INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Munculnya Gangguan Pasca Trauma Setelah Alami COVID-19

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 18 June 2022

Sudah dua tahun berlalu, yang mulanya bebas interaksi sana sini sekarang mulai dilakukannya pembatasan diri. Covid-19 muncul pada awal 2020, pertama kali muncul di Wuhan China dan menyebar ke seluruh belahan dunia. Sering kali kita membaca apa sih itu covid-19? Mungkin bagi kita sudah jenuh rasanya, hidup yang bebas berganti seperti hidup di dalam bui. Dampak dari pandemi ini sangat luar biasa, dua tahun terakhir banyak dampak yang dirasakan tidak hanya dampak bagi pemerintahan dan kehidupan, juga dampak bagi kesehatan.

Dampak bagi kesehatan yang dirasakan hingga sekarang yakni kita lebih aware dengan kesehatan diri dan keluarga. Namun, dari sisi positif yang didapatkan juga dibarengi dengan sisi negatif diantaranya kecemasan. Gangguan mental juga sering dibahas tatkala pandemi mulai menyerang dunia. Kecemasan menjadi salah satu sisi gelap setelah adanya penyakit ini. Kecemasan yang dirasakan timbul akibat minimnya interaksi langsung dengan sosial. Kecemasan yang dirasakan menimbulkan munculnya sederet gangguan psikologis lainnya misalnya depresi, stres berlebih, hingga PTSD.

PTSD (post traumatic stress disorder) merupakan gangguan psikologis yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan. Covid-19 telah merenggut jutaan nyawa di muka bumi ini, banyak seseorang yang kehilangan sanak saudara bahkan orang tua tercinta. Munculnya PTSD disebabkan adanya trauma akibat pandemi yang terjadi dengan skala besar ini. PTSD menyebabkan penurunan kemampuan dari seseorang yang mengalami gangguan ini. Gangguan stres pasca trauma ini diklasifikasikan 4 kategori diantaranya pikiran yang mengganggu, penghindaran pengingat (menghindari memori traumatis), perasaan dan pemikiran yang cenderung negatif, serta rasa bersalah yang berkepanjangan dalam diri sendiri.

Peningkatan PTSD saat pandemi dapat dipicu oleh beberapa faktor risiko diantaranya kurangnya dukungan dari lingkungan sosial, adanya gangguan mental lainnya misalnya kecemasan hingga depresi, serta trauma yang terjadi saat pandemi melanda misalnya kehilangan seseorang yang berarti. Gejala PTSD sendiri yang dapat dikenali diantaranya:

1. Ingatan yang mendalam pada peristiwa yang membuat trauma

Ditandai dengan flash back pada peristiwa tertentu yang memicu trauma seperti kenangan buruk, peristiwa yang tidak menyenangkan, hingga kenangan yang menyedihkan.

2. Pemikiran dan perasaan negatif

Penderita PTSD cenderung lebih sering dipengaruhi oleh pikiran negatif mengenai segala hal yang mereka lakukan dan apa yang ada di sekitar mereka.

3. Berubahnya perilaku dan emosi dalam keseharian

Berubahnya perilaku akan menurunkan kinerja dari seseorang sehingga mengakibatkan perubahan kepribadian, isolasi sosial. Depresi juga menjadi gejala yang umum dikenali oleh penderita PTSD, penderita PTSD akan lebih mudah marah, cemas, hingga putusnya harapan mengenai masa depan.

4. Munculnya rasa takut ketika berpisah dengan seseorang walaupun dalam jangka waktu yang singkat

Akibat adanya trauma yang terjadi dalam pribadi seseorang penderita PTSD akan memungkinkan mereka memiliki rasa takut berlebih saat ditinggal oleh seseorang.

Munculnya gangguan psikososial ini, penting bagi kita untuk terus menjaga kesehatan mental. Kesehatan jiwa merupakan aspek yang krusial dalam mewujudkan kesehatan secara keseluruhan. Tidak hanya itu, kesehatan jiwa memiliki peranan yang penting untuk memaksimalkan kesehatan tiap individu, hal ini diindikasikan jika seseorang yang mengalami perubahan emosional dapat berdampak pada berkembangnya gangguan psikososial. Untuk itu, perlu adanya pengkajian khusus untuk mengkaji seseorang dengan PTSD salah satunya dengan mengunjungi psikiater untuk mendapatkan penanganan khusus baik terapi obat-obatan hingga terapi penunjang lainnya. Terapi yang umumnya dilakukan diantaranya:

1. Terapi kognitif

Terapi ini dilakukan untuk mengevaluasi kepercayaan yang tidak rasional yang berdampak pada munculnya gejala PTSD pada korban. Terapi ini dilakukan untuk mengubah perilaku dan membentuk pikiran yang realistis untuk mencapai emosi yang seimbang.

2. Terapi paparan

Bertujuan untuk membantu penderita PTSD untuk menghadapi memori dan situasi yang dirasa menakutkan.

3. Eye movement desensitization and reprocessing (EMDR)

Terapi ini merupakan penggabungan dari terapi paparan dan pergerakan mata terarah untuk membantu penderita memproses kejadian traumatis yang diamati oleh dokter.

4. Farmakoterapi

Seperti yang telah disampaikan diatas, terapi obat-obatan penting dilakukan untuk meringankan gejala PTSD.

 

Referensi:

Rachmadi, M. (2021). MENTAL HEALTH PROBLEM DURING COVID-19 PANDEMI. Jurnal Medika Hutama, 2(04).

 

Penulis: Dyah Ratika Maulani Wulandari (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Naili Raudiatus Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 975

Berita Terbaru