CEGAH STUNTING DENGAN PERBAIKAN POLA ASUH ORANG TUA

2022-12-22 06:52:50


Apa Itu Stunting ?
Stunting pada balita merupakan kurangnya zat asupan gizi yang cukup yang disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah faktor kurangnya pengetahuan, kurangnya pola asuh, lingkungan yang kurang bersih, terbatasnya akses terhadap pangan dan kemiskinan. Saat ini stunting masih menjadi permasalahan gizi nasional disamping underweight dan wasting.

Fenomena Stunting di Dunia dan Nasional
Meskipun sudah mengalami perbaikan, kejadian stunting di Indonesia masih tinggi di atas standar WHO. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi stunting, namun stunting masih juga terjadi. Menurut UNICEF, WHO dan World Bank Group (2020), melaporkan bahwa secara global ada 149,2 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting angka itu setara dengan 22% anak-anak balita di dunia pada tahun 2020. Merujuk data Riskesdas prevalensi stunting di Indonesia tahun 2018 mencapai angka 30,8%. Namun berdasarkan data terbaru tahun 2019 dari hasil riset studi status gizi balita di Indonesia angka prevalensi stunting mengalami penurunan sebanyak 3% menjadi 27,67%. Hal ini masih menjadi permasalahan karena WHO memiliki target prevalensi maksimal yaitu 20%. Indonesia menempati urutan ketiga dalam prevalensi stunting tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Saat ini Indonesia telah melakukan pemilihan 100 kabupaten/kota prioritas untuk dilakukannya intervensi stunting dan ditargetkan pada tahun 2024 stunting menurun hingga 14%.
Salah Satu Penyebab Stunting Karena Pola Asuh Orang Tua yang Salah
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting yaitu kesalahan ibu dalam pemberian nutrisi anak. Ibu selaku primary care memiliki keterlibatan langsung terhadap status gizi anak (Widayani et al., 2017). Penyebab utama kejadian stunting sebagian besar dipengaruhi oleh faktor dari ibu seperti pendidikan, Body Mass Index ibu, pemantauan pertumbuhan anak yang tidak rutin, kurangnya pemberian keragaman makanan dalam mencukupi kebutuhan gizi pada anak dan imunisasi yang tidak lengkap. Praktik pemberian makan bayi dan anak-anak yang berkontribusi terhadap stunting mencakup pemberian ASI tidak optimal (khususnya, pemberian ASI non eksklusif) dan pemberian makanan pelengkap yang terbatas dalam jumlah, kualitas, dan variasi.

Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Asuh Orang Tua
Perilaku ibu sangat berperan penting dalam mengasuh anak dimana anak sangat membutuhkan perhatian dan dukungan orang tua dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan. Untuk mendapatkan zat gizi yang baik diperlukan pengetahuan orang tua yang baik agar dapat menyediakan menu pilihan yang seimbang. Perilaku orang tua dalam mengasuh balita merupakan salah satu masalah yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada balita dimana perilaku orang tua dalam hal pola asuh yang kurang atau rendah memiliki peluang lebih besar anak terkena stunting dibandingkan orang tua dengan pola asuh baik.

Menurut hasil penelitian Reiher (2019), bahwa pola asuh kurang baik berisiko 8,07 kali lebih besar dibandingkan dengan pola asuh baik, masing-masing dengan persentase status gizi stunting 53% dan 12,3%. Perilaku orang tua merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling susah untuk ditanggulangi, diikuti dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena perilaku lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan, karena faktor lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tua. Apabila hambatan yang dialami orang tua dalam memberikan pola asuh anak tidak dapat diidentifikasi, maka anak akan mengalami stunting akibat tidak tercukupinya kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan. Pada akhirnya secara luas stunting akan menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.

Menurut hasil penelitian Reiher (2019), bahwa pola asuh kurang baik berisiko 8,07 kali lebih besar dibandingkan dengan pola asuh baik, masing-masing dengan persentase status gizi stunting 53% dan 12,3%. Perilaku orang tua merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling susah untuk ditanggulangi, diikuti dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena perilaku lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan, karena faktor lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku orang tua. Apabila hambatan yang dialami orang tua dalam memberikan pola asuh anak tidak dapat diidentifikasi, maka anak akan mengalami stunting akibat tidak tercukupinya kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan. Pada akhirnya secara luas stunting akan menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.

Penulis : Fathmy Fitriani Soulissa, S.Kep., Ns. (Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Komunitas, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT