Airlangga Beraksi 2023 : Manfaatkan Limbah Dapur untuk Ecoenzyme

2023-10-10 17:15:49


Rabu, 6 September 2023 kegiatan kedua setelah pelatihan pembuatan briket, Airlangga Nursing Jurnalis lanjutkan pelatihan pembuatan ecoenzyme dari sampah dapur. Kegiatan pelatihan pembuatan Ecoenzyme ini dilakukan tepat setelah pelatihan briket selesai yang bertempat di Balai Desa Wirotaman, Ampel Gading, Malang. Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh kepala Desa Wirotaman Bapak Ahmad Sholeh beserta perangkat desa lainnya dan kelompok tani Desa Wirotaman. Kegiatan pelatihan pembuatan ecoenzyme ini merupakan bentuk implementasi program SDG’s point 13 tentang penanganan perubahan iklim. Dimana hal ini berhubungan karena salah satu akibat terjadinya perubahan iklim adalah dengan adanya penumpukan sampah organik yang dihasilkan manusia seperti sampah dapur. Program SDG’s ini bertujuan untuk memberikan kegiatan pembangunan berkelanjutan guna mengurangi permasalahan baik secara geografi hingga ke perekonomian masyarakat. Dimana pembuatan ecoenzyme ini bukan hanya untuk meningkatkan perekonomian saja namun juga memberi manfaat dan keuntungan pada para petani dalam pemanfaatan limbah sampah organik dari dapur dijadikan pupuk bagi kesuburan tanah dan tanamannya. Selain harga yang lebih murah dan mudah dalam pembuatannya, ecoenzyme ini juga mampu memberikan efek besar pada perbaikan kondisi bumi kita akibat penumpukan sampah organik yang menyebabkan pemanasan global.

Ecoenzyme merupakan hasil fermentasi dari sampah organik yang dapat dimanfaatkan baik dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan, kesehatan, maupun untuk kecantikan. ecoenzyme merupakan hasil fermentasi dari sampah organik yang ditambahkan dengan air dan molase atau gula merah. Pelatihan pembuatan ecoenzyme dilakukan di Desa Wirotaman ini karena dengan banyaknya hasil alam yang melimpah secara tidak langsung sampah yang dihasilkan masyarakat pun juga cukup banyak. Sampah yang dihasilkan mulai dari sampah dapur maupun sampah sayuran yang dibuang karena tidak lulus sortir dari petani sayuran. Oleh sebab itu guna mengurangi produksi limbah sampak organik di Desa Wirotaman kami berinovasi untuk memberikan pelatihan pada warga khususnya kelompok tani untuk memanfaatkan limbah sampah tersebut agar dapat berguna bagi kebutuhan perawatan pertanian para petani.

Gimana sih cara buat ecoenzyme itu ?

Alat :

1. Toples / wadah lain bermulut besar. (10 Liter / dengan volume lainnya)

2. Laban

3. Plastik

4. Gunting

5. Spidol

 

Bahan :

1. Sampah Organik

2. Molase / Gula Merah

3. Air

 

Cara membuat ecoenzyme :

1. Masukkan 60% air dari jumlah volume full wadah yang akan digunakan.

2. Masukan 10% dari total air molase / gula merah ke air dalam wadah.

3. Aduk molase/gula merah dalam air hingga merata.

4. Masukan 30% sampah organik pada campuran molase/gula merah dan air.

5. Aduk sambil remas sampah organic dalam campuran molase/gula merah hingga ukuran sampah organiknya lebih kecil.

6. Tutup toples tempat wadah ecoenzyme dengan rapat, lalu lapisi bagian luar dengan plastic kresek dan laban wadah toples hingga rapat dan kedap udara.

7. Tulis tanggal pembuatan pada toples dengan spidol.

8. Pembuatan ecoenzyme telah selesai dan bisa dipanen minimal 90 hari / 3 bulan setelah proses pembuatan.

 

Ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan. Dimana untuk wadah ecoenzyme diusahakan :

1. Tidak bermulut kecil seperti botol air mineral dan sejenisnya.

2. Tidak berbahan kaca, tetapi berbahan plastiK.

3. Diperbolehkan menggunakan wadah bekas.

 

Jenis Air yang dapat digunakan untuk ecoenzyme :

1. Air isi ulang.

2. Air sumur.

3. Air gallon.

4. Air buangan AC.

5. Air PAM (Didiamkan minimal 24 jam untuk mengendapkan kaporit dan bisa dipisahkan).

6. Air hujam (Ditampung langsung, bukan melalui genteng dan sebaiknya diendampkan 24 jam).

Selain air dan wadah kategori sayuran atau sampah organic yang digunka juga memiliki kategori, diantarnya :

1. Belum dimasak.

2. Tidak busuk, berulat, dan berjamur.

3. Tidak berminyak.

4. Tidak kering/keras.

Lokasi penyimpanan ecoenzyme juga harus dihindarkan dari paparan sinar matahari. Pelatihan pembuatan ecoenzyme ini dibuat untuk memberikan wawasan pada Masyarakat Desa Wirotaman tentang pengolahan limbah sampah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan yang memiliki fungsi serba guna. Ecoenzyme memiliki cara mudah dalam pembuatannya sehingga dapat diproduksi masyarakat sendiri baik dengan skala kecil maupun skala besar. Kegiatan pelatihan pembuatan ecoenzyme ini diawali dengan pembukaan, pemaparan materi, hingga demonstrasi. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pembuatan ecoenzyme mendapatkan feedback yang sangat baik dari audiens. Dimana banyak audiens yang kritis bertanya tentang bagaimana perbandingan pembuatannya, kelebihan produk ecoenzyme, kualitas produk, dan hingga hal detail lainnya terkait cara penggunaan ecoenzyme.

Adanya pelatihan pembuatan ecoenzyme ini menjadi harapkan bagi masyarakat untuk lebih berperan aktif dan peduli terhadap lingkungan. Pemanfaatan limbah sampah organik yang seharusnya dibuang ternyata bisa dimanfaatkan sebagai produk baru yakni ecoenzyme yang dapat diperjual belikan. Harga yang terjangkau mulai dari bahan baku dan mudahnya dalam proses pembuatan dihapakan dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Wirotaman.

Penulis : Dea Yuana (Airlangga Nursing Journalist)
Editor : Novensia Hutajulu (Airlangga Nursing Journalist)


KIRIM TULISAN
<