Pentingnya Meningkatkan Regulasi Diri dalam Mencegah Perilaku Seksual Beresiko pada Remaja

2022-12-23 08:31:48


Masa remaja atau periode dari usia 10 hingga 19 tahun merupakan masa perkembangan seksual yang cukup besar dalam mengadopsi perilaku seksual beresiko. Seiring dengan perubahan zaman Perilaku seksual beresiko pada remaja semakin dianggap normative, tidak menjadi hal yang tabu lagi seperti dahulu dan menjadi gaya baru bagi remaja. Ketika remaja tidak melakukan perilaku seksual akan dianggap ketinggalan jaman, kuno dan sebagainya. Padahal perilaku seksual dapat menjadi masalah serius yang dapat menimbulkan berbagai Infeksi Menulas Seksual (IMS) seperti hepatitis C, hepatitis B, Human Immuno-deficiency (HIV) dan berbagai infeksi menular seksual lainnya serta kecacatan dan kematian pada remaja, selain itu perilaku seksual juga dapat menyebabkan remaja mengalami putus sekolah karena hamil sebelum sehingga membuat remaja mengalami penyesalan, depresi, hingga resiko bunuh diri.
“Banyak sekali dampak buruk yang terjadi pada remaja akibat dari perilaku seksual beresiko, hal ini dapat terjadi karena remaja tidak mampu mengendalikan dirinya terhadap adanya dorongan seksual dan mudah terpengaruh oleh berbagai faktor baik dari luar ataupun dari dala seperti adanya pengaruh dari teman sebaya, media social, kurangnya pengawasan dari orang tua, kurang terpapar informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi sehingga menyebabkan remaja tidak mampu melakukan kontrol terhadap pencegahan perilaku seksual” ucap Wahyu Agustin.
Peningkatan dorongan atau hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku seksual tertentu. Salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi remaja dalam mencegah perilaku seksual beresiko adalah regulasi diri (Self-Regulation) dimana remaja yang memiliki regulasi tinggi akan mampu mengendalikan perilaku seksual mereka. Regulasi diri merupakan kemampuan individu untuk mengontrol perilakunya dengan mengatur adanya pengaruh lingkungan, menghasilkan dukungan kognitif, dan membuat konsekuensi atas tindakannya untuk mencapai suatu tujuan dan menghindari rangsangan emosional yang dapat mengganggu perkembangan individu.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam meningkatkan regulasi diri menurut Miller & Brown (1991) adalah sebagai berikut:
1. Menerima informasi yang relevan dari berbagai sumber. Remaja akan mencari dan menerima informasi yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuannya
2. Melakukan evaluasi terhadap informasi yang diterima dan membandingkannya dengan norma-norma yang ada
3. Kecenderungan remaja untuk melakukan perubahan dengan cara berfikir maupun berperilaku secara kreatif dalam menanggapi suatu masalah
4. Memilih suatu solusi dari berbagai jenis solusi yang tersedia
5. Menyusun suatu strategi untuk menyelesaikan permasalahan dengan melihat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyelesaian masalah tersebut.
6. Menerapkan strategi yang telah dirancang sebelumnya
7. Melakukan evaluasi terhadap strategi yang telah diterapkan dengan cara mengukur efektivitas strategi dalam mengubah cara pandang orang atau dapat juga diketahui dengan efektivitas strategi dalam menambah informasi orang lain
Melalui peningkatan regulasi diri diharapkan remaja dapat melakukan pencegahan terhadap perilaku seksual beresiko serta dapat meningkatkan kesehatan reproduksi dan angka kejadian perilaku seksual beresiko dapat menurun. Remaja dapat fokus dalam melakukan aktivitas yang positif seperti belajar, berorganisasi dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat untuk mencapai tujuan masa depan yang lebih cerah dan baik.


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT