INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Mobilisasi Dini Pasca Operasi

  • By
  • In Lihat
  • Posted 23 April 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Tentu kita tidak asing lagi bukan mengenai tindakan operasi. Sebelum lebih lanjut membahas terkait mobilisasi dini pasca operasi tentu kita harus tau apa itu tindakan operasi. Operasi atau pembedahan merupakan tindakan invasif dengan membuka bagian tubuh untuk perbaikan. Pembedahan biasanya dilakukan dengan memberikan anestesi untuk mengurangi keluhan nyeri akibat tindakan yang dilakukan, menjaga tanda-tanda vital agar tetap stabil, dan juga untuk mendukung keberhasilan pembedahan (Sjamsuhidajat dan Wim De Jong, 2010).

Nah, lalu bagaimana jadinya ketika luka akibat tindakan pembedahan tersebut tidak juga sembuh ? Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Puspitasari HA, Sumarsih T, (2011) menunjukan bahwa faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka pada pasien post operasi 75% dipengaruhi oleh mobilisasi, 75% personal hygiene dan 47% dipengaruhi oleh nutrisi.

Mobilisasi pasca operasi adalah suatu pergerakan perubahan posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan setelah beberapa jam menjalani operasi (Sudiharjani, 2012). Contoh sederhana saja ketika badan kita terlalu banyak tidur apa yang dirasakan ? Tentu yang dirasakan adalah badan menjadi sakit semua, sedangkan kita tidak melakukan aktivitas yang berat. Contoh yang lain adalah ketika kita memposisikan tubuh dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang lama tentu akan menjadikan tubuh kram atau bahasa jawanya gringingen. Secara sederhana dilakukan mobilisasi dini adalah sebagai cara merilekskan tubuh setelah tindakan pembedahan operasi, yang tentunya dilakukan dengan rentang gerak yang sederhana (tidak membutuhkan energi yang banyak).

Tujuan Mobilisasi dini:

Mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran darah, membantu pernafasan menjadi lebih baik, mempertahankan kekuatan otot, memperlancar Buang Air Kecil dan Buang Air Besar, mencegah terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah), dan mencegah terjadinya konstipasi (susah BAB). Bukan hanya itu lhoo Mobilisasi juga dapat meningkatkan hubungan komunikasi antara pasien dengan perawat agar lebih akrab dong pastinya.

Tahapan Melakukan Mobilisasi:
1.Pada 6 jam pertama pasien harus bisa menggerakkan anggota tubuhnya di tempat tidur (seperti belajar untuk menggerakkan jari, tangan dan menekuk lutut).
2.Kemudian setelah 6-10 jam, pasien diharuskan bisa miring kekiri dan kekanan.
3.Jika sudah 24 jam, pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
4.Setelah pasien dapat duduk, lalu dianjurkan untul belajar berjalan.

Jenis Rentang Gerak
1.Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2.Rentang gerak Aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3.Rentang gerak Fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan misalnya belajar bangun dari tempat tidur.

Kerugian Tidak Melakukan Mobilisasi Dini

Adapun kerugian bila tidak melakukan mobilisasi secara dini adalah penyembuhan luka menjadi lama, menambah rasa sakit, badan menjadi pegal dan kaku, kulit menjadi lecet dan luka, terjadi luka di punggung, dan dapat memperlama masa perawatan di rumah sakit.

Namun perlu kita perhatikan juga ya bahwa mobilisasi dilakukan pada Pasien yang tidak sadar (semikoma), Pasien dengan keterbatasan gerakan, Pasien dengan tirah baring (tidak memiliki kemampuan untuk bangun dari tempat tidur).

Menyadari cukup banyak manfaat melakukan mobilisasi dini, Mari Kita ajarkan dan sebarkan informasi sederhana ini ya, agar memberikan banyak manfaat untuk orang disekeliling kita. Jangan lupa. Salam Sehat untuk kita semua ?

Penulis:
Oleh kelompok 3 Program Pendidikan Profesi, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Editor : Titis Nurmalita

Sumber:
Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown Co Biston.
Agustin, A. (2017). Upaya peningkatan mobilisasi pada pasien post operasi fraktur intertrochanter femur. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Helmi, Z. N. (2012). Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, praktik, edisi 7, volume 2. (pamilih eko karyani, penerjemah). Jakarta: EGC.
Carpenito, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan).Edisi 8. Jakarta: EGC
Mochtar R. Sinopsis obstetric :sinopsis fisiologi, obstetric patologi. Jakarta: EGC. 1998.

Pin It
Hits 60346