2022-09-26 06:57:47
Keberadaan pasien skizofrenia membuat keluarga merasa tertekan atau stres. Situasi keluarga seperti pembagian peran keluarga yang tidak seimbang, kondisi keuangan yang terbatas, dan pemahaman keluarga dalam menerima pasien skizofrenia menyebabkan keluarga merasakan beban yang berat (Fitryasari, 2020).
Tingginya angka kejadian skizofrenia dan kekambuhan disebabkan karena selama ini masyarakat mengangggap bahwa skizofrenia merupakan aib bagi keluarga, situasi di luar keluarga seperti tingginya stigma (penilaian negatif) dari masyarakat, rendahnya dukungan sosial serta pelayanan kesehatan jiwa yang sulit dijangkau (Purwanti, 2020) serta tingkat ketergantungan pasien yang sangat tinggi menimbulkan stress (Fitryasari, 2020)dan rasa tidak berdaya merawat pasien skizofrenia dalam jangka waktu yang lama. Tidak jarang jika ada salah satu anggota dari keluarga yang menderita skizofrenia mereka melakukan pemasungan (Purwanti, 2020).
Pengembangan model pemberdayaan keluarga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta kemandirian keluarga dalam merawat pasien skizofrenia (Sulastri, 2018). Kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia meliputi pemenuhan kebutuhan ADL (Actifity Daily Living), sikap menumbuhkan harapan dan optimisme, pengawasan pengobatan, kontrol ekspresi emosi keluarga, upaya pencegahan kekambuhan dan interaksi sosial (Mundakir and Hasanah, 2019).