MANAJEMEN MANDIRI PASIEN GAGAL JANTUNG

2022-12-23 06:20:24


Manajemen diri pada pasien gagal jantung kronis atau Congestive Heart Failure (CHF) sebagai “aktivitas sehari-hari yang menjaga kestabilan kondisi pasien”. Pasien wajib memantau gejala, mematuhi pengobatan, diet, olahraga dan mengelola gejala dengan memahami perubahan kondisi. Manfaat manajemen mandiri pasien dapat menurunkan angka rawat ulang di rumah sakit, meningkatkan kualitas hidup, dan menurunkan kekambuhan gejala gagal jantung (Prihatiningsih and Sudyasih, 2018).
Manajemen diri pada pasien gagal jantung kronis perlu mempelajari perilaku seperti:
1. Mengelola Gejala
2. Kepatuhan pengobatan dan minum obat menunjukkan tingginya kepercayaan pasien terhadap obat-obatan dalam penanganan gagal jantung.
3. Pendidikan kesehatan
4. Monitoring kondisi adanya edema pada kaki. Pembengkakan di area tungkai merupakan tanda umum tersering munculnya gejala gagal jantung.
5. Diet pembatasan garam, panduan American Heart Association (AHA) merekomendasikan pembatasan garam (natrium) dalam manajemen gagal jantung sebanyak 1500 mg/hari
6. Berat Badan
7. Pemantauan Tekanan Darah
8. Olahraga sangat bermanfaat bagi pasien gagal jantung yaitu mampu meningkatkan kapasitas latihan fisik, menurunkan kekambuhan gejala saat latihan dan meningkatkan kualitas hidup.

Manajemen mandiri pasien dikaitkan dengan penurunan resiko kematian dan lebih sedikit masuk rumah sakit. Namun ada sedikit kepastian terkait dengan manfaat dari beberapa aspek perawatan diri, seperti pilihan gaya hidup dan pembatasan cairan. Manajemen diri di Congestive Heart Failure (CHF) biasanya melibatkan adaptasi perilaku. Pasien mungkin perlu mempelajari perilaku baru, seperti mempelajari cara memantau dan mengelola gejala dan rejimen medis yang kompleks. Pasien mungkin juga perlu menghindari atau berhenti merokok, beradaptasi (misalnya membatasi asupan natrium, kolesterol dan cairan mereka) dan mempertahankan (misalnya berolahraga secara teratur). Meskipun target telah direkomendasikan untuk praktik manajemen gagal jantung terbaik (seperti membatasi cairan hingga 1,5 liter per hari dan untuk memantau perubahan berat badan> 2 kg selama tiga hari), target ini perlu disesuaikan dengan gejala pasien dan profil status penyakit dan pengaturan ulang.
Misi dan visi American Heart Association untuk membangun hidup yang lebih sehat, bebas dari penyakit kardiovaskular dan stroke. Bukti yang mendukung perilaku perawatan diri tertentu seperti diet dan olahraga, hambatan perawatan diri, dan efektivitas perawatan diri dalam meningkatkan hasil ditinjau, seperti bukti yang mendukung berbagai pendekatan individu, berbasis keluarga, dan berbasis komunitas untuk meningkatkan perawatan diri. Meskipun ada banyak perbedaan dalam hubungan antara perawatan diri dan hasil, ada bukti kuat bahwa perawatan diri efektif dalam mencapai tujuan rencana perawatan dan tidak dapat diabaikan. Dengan demikian, penekanan yang lebih besar harus ditempatkan pada perawatan diri dalam pedoman berbasis bukti (Riegel et al., 2017).
Gagal jantung dengan kelas fungsional III dan IV sudah mengalami banyak keterbatasan fisik sehingga pasien tidak mampu untuk melakukan perawatan mandiri dan memerlukan bantuan orang sekitar dan keluarga. Dukungan sosial terutama dukungan keluarga dan orang-orang sekitar pasien sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Proses penyembuhan akan semakin efektif jika terdapat kerjasama dan partisipasi penuh dari keluarga (Fikriana, 2018). Peran aktif serta motivasi dari anggota keluarga dapat memberikan energi positif bagi seorang pasien dalam menghadapi penyakitnya. Pasien yang memiliki motivasi yang tinggi akan berjuang melawan penyakitnya walaupun harapan untuk pemulihan tipis (Fauzi and Yuniarti, 2017). Wawancara motivasi secara efektif dapat meningkatkan perawatan diri pasien gagal jantung dibandingkan pendidikan kesehatan tradisional, wawancara motivasi memiliki efek yang lebih signifikan (Cene et al., 2015).
Bentuk motivasi keluarga tertinggi dalam perawatan mandiri pasien adalah kepedulian keluarga mengenai keadaan pasien. Hasil ini juga terjadi pada penelitian (Melia, 2016) tentang upaya keluarga dalam penyembuhan pasien menggambarkan bahwa kepedulian keluarga dalam kategori cukup baik. Tingkat kepedulian pasangan tidak hanya tentang bagaimana memberikan pengobatan agar pasien cepat sembuh tetapi juga memberikan kasih sayang, perhatian dan semangat untuk menghadapi penyakitnya.
Bentuk motivasi yang kedua adalah penerimaan keluarga mengenai keadaan pasien. Penerimaan keluarga merupakan suatu efek psikologis dan perilaku dari keluarga pasien yang dapat ditunjukkan melalui perhatian, dukungan dan pengasuhan yang dibutuhkan oleh pasien. Ketiga yaitu pendampingan keluarga saat berkunjung ke pusat layanan kesehatan. Sejalan dengan penelitian di Amerika diketahui bahwa 61% keluarga sering atau selalu menemani anggota keluarga yang sakit untuk kontrol rutin. Pasien yang sering ditemani pada setiap kunjungan memiliki skor pemeliharaan perawatan diri 6.4 poin lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah/jarang didampingi ketika kunjungan (Cene et al., 2015)


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT