemodialisis 1-3 kali seminggu dan setiap kalinya memerlukan waktu 2-5 jam. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya (Maelani et al, 2017).

Apa itu AV Shunt?

Arteriovenous Shunt (AV Shunt) merupakan tindakan operasi menyambungkan (anastomosis) arteri dan vena pada lengan atau bagian tubuh lain dengan tujuan menjadikan sambungan tersebut sebagai akses hemodialisis. AV shunt dibuat untuk meningkatkan efektivitas fungsi dialisis dan mengurangi risiko serta komplikasi yang dapat terjadi pada akses vaskuler lainnya. Pada umumnya, AV Shunt dibentuk pada lengan dengan menyambungkan vena lengan dengan arteri radialis atau ulnaris. Hal ini akan menimbulkan shunt aliran darah dari arteri ke vena sehingga vena membesar dan mengalami epitelisasi.

Sebelum dilakukan pembuatan AV shunt, terlebih dahulu dilakukan perbaikan keadaan umum, seperti hemodialisis dengan double lumen dan transfusi darah, sehingga pasien tidak mengalami overload cairan, Hb meningkat dan ureum atau BUN menurun. Maturasi primer brachiocephalica fistula membutuhkan waktu 8-12 minggu. Sehingga prosedur hemodialisis melalui akses belum dapat langsung dilakukan pasca operasi sampai terjadi maturasi dari internal AV shunt tersebut.

Tahapan Operasi Pembuatan Akses AV Shunt

1. Melakukan desinfeksi steril pada daerah operasi dengan larutan antiseptik. Setelah itu daerah operasi dibatasi dengan menggunakan linen atau kain duk steril

2. Melakukan anestesi lokal menggunakan lidokain 1% ditambahkan epinefrin untuk mengurangi perdarahan. Pertimbangkan anestesi blok untuk menghindari hambatan sistem saraf simpatis.

3. Menginsisi secara longitudinal dan transversal daerah operasi. Jika terjadi perdarahan pada bekas insisi, kendalikan perdarahan.

4. Membuka lapisan fascia dalam pada lengan bawah secara transversal untuk mencari arteri radialis, lalu sisihkan untuk dilakukan anastomosis secara end to end, end to side, ataupun side to side.

5. Meletakkan benang pada arteri yang disisihkan.

6. Melakukan anastomosis antara vena cephalica dengan arteri radialis yang telah diinsisi dengan benang monofilament 6-0 atau 7-0.

7. Melakukan perawatan perdarahan, kemudian luka pembedahan ditutup dengan langsung menjahit kulit dan membebat lengan sesuai prosedur.

Dengan adanya AV shunt vena pada pasien GGK, pasien dapat menahan puncture jarum cuci darah berulang. Diharapkan dengan tindakan AV shunt ini, angka harapan hidup pasien gagal ginjal kronik dapat meningkat. Sebaiknya juga harus didukung oleh disiplin ilmu lainnya, seperti interna, psikolog, dan dukungan dari keluarga pasien.

Referensi :

Putri, Eka, Alini, dan Indrawati. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Menjalani Terapi Hemodialisis Di RSUD Bangkinang. (2020). Jurnal Ners Vol 4 No. 2 Halaman 47 – 55. Diakses 6 Juni 2022.

Sebayang, Abed Nego Okhtara dan Niko Azhari Hidayat. (2020). ARTERIOVENOUS SHUNT SEBAGAI AKSES HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIS. JIMKI. Vol 8 no. 2. Diakses 6 Juni 2022.

Penulis : Dewi Rachmawati (Airlangga Nursing Journalist)

Editor: Rifdayanti M. Amalia (Airlangga Nursing Journalist)


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT