Mengenal Kanker Endometrium

2022-07-05 14:56:59


Kanker endometrium merupakan kanker keenam yang paling sering terjadi pada wanita di seluruh dunia setelah kanker payudara, kolon, paru, serviks dan tiroid. Diperkirakan pada tahun 2018, insiden kanker ini mencapai 382.069 kasus atau sekitar 4,4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita di dunia. Angka kematian yang disebabkan oleh kanker endometrium di dunia diperkirakan mencapai 1,8 per 100.000 wanita pada tahun 2018. Di negara yang sedang berkembang, prevalensi kanker endometrium 4-5 kali lebih rendah dibandingkan negara maju. Berdasarkan data GLOBOCAN, diperkirakan pada tahun 2018 kasus baru kanker endometrium di Asia Tenggara mencapai 20.796 kasus. Indonesia menempati posisi pertama dengan prediksi 6745 kasus. Angka kematian karena kanker ini di Indonesia mencapai 1,9 per 100.000 wanita.

Apa itu kanker endometrium?

Kanker endometrium adalah keganasan yang berasal dari sel-sel epitel yang meliputi rongga rahim (endometrium). Kanker ini terjadi pada endometrium, lapisan paling dalam dari dinding uterus, dimana sel-sel endometrium tumbuh secara tidak terkontrol, menginvasi dan merusak jaringan di sekitarnya.

Faktor risiko

Faktor-faktor tersebut diantaranya :

1. Usia tua meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium dengan jumlah kasus terbanyak pada wanita di atas 70 tahun. Hanya sekitar 5% kanker endometrium ditemukan pada wanita berusia di bawah 40 tahun.

2. Kondisi reproduksi yang berhubungan dengan risiko kanker endometrium, antara lain usia menarche (awal menstruasi) dini (52 tahun) karena terkait dengan paparan estrogen yang lebih lama.

3. Obesitas perempuan dengan kelebihan berat badan 11-25 kg mempunyai peningkatan risiko 3 kali lipat untuk mengalami kanker endometrium, bahkan risiko dapat meningkat hingga 10 kali pada wanita yang mempunyai kelebihan berat badan >25 kg.

4. Keturunan (genetik) riwayat keluarga yang menderita kanker endometrium atau riwayat pribadi yang menderita kanker tipe lainnya (misalnya kanker usus besar dan kanker payudara) juga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.

Jenis kanker endometrium

Jenis kanker endometrium yang sering ditemukan yaitu adenokarsinoma. Adenokarsinoma endometrium dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan gambaran morfologi, patogenesis dan prognosisnya. Kedua tipe tersebut adalah adenokarsinoma endometrium tipe 1 dan tipe 2.

a. Adenokarsinoma Endometrium Tipe 1

Merupakan tipe kanker endometrium yang paling sering ditemukan (80-95% dari semua karsinoma endometrium). Pada umumnya, kanker jenis ini timbul akibat hiperplasia endometrium. Gambaran morfologi histopatologi tipe ini menunjukkan adanya fokus hiperplasia di dalam karsinoma. Adenokarsinoma endometrium tipe 1 memiliki diferensiasi yang baik serta sulit untuk dibedakan dengan kelenjar endometrium normal. Kanker tipe ini tidak menginvasi sampai bagian dalam miometrium dan prognosisnya baik.

b. Adenokarsinoma Endometrium Tipe 2

Adenokarsinoma endometrium tipe ini lebih jarang muncul (10-15% dari seluruh kasus kanker endometrium) dan tidak ada hubungannya dengan hiperplasia. Penderita kanker tipe ini biasanya lebih tua dari penderita tipe 1 dan diferensiasinya buruk. Tipe ini juga tidak ada hubungannya dengan estrogen.

Gejala yang muncul

Gejala yang dapat muncul bisa berupa:

a) Perdarahan rahim yang abnormal

b) Siklus menstruasi yang abnormal

c) Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)

d) Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause.

e) Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)

f) Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul

g) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)

h) Nyeri atau kesulitan dalam berkemih

i) Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

Pengobatan Kanker Endometrium

1. Pengobatan Hormonal

Prinsip pengobatan hormonal ini adalah menciptakan lingkungan hormone rendah estrogen dan asiklik. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. Keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal ataupun jaringan endometriosis. Dengan demikian dapat dihindari timbulnya sarang endometriosis yang baru karena transportasi retrograde jaringan endometrium yang lepas serta mencegah pelepasan dan perdarahan jaringan endometriosis yang menimbulkan rasa nyeri karena rangsangan peritoneum.

2. Pembedahan

Jenis operasi yang paling sering dilakukan pada kanker endometrium adalah histerektomi. Operasi yang dilakukan untuk mengangkat rahim dan leher rahim disebut histerektomi total.

3. Radiasi

Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa). Stadium I dan II secara medis hanya diberi terapi penyinaran. Pada pasien dengan risiko rendah (stadium IA grade 1 atau 2) tidak memerlukan radiasi adjuvan pasca operasi. Radiasi adjuvan diberikan kepada :

a) Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau invasi melebihi setengah miometrium.

b) Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III.

c) Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri

 

Referensi :

Reiza, Yaumil. 2021. Kanker Endometrium. RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang

Sumiarsih. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ca Ovarium Stadium III Post Kemoterapi di RSUD A. W. Sjahranie Samarinda. Samarinda: Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur

 

Penulis: Titis Nurmalita (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Naili Raudiatus Zahra (Airlangga Nursing Journalist)


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT