Perawatan Paliatif Pada Pasien Rawat Inap di masa Pandemi COVID-19

2022-12-23 08:48:45


COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan China dan sampai saat ini menyebar ke 235 negara di dunia. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit dengan mekanisme penyebaran yang cepat dan telah menimbulkan krisis diberbagai belahan dunia. COVID-19 telah berdampak pada status kesehatan di seluruh dunia baik secara fisik maupun psikologis. Dampak psikologis COVID-19 seperti ketakutan dan kekhawatiran dikarenakan resiko penularan tinggi, morbiditas dan mortalitas yang tinggi serta belum ditemukan obatnya. Pasien yang dinyatakan positif COVID-19 yang memiliki gejala sedang dan berat di haruskan untuk menjalani perawatan di Rumah sakit. Selama menjalani masa isolasi pasien hanya mendapat pengobatan pada gejala, perawatan suportif dan pencegahan komplikasi karena obat pada target belum ditemukan. Hal itulah yang menyebabkan pasien mengalami gangguan psikologis karena kekhawatiran terhadap kondisinya dan takut kematian. Sehingga setiap pasien yang menjalani rawat inap membutuhkan intervensi selain terapi medis untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kualitas hidupnya.
Berbagai bentuk intervensi yang memungkinkan dapat dilakukan tidak secara langsung maka akan dilakukan dengan jarak jauh, termasuk terapi untuk meminimalkan dampak psikososial yang dialami pasien. Terutama pada pasien yang telah dalam kondisi kritis atau akhir kehidupan cenderung gelisah, cemas dan membutuhkan terapi. Kondis krisis tersebut sangat membutuhkan perawatan paliatif. Perawatan paliatif harus dilakukan dengan tetap memperhatikan resiko penularan COVID-19 baik dari pasien ke petugas atau sebaliknya. pelayanan kesehatan berupaya untuk menyediakan pelayanan paliatif secara jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi, menghemat APD, efisien biaya dan dapat memenuhi kebutuhan pasien.
Perawatan paliatif dengan metode luring
Perawatan paliatif dengan metode luring atau tanpa teknologi tidak boleh ditinggalkan karena perawatan secara langsung tetap melibatkan kerendahan hati, perasan dan ekspresi secara verbal dan nonverbal dapat diterima pasien secara langsung. Beberapa konsultasi masih memerlukan konsultasi tatap muka, misalnya, saat pasien mengalami gangguan pendengaran, tidak dapat menggunakan teknologi, atau memerlukan pemeriksaan fisik.
Perawatan Paliatif pada pasien rawat inap dengan metode daring (berbasis teknologi)
Intervensi palliative care menggunakan video ini memang tidak sepenuhnya mampu menggantikan peran dari perawatan secara face to face. Tetapi terapi ini cukup membantu untuk mengurangi penularan COVID dan mengurangi kecemasan pada pasien. Penggunaan teknologi memang dapat menggantikan pertemuan tatap muka secara langsung dan efektif dalam memberikan perawatan yang sesuai kepada pasien. Bentuk perawatan paliatif yang diberikan berupa dukungan kepada psien COVID-19. Selain pada pasien perawatan paliatif juga diberikan kepada keluarga. Beberapa jenis perawatan paliatif dengan metode daring antara lain E-Health Patient dan E-Health family. Teknologi yang digunakan yaitu menggunakan telephone sehingga terapi paliatif yang di berikan adalah terapi paliatif berbasis komunikasi. Hal ini diikuti dengan setiap layanan kesehatan memiliki protokol perawatan paliatif untuk manajemen gejala dan dukungan psikologis. Aplikasi yang sering digunakan adalah Zoom, video Google Hangouts, atau obrolan video WhatsApp. Privasi dan keamanan data pasien akan terlindungi. Intervensi yang paling umum adalah perawatan psikologis, pengendalian nyeri dan gejala dan konseling gizi. Separuh dari intervensi disediakan oleh konferensi video. Metode ini lebih efektif, dapat diakses, dapat diterima, dan hemat biaya.


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT