2022-10-04 07:43:54
Teknologi sesluler telah banyak memberikan perubahan pada jutaan kehidupan manusia (Jusoh, 2017). Penggunaan smartphone menyebabkan percepatan pengembangan beberapa aplikasi mHealth. Aplikasi mHealth dikaitkan dengan layanan perawatan kesehatan dan dapat diakses masyarakat melalui perangkat smartphone dimana saja dan kapan saja (Gupta et al., 2022). Aplikasi mHealth ini memungkinkan pengguna tetap terhubung dengan tenaga kesehatan yang professional dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya (Milne- Ives et al., 2020).
Pengguna aplikasi mHealth dianjurkan untuk berkontribusi dalam strategi manajemen perawatan kesehatan mereka sendiri, terutama dalam hal pencegahan dan/atau manajemen mandiri dari kondisi kronis (Sittig et al., 2020) seperti diabetes mellitus. Secara global diabetes mellitus merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas (Mehraeen et al., 2022). Mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular dan factor resikonya seperti diabetes mellitus merupakan hal yang paling utama dalam pembuatan layanan kesehatan (Rachata & Temdee, 2021). Pelatihan manajemen diri diabetes, pemberian edukasi pada individu dalam mengelola diabetes mellitus merupakan bagian terpenting dalam manajemen klinis. Selain itu, manajemen diri yang ekstensif terkait diet, aktivitas fisik atau olahraga dan pengobatan juga merupakan hal yang penting dalam mengelola diabetes mellitus (Chai et al., 2018). Manajemen diri pada pasien diabetes mellitus sangat penting untuk mencapai tujuan ideal dalam perawatan pasien, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan status psikologis, spiritual dan sosial pasien. Pasien diabetes mellitus didorong untuk memonitor asupan makanan, aktivitas fisik, kadar glukosa darah, kepatuhan minum obat, perawatan kaki, kesehatan mata dan cara perawatan diri lainnya (Mehraeen et al., 2022).
Meningkatnya prevalensi kejadian diabetes mellitus dan tingginya angka keparahan program manajemen diri memberikan tekanan pada system kesehatan terutama pada perawatan primer, dimana seringnya dokter tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan pengobatan terhadap pasien diabetes mellitus (Gupta et al., 2022). Menanggapi hal tersebut, aplikasi seluler memainkan peran yang sangat menguntungkan dalam membantu pasien melaksanakan tugas manajemen diri mereka (Mehraeen et al., 2022). Telah banyak penelitian yang dilakukan mengenani kegunaan aplikasi berbasis android dalam memgendalikan atau mengelola diabetes mellitus salah satunya di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, seperti penelitian yang dilakukan oleh (Mufidah, 2020) yang membuktikan bahwa aplikasi android mendukung upaya promosi kesehatan yang sangat efektif dalam menyampaikan informasi serta meningkatkan self efficacy, self care, pengetahuan dan motivasi pada pasien diabetes mellitus.
Berbagai aplikasi mHealth telah banyak dikembangkan dan mudah untuk didapatkan. Aplikasi mHealth menawarkan berbagai macam fitur manajemen diri dalam pengelolaan diabetes mellitus seperti melacak kadar gula darah, manajemen berat badan, tekanan darah, aktivitas fisik, pengingat minum obat, melacak obat-obatan yang dikonsumsi, catatan monitor glukosa darah, edukasi diabetes, edukasi pemberian insulin, perawatan kaki, perawatan mata dan lain sebagainya (Gupta et al., 2022). Penilaian kualitas aplikasi mHealth terhadap pengelolaan diabetes mellitus dilakukan dengan menggunakan skala MARS (Mobile App Rating Scale) dengan kriteria 1 (tidak memadai) sampai dengan 5 (sangat baik). Melalui penilaian menggunakan skala MARS membuktikan 6 dari 11 aplikasi memiliki kualitas yang baik. Adapun aplikasi mHealth yang memiliki kualitas yang baik adalah mySugr, One Touceh Reveal, Diabetes:M, BeatO Smart Diabetes Management, Glucose Buddy dan Health2Sync- Diabetes Care.
Namun demikian, beberapa pasien terutama orang tua, mengalami beberapa kesulitan ketika menggunakan aplikasi ini yang mungkin melelahkan secara fisik terutama pasien yang memiliki penyakit seperti penglihatan berkurang, radang sendi dan kesulitan untuk meraih smartphone. Selain itu, pasien yang lebih tua mungkin tidak terbiasa dengan teknologi dan merasa sulit untuk memanfaatkan aplikasi ini (Mehraeen et al., 2022). Oleh karena itu, dalam mengembangkan aplikasi seluler dimasa depan peneliti harus memaksimalkan efesiensinya.
Penulis : Hana Zumaedza Ulfa