INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Pengaruh Social Support Melalui WhatsApp Group Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Self Efficacy Remaja Tentang HIV

  • By USI_FKp
  • In Lihat
  • Posted 26 December 2022

Mahasiswa Prodi Magister Keperawatan Angkatan 15 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Chandra Rahmadi mengadakan penelitian berjudul “Pengaruh Social Support Melalui WhatsApp Group Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Self Efficacy Remaja Tentang HIV”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui Pengaruh social support melalui whatsapp group terhadap peningkatan pengetahuan dan self efficacy remaja tentang HIV.
Data pengetahuan di Indonesia berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (SDKI KRR) menunjukan bahwa pengetahuan remaja usia 15-19 tahun tentang HIV belum memadai (Kemenkes, 2017a). Berdasarkan survey yang dilakukan Sari Zakiah Akmal dalam penelitianya menunjukan 60% dari 30 Siswa SMA di Jakarta memiliki self-efficacy dengan kategori yang rendah (Akmal, 2018). Perkembangan aktivitas seksual pada masa remaja menjadikan paparan terhadap infeksi HIV semakin tinggi dan apabila tidak memiliki kemampuan diri (self efficacy) untuk mencegahnya maka akan menyebabkan resiko terjangkitnya infeksi HIV (Wilandika, 2017).
Semakin tinggi pengetahuan remaja maka akan semakin positif tindakan atau perilakunya, karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Remaja yang memiliki pengetahuan cukup dapat meningkatkan pengetahuannya dengan mencari informasi yang baik, akurat serta dapat memilih teman yang baik sehingga mempunyai sikap positif atau kecenderungan untuk menghindari melakukan seks pranikah sehingga salah satu dampak buruk dapat terhindar dari penularan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya) (Ulfa Mahlufah, 2019).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan masalah kesehatan remaja/meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tersebut dengan melakukan promosi kesehatan mengenai HIV dan infeksi menular seksual dengan melibatkan peran pemerintah, termasuk dari segi kesehatan dimulai dari tingkat nasional, regional, hingga daerah seperti tenaga kesehatan tingkat Puskesmas (Kemenkes, 2022). WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi salah satunya yaitu social support (dukungan sosial) (Suhariyati, Heny Ekawati, 2021).
Social support adalah pemberian bantuan dalam berbagai bentuk baik verbal maupun non-verbal seperti perhatian, kasih sayang, penilaian, dan nasehat/informasi yang berdampak positif bagi individu. Social support didapatkan individu dari hubungan dengan orang lain dalam suatu jaringan sosial yang dapat diandalkannya. Pemberian Informasi melalui WhatsApp berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV, media sosial berupa WhatsApp dapat dijadikan alternative dalam memilih sarana promosi kesehatan reproduksi kepada remaja (Kurniawati et al., 2019).
Kajian menemukan tiga penelitian yang menggambarkan intervensi atau program yang meningkatkan efikasi diri dalam pencegahan perilaku seksual berisiko HIV. Intervensi ditemukan menggunakan promosi kesehatan dalam mencegah perilaku seksual berisiko HIV pada remaja. Intervensi yang ditujukan pada remaja ini berdampak terhadap keyakinan efikasi diri remaja. Pendidikan kesehatan yang dilakukan berfokus pada tingkatan individu, komunitas, dan masyarakat serta penggunaan teknologi sebagai media pemberian edukasi kesehatan tersebut (Wilandika, 2017).

Pin It
Hits 614

Berita Terbaru