Theory Model Keyakinan Kesehatan (HBM) untuk memprediksi Niat dalam Menerima Vaksin COVID-19

2022-12-26 07:54:45


Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Akut Parah Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Dalam beberapa bulan, penyakit ini menyebar secara luas ke seluruh dunia, menyebabkan beban kemanusiaan dan ekonomi yang parah, dan membebani sistem kesehatan secara global. Pada 12 Mei 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan lebih dari 164,5 juta kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk sekitar 3,5 juta kematian, secara global, Pertanggal 26 September 2022 angka kejadian COVID-19 di Indonesia masih dikatakan belum stabil mengingat prevalensi mencapai kejadian mencapai 6.423.873, dengan angka kematian 158.036 orang.

WHO mengidentifikasi keraguan vaksin sebagai ancaman utama bagi kesehatan global. Keraguraguan vaksin bisa karena ketidaknyamanan dalam mengakses vaksin, rasa puas diri, atau kurangnya kepercayaan Selain itu, pengaruh/kekuatan yang tidak terukur dapat membuat masalah menjadi lebih kompleks yang tergantung pada konteks, waktu, tempat, dan jenis vaksin. Sebuah studi multinegara tentang keragu-raguan vaksin COVID-19 melaporkan bahwa sikap positif terhadap vaksin COVID-19 dikaitkan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pendapatan, jumlah kasus dan tingkat kematian yang sedang hingga tinggi, dan kepercayaan pada pemerintah masing-masing.

Model keyakinan kesehatan individual merupakan kerangka kerja konseptual yang telah digunakan untuk menjelaskan, memprediksi, dan mempengaruhi perilaku individu atau kelompok dalam kaitannya dengan masalah kesehatan. Model ini menjelaskan bahwa tindakan yang berkaitan dengan masalah kesehatan memerlukan adanya motivasi yang cukup (misalnya penyakit atau masalah kesehatan), ancaman yang dirasakan, keyakinan akan masalah/komplikasi kesehatan yang serius yang disebabkan oleh penyakit itu, manfaat yang dirasakan, keyakinan bahwa mematuhi rekomendasi kesehatan akan bermanfaat dalam mengurangi ancaman yang dirasakan, dan bahwa manfaatnya lebih besar daripada biayanya. Model Keyakinan kesehatan individual digunakan oleh beberapa penelitian untuk memprediksi niat untuk menerima vaksin. Studi ini mengungkapkan bahwa keragu-raguan vaksin COVID-19 tinggi.
Konstruksi Keyakinan kesehatan individual juga memprediksi kesediaan untuk menerima vaksin COVID-19. Kerentanan dan keparahan yang dirasakan dari vaksin COVID-19 dan manfaat yang dirasakan dari vaksin terhadap COVID-19 secara positif terkait dengan niat vaksinasi COVID-19, sedangkan hambatan yang dirasakan terkait secara negatif. Individu lebih mungkin untuk mendapatkan vaksin setelah mendapatkan informasi yang lengkap dan ketika vaksinasi akan lebih umum di kalangan masyarakat. Indonesia bertujuan untuk kembali ke kehidupan normal secara bertahap dan berhati-hati dari tindakan pembatasan COVID-19. Dalam konteks ini, cakupan vaksinasi yang tepat dapat membantu mengurangi infeksi dan tingkat kematian akibat COIVD-19. Oleh karena itu untuk mencapai target herd immnutiy cakupan vaksinasi harus ditingkatkan kembali, khususnya dalam pemberian vaksin booster.


KIRIM TULISAN
LITERASI HIDUP SEHAT