INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Kenali Dampak Negatif Burnout bagi Kesehatan

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 18 June 2022

Burnout merupakan masalah kesehatan kerja dan produktivitas kerja dengan prevalensi kejadian yang terus meningkat sehingga memerlukan perhatian serius dari para pemangku kepentingan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan secara resmi memasukkan burnout syndrome (BOS) atau sindrom burnout sebagai fenomena okupasi. Fenomena ini secara eksklusif berhubungan dengan stres di tempat kerja, bukan oleh stres dari aspek kehidupan lain.

Istilah burnout ini pertama kali muncul dalam literatur medis pada tahun 1974 yang diperkenalkan oleh Freudenberger untuk menggambarkan kelelahan karena adanya tuntutan yang berlebihan pada pekerjaan. Burnout merupakan suatu kegagalan atau kelelahan setelah menggunakan kekuatan atau sumber daya energi secara berlebihan (Freudenberger, 1974). Maslach dkk. (2001) mendefinisikan burnout sebagai respons dari stressor emosional dan interpersonal yang kronis secara berkepanjangan dengan ditandai adanya kelelahan emosional (emotional exhausted), depersonalisasi (depersonalization), dan penurunan pencapaian diri (reduce personal accomplishment).

Poin penting dari burnout yaitu munculnya kelelahan emosional yang semakin meningkat. Kelelahan pada dasarnya merepresentasikan stres individu dengan ditandai kehilangan energi dan kekurangan sumber daya emosional. Sinisme atau depersonalisasi merepresentasikan konteks interpersonal yang mengacu pada tanggapan yang negatif, sinis, atau terpisah dengan berbagai aspek pekerjaan. Penurunan pencapaian diri merepresentasikan evaluasi diri yang mengacu pada perasaan tidak kompeten, kurangnya prestasi, dan produktivitas di tempat kerja (Maslach dkk., 2001).

Dampak Negatif Burnout bagi Kesehatan:

Berikut beberapa dampak yang kurang baik bagi kesehatan jika seseorang mengalami burnout:

1. Menurunkan imunitas tubuh

Rasa stres dan tertekan yang dibiarkan terus-menerus dapat mempengaruhi daya tahan tubuh. Meskipun terdengar sepele dan sering diabaikan, ternyata efek dari burnout dapat mempengaruhi kondisi kesehatan, baik itu kesehatan mental ataupun fisik. Dengan adanya kondisi burnout, maka sistem imunitas tubuh seseorang dapat mengalami penurunan. Hal ini tentu sangat berbahaya jika dibiarkan. Daya tahan tubuh yang mengalami penurunan dapat membuat seseorang rentan terkena penyakit, baik itu penyakit ringan yang dapat dengan mudah disembuhkan atau bahkan dapat mengakibatkan penyakit serius yang mengancam jiwa.

2. Gangguan kecemasan

Burnout yang dibiarkan terus-menerus dapat membuat seseorang merasa gelisah dan tertekan sepanjang hari akibat mengalami khawatir yang berlebihan terhadap hal-hal yang belum pasti, karena terlalu takut apabila tidak dapat menjalankan tuntutan dengan baik dan justru menghadapi kemungkinan terburuk. Kegelisahan dan rasa khawatir yang berlebih ini dapat mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental. Apabila berlanjut secara terus menerus, hal ini tentu dapat memicu gangguan kecemasan.

3. Memicu depresi

Burnout membuat seseorang selalu merasa tertekan dan tidak berdaya. Semangat dan motivasi untuk menjalankan kegiatan juga akan ikut menurun. Selain itu, seseorang yang mengalami burnout cenderung mudah menyerah. Kondisi tersebut tentu akan membuat seseorang merasa semakin berantakan. Suasana hati yang buruk ditambah dengan beban kerja dan lelah yang berkepanjangan, dalam hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mental. Apabila kondisi ini terjadi secara terus-menerus, bukan tidak mungkin dapat mengarah ke depresi.

4. Merasa kelelahan sepanjang waktu

Selalu merasa lelah merupakan salah satu gejala dari burnout yang harus diwaspadai. Dalam hal ini, seseorang tidak hanya merasakan lelah secara fisik namun juga lelah secara mental dan juga emosional. Meskipun sudah beristirahat namun rasa lelah itu tak kunjung hilang dan mood tak kunjung membaik. Rasa kelelahan yang teramat sangat ini dapat membuat seseorang rentan terkena penyakit.

5. Gangguan tidur

Burnout dapat membuat seseorang selalu merasa dalam tekanan dan tidak dapat rileks. Hal ini tentu dapat mempengaruhi kualitas istirahat, seperti pola tidur menjadi berantakan. Padahal kualitas tidur sangat penting untuk kesehatan. Tidur yang cukup dapat menjaga daya tahan tubuh dan membuat seseorang lebih berenergi dalam menjalani aktivitas keesokan harinya.

Tips Mengatasi Burnout:

Apabila Anda merasa mengalami burnout, beberapa tips berikut dapat Anda lakukan untuk mengurangi dampaknya. Seperti, cobalah untuk melakukan aktivitas yang menenangkan dan membuat tubuh rileks, seperti yoga atau meditasi, serta perbaiki kualitas dan pola tidur. Selain itu, Anda juga bisa memperbaiki pola kerja yang dilakukan, misalnya meminta saran atau berdiskusi dengan atasan maupun rekan kerja untuk mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan pekerjaan yang dialami. Kemudian, melakukan olahraga secara rutin bisa membantu Anda lebih baik dalam mengelola stres.

Meskipun terlihat sepele, namun kondisi burnout ini ternyata tak sedikit yang masih mengabaikannya. Padahal, jika dibiarkan tentu akan mengganggu kesehatan fisik maupun mental Anda. Yuk! mulai dari sekarang waspada agar terhindar dari dampak negatif burnout. Bekerja itu memang penting, tapi bukan berarti Anda harus mengorbankan kesehatan tubuh.

 

Sumber:

Iwan, M. Ramdan dan Oktavian Nursan Fadly. (2017). “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Burnout Pada Perawat Kesehatan Jiwa.” Jurnal Keperawatan Padjadjaran v4(n2): 170–78.
Karim dan Purba. (2021). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Burnout pada Perawat dengan Coronavirus Anxiety sebagai Variabel Mediator. http://e-journal.unair.ac.id/index.php/BRPKM.
WebMD. (2021). What to Know About Work Burnout. https://www.webmd.com/mental-health/what-to-know-about-work-burnout. Diakses pada 16 Juni 2022.
WHO. https://who.int/mental_health/evidence/burn-out/en/. Diakses pada 16 Juni 2022.

 

Penulis: Sabita Ibtisamah (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 3161

Berita Terbaru