World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian ASI secara ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak, kemudian diikuti dengan pemberian ASI disertai makanan pendamping sampai berusia 2 tahun. WHO juga merekomendasikan ibu menggunakan metode kanguru yang teruji secara pasti dapat meningkatkan kelangsungan hidup bayi baru lahir dan mengurangi tingkat kematian. Keadaan saat ini memunculkan kekhawatiran bagi ibu, memunculan anggapan bahwa ibu akan menularkan virus SARS-CoV-2 pada anaknya melalui ASI. Pada keadaan seperti saat ini ASI tetap menjadi rekomendasi pertama, mempertimbangkan tidak hanya pada potensi risiko terinfeksi dan kematian bayi akibat COVID-19 namun juga risiko kesehatan bayi akibat tidak mendapat ASI atau pemberian susu formula yang tidak tepat. SARS-CoV-2 merupakan masalah yang luar biasa, tidak terkecuali di rumah sakit bersalin. Sangat dibutuhkan pencegahan dan pengobatan untuk meminimalisir penularan dari ibu yang sedang menyusui dengan sindrom pernapasan akut atau positif SARS-CoV-2.
Belakangan ini, seorang peneliti bernama Li dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Proposal for prevention and control of the 2019 novel coronavirus disease in newborn infants” menyatakan bahwa semua bayi dengan dugaan COVID-19 harus diisolasi dan dipantau terlepas dari apakah mereka datang dengan gejala maupun tanpa gejala. Orangtua harus memberikan rincian lebih lanjut tentang manajemen pemberian makan pada bayi baru lahir. Selain itu, seorang kolega dokter dari China yang mengatasi pandemi COVID-19 tidak menyarankan opsi menyusui secara langsung karena mengisap payudara dan transmisi aerosol selama menyusui mungkin dapat meningkatkan risiko penularan SARS-CoV-2 karena adanya kontak intim. Oleh sebab itu penggunaan ASI perah merupakan salah satu cara untuk memberikan ASI ekslusif.
Upaya pencegahan pada ibu positif COVID-19 saat melahirkan dan menyusui dapat mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bukan tentang virus dapat ditularkan melalui ASI, melainkan lebih kepada apakah ibu yang terinfeksi dapat menularkan virus melalui tetesan pernapasan selama masa menyusui. Mencuci tangan ibu sebelum menyentuh bayi dan memakai masker wajah saat menyusui di payudara, tetap merupakan langkah pencegahan dasar yang efektif.
2. Perlu disadari bahwa pemisahan bayi baru lahir dari ibunya secara rutin, juga dalam hal menghindari infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala atau gejala sangat ringan, akan menghambat hubungan antara ibu-bayi dan permulaan untuk menyusui.
3. Pemberian ASI secara langsung tidak dianjurkan berdasarkan kasus yang telah diteliti, penggunaan ASI perah dapat dipertimbangkan sebagai pilihan kedua, untuk memberikan bayi nutrisi dengan ASI.
4. Mengingat bukti ilmiah yang terbatas, ASI tidak dapat dianggap sebagai alat infeksi SARS-CoV-2, sedangkan sebaliknya mengandung antibodi spesifik yang mungkin mendukung imunitas untuk infeksi SARS-CoV-2 pada bayi baru lahir.
Sedangkan upaya pencegahan pada ibu sehat atau Covid (-) artinya ibu tanpa gejala (tidak batuk, tidak sesak), swab negative, bebas demam 72 jam tanpa obat demam dapat menerapkan prinsip menyusui langsung (3W) antara lain :
1. Wear mask (Memakai masker)
2. Wash hand (Mencuci tangan)
3. Wipe Surfaces (Bersihkan permukaan alat2 yang digunakan untuk keperluan menyusui)
Kesimpulannya, protokol yang diterapkan di rumah sakit bersalin untuk mencegah COVID-2 harus mempertimbangkan sejauh mungkin promosi pemberian ASI, tanpa mengabaikan pilihan yang memungkinkan untuk memerah ASI karena belum ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa virus COVID-19 dapat di transmisikan melalui ASI namun risiko penularan utama yaitu melalui aerosol yang ditransmisikan ketika bayi sudah lahir. Ibu tetap dapat memberikan ASI eksklusif dengan tetap mengikuti tindakan pencegahan infeksi. Maka dari itu, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan seorang ibu terhadap COVID-19 dan kesehatan sang buah hati.
Referensi :
World Health Organization. Breastfeeding and COVID-19: Scientific brief. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2020.
Rasmussen SA, Smulian JC, Lednicky JA, et al. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) and pregnancy: what obstetricians need to know. Am J Obstet Gynecol2020. doi:10.1016/j.ajog.2020.02.017. [epub ahead of print: 24 Feb 2020].
Li F, Feng ZC, Shi Y. Proposal for prevention and control of the 2019 novel coronavirus disease in newborn infants. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2020:pii: fetalneonatal-2020-318996 R
Dosen Pembimbing :Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep (NIP. 198307032014042001)
Kontributor: Kelompok K3.5 PKK III