INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Ketahui Cara Mencegah Diabetes Melitus dan Penanganannya

  • By Salwa Az Zahra
  • In Lihat
  • Posted 19 June 2022

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal, yaitu kadar gula darah sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa di atas atau sama dengan 126 mg/dl. Menurut (Kemenkes RI, 2014) DM dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi. DM dapat menyerang hampir seluruh sistem tubuh manusia, mulai dari kulit sampai jantung yang menimbulkan komplikasi.

Apa Saja Tanda dan Gejala DM?

Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Gejala Akut Penyakit DM

    Permulaan gejala yang ditunjukan meliputi:

  1. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (poliphagi)
  2. Sering merasa haus (polidipsi)
  3. Jumlah urin yang dikeluarkan banyak (poliuri)

2. Gejala kronik penyakit gejala kronik DM yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2015), yaitu:

  1. Kesemutan
  2. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum
  3. Rasa tebal di kulit
  4. Kram
  5. Mudah mengantuk
  6. Mata kabur
  7. Biasanya sering ganti kaca mata
  8. Gatal disekitar kemaluan terutama pada wanita
  9. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
  10. Kemampuan seksual menurun
  11. Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.

Hal-hal yang Harus Dilakukan Ketika Mengalami Gejala DM

Menurut Kemenkes RI (2018), hal yang harus dilakukan ketika mengalami gejala DM adalah memeriksakan kadar glukosa darah ke:

  • Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM)
  • Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama/FKTP (puskesmas, klinik pratama)
  • Fasilitas kesehatan lainnya, seperti Rumah Sakit
  • Laboratorium kesehatan

Cara Mencegah Komplikasi DM

Menurut Kemenkes RI (2019), komplikasi DM dapat dicegah dengan melakukan hal-hal penting berikut ini:

1. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan

2. Jaga kadar gula darah (tes rutin kadar gula darah) dan check-up

3. Lakukan diet 3J yang meliputi:

    a). Jumlah makanan

        Menurut Kemenkes RI (2018), kalori yang dianjurkan adalah 25-30 kalori per kilogram berat badan ideal, setiap harinya. Jumlah kadar kalori yang masuk ke              dalam tubuh dengan batas maksimum 1500 kkal/hari. Standar yang diajukan adalah makanan dengan komposisi; Karbohidrat 60-70%, Protein 10-15%, Lemak          20-25%, Jumlah kandungan kolesterol disarankan <300 mg/hari, jumlah kandungan serat 25 g/hari, diutamakan serat larut, pasien hipertensi perlu                          mengurangi  konsumsi garam, pemanis buatan dapat dipakai secukupnya, jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stres          akut, dan kegiatan jasmani.

   b). Jenis makanan

  • Menghindari makanan dengan kadar glukosa yang tinggi seperti madu, coklat, dan susu kental manis
  • Memilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat seperti sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan
  • Membatasi makanan yang mengandung purin (jeroan, sarden, burung darah, unggas, kaldu dan emping)
  • Mencegah dislipidemia dengan menghindari makanan berlemak secara berlebih (telur, keju, kepiting, udang, kerang, cumi, santan, susu full cream atau makanan dengan lemak jenuh)
  • Membatasi konsumsi garam natrium yang berlebih.

   c). Jadwal makanan

       Mengatur jam makan yang teratur sangat penting, jarak antar 2 kali makan yang ideal sekitar 4-5 jam. Jika jarak waktu 2 kali makan terlalu lama akan                       membuat gula darah menurun dan sebaliknya. Jika terlalu dekat jaraknya gula darah akan meningkat.

4. Beraktivitas fisik secara teratur Olahraga secara teratur berperan penting dalam pengaturan gula darah dalam tubuh, yaitu 3-5 kali seminggu, masing-masing selama 30-45 menit, dengan total minimal 150 menit/minggu.

5. Waspada infeksi kulit dan gangguan kulit

6. Periksa mata secara teratur

7. Waspada jika ada kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi, dan luka pada bagian bawah kaki

8. Konsultasikan kepada Dokter/tenaga kesehatan untuk mendiskusikan bagaimana menghindari komplikasi dan cara penanganannya jika memiliki beberapa komplikasi. 

Perawatan DM Mandiri di Rumah

a. Cara Menyuntikkan Insulin

    1. Mencuci tangan terlebih dahulu

    2. Siapkan insulin pen, jarum, kapas alkohol dan tempat sampah

    3. Sebelum digunakan, periksa tanggal kadaluarsa, warna dan kejernihan insulin Persiapkan insulin pen dan lepaskan penutup insulin pen

    4. Pastikan insulin tidak menggumpal dengan memutar mutar insulin pen sampai gumpalan hilang secara perlahan (jangan dikocok)

    5. Lepaskan kertas pembungkus dan tutup jarum

    6. Pastikan insulin pen siap digunakan

    7. Pastikan tidak ada udara di dalam insulin pen dan jarum berfungsi dengan baik

    8. Atur dosis sesuai anjuran dokter

    9. Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntik

    10. Suntikan insulin

  • Usapkan kapas alkohol pada bagian yang akan disuntik
  • Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis
  • Mencubit kulit (bagian lemak) yang akan disuntik menggunakan 2 jari
  • Segera suntikkan jarum dengan cara tegak lurus (sudut 90°) dengan bagian tubuh yang akan di suntik
  • Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol)
  • Biarkan jarum di tempat suntikan selama 5-10 detik untuk memastikan insulin benar-benar masuk dan mencegah insulin keluar dari tempat suntikan
  • Melepaskan kulit yang dicubit
  • Tarik jarum dari tempat penyuntikan dan usap dengan kapas alkohol, jangan di gosok atau dipijat

    11. Persiapkan insulin pen untuk penggunaan berikutnya

    12. Simpan kembali insulin pen untuk digunakan ke pemakaian selanjutnya

    13. Cuci tangan setelah selesai menggunakan insulin pen

b. Rawat Luka DM

    1. Mencegah timbulnya luka pada penderita diabetes

  • Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi
  • Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar kulit tidak menjadi retak, tapi jangan di sela-sela jari kaki karena akan lembab dan dapat menimbulkan jamur
  • Gunting kuku, kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam
  • Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka
  • Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri
  • Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih
  • Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka

   2. Cara Merawat Luka pada Pasien DM

  • Memakai sarung tangan steril. Mencuci luka dengan menggunakan cairan steril atau antiseptic
  • Hindarilah mencuci dengan cairan yang tidak dianjurkan maupun cairan yang tidak steril
  • Keringkan luka dengan kasa steril
  • Perhatikan detail luka, warna luka, ukuran, jumlah cairan, dan bau jika ingin mendokumentasikan. Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan luka
  • Gunakanlah obat luar luka sesuai dengan anjuran dokter
  • Jika terdapat luka warna dasar hitam atau kuning, itu adalah jaringan mati yang harus dilakukan pengangkatan perawat atau dokter. Luka yang baik adalah jika warna dasar luka sudah berwarna merah
  • Tutuplah luka dengan menggunakan kasa atau balutan yang steril
  • Plesterlah atau fiksasi menggunakan plester yang aman dan bahan yang tidak mudah menimbulkan alergi
  • Pakailah kaos kaki yang lembut, nyaman, dan menyerap keringat (terutama saat keluar rumah) untuk menghindari balutan kotor juga memberikan rasa nyaman
  • Cucilah tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan rawat luka.

Referensi:

Istianah, I., Septiani, & Dewi, G. K. (2020). Mengidentifikasi Faktor Gizi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Depok Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), X(2), 72–78.

Kemenkes RI. 2018. Apa yang harus dilakukan bila mengalami gejala penyakit Diabetes Melitus (DM). Diakses pada tanggal 18 Juni 2022 melalui website: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/apayang-harus-dilakukan-bila-mengalami-gejala-penyakit-diabetes-melitus-dm

Kemenkes RI. 2019. Bagaimana mencegah komplikasi Diabetes. Diakses pada tanggal 18 Juni 2022 melalui website: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/bagaimana-mencegah-komplikasi-diabetes.

Kristinia, Sonya. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Melitus Dengan Masalah Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. STIKES Panti Waluya Malang.

Laksmita, Meirisa Mona. (2017). “Penggunaan Terapi Insulin Pen pada Pasien DM”. Diakses pada tanggal 18 Juni 2022 melalui website : http://rsudungaran.semarangkab.go.id/images/terapi-pen-insulin-ApotekerRSUDUngaran.pdf

Penulis: Ida Sholihatun Nisa’ (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Lailatul Yusnida (Airlangga Nursing Journalist)

 

Pin It
Hits 4123

Berita Terbaru