Pengaruh Edukasi Berbasis Web Terhadap Manajemen Diri Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD. Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang

2022-09-19 03:58:13


Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah masalah kesehatan masyarakat yang berkembang karena meningkatnya insiden dan perkembangannya menjadi penyakit ginjal stadium akhir (ESRD). Ketidakpatuhan pasien terhadap pembatasan cairan dapat menyebabkan hipervolemia, mengakibatkan beban sirkulasi yang berlebihan, edema, gangguan kardiovaskular, gangguan fungsi kognitif dan kematian. Kurangnya informasi merupakan faktor yang berkontribusi terhadap ketidakpatuhan terhadap rejimen terapi, terutama pembatasan asupan cairan dan natrium, yang dapat menyebabkan peningkatan morbiditas. End Stage Renal Disease (ESRD)/ penyakit ginjal stadium akhir membutuhkan perawatan berkelanjutan dengan obat-obatan dan dialisis; diit pasien, manajemen cairan, aktivitas, manajemen emosi, aktivitas waktu luang, dan kehidupan sosial semua harus disesuaikan dengan keadaan penyakit mereka. Edukasi berbasis web terhadap manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis menggunakan pendekatan Teori Social Learning Theory, setiap strategi intervensi pertama-tama harus mengatasi potensi keterbatasan dalam pengetahuan dan efikasi diri di antara populasi target. Teori Social Learning Theory dalam meningkatkan manajemen diri PGK dengan memperkuat pengetahuan dan self-efficacy masyarakat. Manajemen diri melibatkan pemahaman tentang strategi manajemen diri dan memiliki kepercayaan diri (efikasi diri) dalam menerapkan strategi ini untuk mengelola penyakit. Edukasi berbasis web mengacu pada program intervensi mandiri yang dijalankan melalui program online yang dapat digunakan oleh pasien mendapatkan informasi tentang PGK. Edukasi berbasis Web dapat digunakan dengan mudah kapan saja dan di mana saja, dapat menjadi media yang tepat untuk manajemen perawatan diri pasien hemodialisis.
Edukasi memegang peranan yang sangat penting dalam penatalaksanaan pasien yang menjalani hemodialisis dan diharapkan pemberian edukasi kepada pasien dapat merubah perilaku pasien dalam meningkatkan manajemen diri. model Social Learning yaitu mempelajari pola perilaku baru, mengurangi ketakutan dan pola disfungsional lainnya, mempelajari kontrol diri. Manajemen PGK termasuk memperlambat perkembangan ke ESRD dan penurunan risiko komplikasi kardiovaskular melalui pengelolaan fungsi ginjal dan Faktor risiko perkembangan PGK seperti hipertensi dan kencing manis. Pembelajaran berbasis web dapat di akses kapan saja dan dimana saja Penyebaran informasi yang sangat cepat dan tidak terikat pada ruang dan waktu telah menjadi keunggulan web. Dengan web, seseorang dapat dengan mudah melakukan berbagai hal tanpa harus beranjak dari rumahnya (Husaeni, 2018).
Edukasi berbasis web yang berfokus pada manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis adalah pendekatan pendidikan yang efisien yang dapat diberikan kepada beberapa individu dan tidak memiliki batasan waktu dan tempat, tidak seperti pelatihan offline pendidikan berbasis web memiliki keunggulan aksesibilitas yang lebih besar dan pembelajaran berulang yang diarahkan sendiri tanpa batasan waktu dan tempat (Lim & Yi, 2021). Social Learning Theory telah digunakan secara luas untuk memahami perilaku manajemen diri PGK. Istilah 'self-efficacy' menunjukkan keyakinan seseorang pada kemampuan mereka untuk mencapai tujuan seperti mengelola kesehatan mereka secara efektif. Efikasi diri adalah keyakinan pribadi untuk menjadi sukses dalam situasi tertentu. Dengan kata lain, self-efficacy adalah mempertimbangkan pendapat dan penilaian seseorang tentang kemampuan melakukan tugas individu dalam keadaan tertentu (Lee et al., 2021).
Metode terdiri dari 2 tahapan: tahapan penelitian 1 studi pendahuluan, Studi Literature, konsultasi pakar untuk menyusun web dan modul. Tahapan penelitian 2, metode yang digunakan tahapan penelitian 2 menggunakan quasi eksperimental dengan pendekatan pretest-posttest control group design untuk mengetahui manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis sebelum dan sesudah perlakuan. Penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek yang diuji pretest dan post test. Tahapan penelitian 1 peneliti mencoba menggali atau mengekspolarasi tentang kebutuhan edukasi berbasis web terhadap manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis melalui studi pendahuluan pasien diwawancara terhadap 15 partisipan. Pada tahap penelitian pertama dihasilkan draft modul dan web. Modul tersebut kemudian diintervensikan pada tahapan penelitian 2 untuk mengetahui pengaruh edukasi berbasis web terhadap manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis. Metode pengambilan sampel yang digunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling (n=34) yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok perlakuan (n=17) dan kelompok kontrol (n=17). Pada kelompok perlakuan diberikan edukasi berbasis web selama satu bulan, sedang kelompok control diberikan leaflet sesuai standar di tempat pelayanan kesehatan.
Hasil tahapan penelitian 1 didapatkan 4 tema dan 27 sub tema terkait empat tema tersebut diantaranya adalah konsep PGK dan hemodialisis, manajemen cairan, manajemen diit, manajemen pengobatan. Hasil penelitian tahap 2 menunjukan diketahui bahwa sebelum diberikan perlakuan, baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol, sebagian besar responden memiliki Manajemen Diri dalam kategori sedang. Setelah diberikan perlakuan, pada kelompok kontrol terjadi perubahan Manajemen Diri dari kategori sedang menjadi tinggi. Sedangkan pada kelompok intervensi, setelah diberikan perlakuan, terjadi peningkatan persentase manajemen diri dalam kategori sedang menjadi kategori tinggi dan sangat tinggi.
Pemberian edukasi berbasis web berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis kedua kelompok perlakuan dan kontrol memiliki manajemen diri cenderung sama yaitu kategori sedang. Setelah diberikan perlakuan, pada kelompok kontrol terjadi perubahan manajemen diri dari kategori sedang menjadi tinggi. Sedangkan pada kelompok intervensi, setelah diberikan perlakuan, terjadi peningkatan persentase manajemen diri dalam kategori sedang menjadi kategori tinggi dan sangat tinggi. Edukasi berbasis web yang berfokus pada manajemen diri pasien yang menjalani hemodialisis adalah pendekatan pendidikan yang efisien yang dapat diberikan kepada beberapa individu dan tidak memiliki batasan waktu dan tempat, tidak seperti pelatihan offline pendidikan berbasis web memiliki keunggulan aksesibilitas yang lebih besar dan pembelajaran berulang yang diarahkan sendiri tanpa batasan waktu dan tempat (Lim & Yi, 2021). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Terdapat perbedaan manajemen diri setelah diberikan edukasi berbasis web secara signifikan efektif meningkatkan manajemen diri pasien yang menjalani Hemodialisis.
Artikel ini ditulis oleh Yosin Herloheti Pella, Mahasiswa Magister Keperawatan. Penulis tertarik untuk pengaruh edukasi berbasis web terhadap manajemen diri pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta kesadaran pasien dalam melakukan manajemen diri secara optimal.


KIRIM TULISAN
<