INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

YUKS (Yuk Kenali Stroke)

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 11 June 2022

Menurut WHO definisi stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda gejala yang berkembang secara cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain pembuluh darah. Dengan kata lain, stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak (Dinkes Banten, 2017). Stroke juga dikenal sebagai penyakit pada pembuluh darah di otak (Kemenkes, 2018). Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan serius yang membutuhkan penanganan secara cepat. Berdasarkan hasil riset Infodatin RI (2018), secara nasional prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur lebih dari 15 tahun yaitu sebesar 10,9% atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 orang. Berdasarkan kelompok umur, terlihat bahwa kejadian penyakit stroke terjadi lebih banyak pada kelompok umur 55-64 tahun (33,3%) dan proporsi penderita stroke paling sedikit pada kelompok umur 15-24 tahun dan sebagian besar penderita stroke juga tinggal di daerah perkotaan (63,9%), sedangkan yang tinggal di pedesaan sebesar (36,1%) (Infodatin RI, 2018).

Dengan melihat cukup tingginya kasus stroke di Indonesia yang menyerang kelompok muda hingga kelompok dewasa, maka masyarakat perlu mengetahui lebih dalam tentang penyakit stroke. Seperti yang sudah dijelaskan di atas definisi tentang stroke, selanjutnya perlu diketahui pula tentang penyebab stroke. Secara umum terdapat dua penyebab utama stroke yaitu adanya arteri yang tersumbat sehingga pasokan darah ke otak terganggu dan juga bisa disebabkan karena pecahnya pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit ini dapat disebabkan oleh adanya timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah atau disebabkan oleh adanya bekuan darah dan kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah, dimana hal tersebut paling sering berasal dari jantung, kemudian bersarang di pembuluh darah di otak. Stroke ini biasanya dikenal dengan stroke iskemik. Kemudian, dikenal juga stroke hemoragik yang mana stroke ini terjadi karena pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah atau mengalami kebocoran. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan stroke hemoragik yaitu tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol, pengobatan berlebihan dengan pengencer darah (antikoagulan), dan adanya trauma atau cedera pada kepala. Selain itu, beberapa orang mungkin hanya mengalami gangguan sementara aliran darah ke otak, yang dikenal sebagai stroke ringan atau Transient Ischaemic Attack (TIA), tetapi TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen (Mitra Keluarga, 2022). Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya stroke pada seseorang yaitu usia, jenis kelamin, penyakit jantung, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas, penyalahgunaan obat, genetik, dan perilaku sehari-hari yang kurang sehat.

Dampak buruk penyakit stroke dapat diminimalisir jika serangan stroke dikenali dan mendapatkan pertolongan segera. Pasien yang terkena stroke sangat membutuhkan penanganan tepat sesegera mungkin. Penanganan tepat dari tenaga medis dalam jangka waktu antara 3-4,5 jam dari gejala awal diharapkan dapat mengurangi resiko kematian dan kecacatan permanen (Infodatin, 2018). Terdapat tips atau cara mudah yang diberikan oleh Kemenkes RI untuk mengenali gejala dan tanda-tanda stroke yaitu dengan mengingat slogan SeGeRa Ke RS yaitu:

Se: Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba.
Ge: Gerakan separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba.
Ra: Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara, tidak mengerti kata-kata atau bicara tidak nyambung.
Ke: Kebas, atau baal, atau kesemutan pada sebagian tubuh.
R: Rabun, pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba.
S: Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, dan gerakan sulit dikoordinasi.

Kemudian, perlu diketahui pula tatalaksana penyakit stroke. Tatalaksana yang optimal pada fase akut penyakit stroke akan menentukan proses perbaikan pasca stroke dan mengurangi kecacatan (Infodatin RI, 2018). Penanganan segera pada pasien stroke dapat meringankan kerusakan otak yang diakibatkan oleh stroke itu sendiri. Penanganan stroke dapat efektif jika stroke diketahui dan didiagnosis dalam periode emas 4,5 jam setelah gejala pertama muncul. Stroke tergantung dari jenisnya, stroke iskemik atau hemoragik. Menurut Dinkes Banten (2017), pengobatan juga disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi. Pada umumnya stroke diobati dengan obat-obatan, termasuk obat pencegahan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, dan menghilangkan pembekuan darah. Dalam beberapa kasus, operasi diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke hemoragik atau menghilangkan lemak di arteri. Selanjutnya terdapat beberapa anjuran yang dapat dilakukan oleh penderita stroke untuk dapat sembuh dari penyakitnya maka harus senantiasa menjaga kesehatannya dengan menerapkan perilaku P-A-T-U-H, dengan penjelasan sebagai berikut (Kemenkes, 2019):

P: Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.
A: Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
T: Tetap diet sehat dengan gizi seimbang.
U: Upayakan beraktivitas fisik dengan aman.
H: Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

Menurut Kemenkes (2018), tips mencegah penyakit stroke yaitu dengan cek kesehatan secara rutin, kurangi makanan asin dan bergaram, berolahraga secara teratur seperti aerobik minimal 3 kali seminggu, hindari asap rokok, dan tingkatkan konsumsi sayur dan buah. Pada sebagian orang, obat-obatan untuk mencegah pembekuan darah serta obat untuk menjaga kadar gula darah dalam rentang normal juga penting untuk dikonsumsi sesuai dengan dosis dan anjuran yang telah diberikan oleh dokter untuk mencegah terjadinya stroke (Dinkes Banten, 2017).

Kementerian Kesehatan RI juga menyarankan kepada masyarakat untuk senantiasa menerapkan perilaku CERDIK untuk menghindari atau mencegah berbagai jenis penyakit yang ada, slogan CERDIK terdiri dari:

C: Cek Kesehatan Rutin
E: Enyapkan asap rokok
R: Rajin Berolahraga
D: Diet seimbang
I: Istirahat dengan cukup
K: Kelola stress

 

Sumber:

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2017). Penyakit Stroke dan Cara Pencegahannya. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Dinas Kesehatan Provinsi Banten | PENYAKIT STROKE DAN CARA PENCEGAHANNYA (bantenprov.go.id).

InfoDATIN. (2018). Stroke. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Mitra Keluarga. (2022). Penyakit Stroke: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya. Mitra Keluarga. Penyakit Stroke: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya (mitrakeluarga.com).

P2PTM Kemenkes RI. (2018). Apa Itu Stroke? Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Apa itu Stroke ? - Direktorat P2PTM (kemkes.go.id).

P2PTM Kementerian Kesehatan RI. (2021). Terapkan Gaya Hidup CERDIK Yuk! Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Terapkan Gaya Hidup CERDIK Yuk! - Direktorat P2PTM (kemkes.go.id).

Sesareza, R. (2022). Ciri dan Penyebab Stroke di Usia Muda. Siloam Hospitals. Ciri dan Penyebab Stroke di Usia Muda (siloamhospitals.com).

P2PTM Kementerian Kesehatan RI. (2018). Tips Mencegah Penyakit Stroke. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tips Mencegah Penyakit Stroke - Direktorat P2PTM (kemkes.go.id).

 

Penulis: Shinta Desy Rachmawati (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 2576

Berita Terbaru