INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Pentingnya Melakukan Inisiasi Menyusui Dini

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 30 June 2022

Apa Itu Inisiasi Menyusui Dini?

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dalam 30 menit sampai 1 jam, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya. Menurut WHO (2017), Inisiasi Menyusui Dini yaitu bayi mulai menyusu sendiri dalam satu jam segera setelah lahir yang diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit antara bayi dan ibu. Cara melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara sendiri.

Ketahui Prinsip Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Prinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu. Bayi diletakkan di dada ibunya dengan posisi tengkurap dimana telinga dan tangan bayi berada dalam satu garis sehingga terjadi kontak kulit dan secara alami bayi mencari payudara ibu dan mulai menyusu. Prinsip IMD ini cukup dengan mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus (bedong) kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.

Apa Saja Manfaat Inisiasi Menyusui Dini?

a) Bagi Ibu

Sentuhan dan hisapan payudara ibu mendorong keluarnya oksitosin. Oksitosin menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta dan mencegah perdarahan. Oksitosin juga menstimulasi hormon-hormon lain yang menyebabkan ibu merasa aman dan nyaman, sehingga ASI dapat keluar dengan lancar.

b) Bagi Bayi

Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan serta ketenangan, sehingga napas dan denyut jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrum yang mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi.

c) Manfaat secara psikologis

1) Adanya Ikatan Emosi (Emotional Bonding):

a. Hubungan ibu-bayi lebih erat dan penuh kasih sayang.

b. Ibu merasa lebih bahagia.

c. Bayi lebih jarang menangis.

d. Ibu berperilaku lebih peka (affectionately).

e. Lebih jarang menyiksa bayi (child abused).

2) Perkembangan:

Anak menunjukkan uji kepintaran yang lebih baik di kemudian hari.

Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini

a. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.

b. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan. Dapat diganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aromaterapi, gerakan, atau hypnobirthing.

c. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya melahirkan tidak normal di dalam air atau dengan jongkok.

d. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamankan kulit bayi sebaiknya dibiarkan.

e. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimum satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti atau jika perlu gunakan topi bayi.

f. Bayi dibiarkan mencari puting susu ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.

g. Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Jika bayi belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibu sampai berhasil menyusu pertama.

h. Dianjurkan memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan.

i. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur, dan dicap setelah satu jam.

j. Rawat gabung ibu dan bayi dalam satu kamar selama 24 jam.

Faktor-faktor yang menghambat IMD

Ada beberapa faktor yang dapat menghambat IMD baik pada persalinan normal maupun pada persalinan sectio caesarea.

a. Faktor-faktor yang menghambat IMD pada persalinan normal, yaitu:

Pada persalinan normal, diharapkan agar setiap ibu dapat mencapai keberhasilan, mampu melaksanakan program IMD tidak lebih dari satu jam. Namun pada kenyataannya, ada beberapa ibu yang mengeluhkan beberapa hal yang dapat menghambat keberhasilan IMD.

Hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan program IMD pada pasien dengan persalinan normal tersebut, antara lain:

● Kondisi ibu yang masih lemah (bagi ibu post-partum normal, dalam kondisi kelemahan ini, ibu tidak mampu untuk melakukan program IMD).

● Ibu lebih cenderung suka untuk beristirahat saja daripada harus kesulitan membimbing anaknya untuk berhasil melakukan program IMD.

b. Faktor-faktor yang menghambat IMD pada persalinan sectio caesarea, yaitu:

Rooming-in (Rawat gabung)

● Kondisi sayatan di perut ibu

Pada pasien caesar dimana terdapat sayatan di perut, ibu cenderung masih mengeluhkan sakit pada daerah sayatan dan jahitan tersebut, sehingga ibu memilih untuk istirahat dahulu dan memulihkan kondisinya yang lemas sebelum memberikan IMD pada bayinya. Oleh karena itu, pada pasien persalinan caesar, ibu baru dapat berhasil memberikan ASI pertamanya kepada bayi setelah lebih dari satu jam pasca melahirkan.

● Kondisi kelemahan akibat pengaruh anestesi yang diberikan sebelumnya.

Tahapan Perilaku Bayi Dalam IMD

Menurut Novianti, Mujiati, dan Amaliah (2018), semua bayi dalam proses IMD akan melalui lima tahapan perilaku (free-feeding behavior) sebelum ia berhasil menyusui. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1) 30 menit pertama

Waktu 30 menit pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak dan sesekali mata terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan. Bounding (hubungan kasih sayang) merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman.

2) 30 –40 menit

Pada masa ini, bayi mengeluarkan suara dan gerakan mulut seperti ingin minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau yang dikeluarkan payudara ibu. Dengan demikian, adanya bau tersebut akan mampu membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu.

3) Mengeluarkan air liur

Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya.

4) Bayi mulai bergerak ke arah payudara

5) Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik

 

Sumber:

Kemenkes. 2014. Pemberian Makan Bayi dan Anak. Kemenkes. Jakarta.

Lestari, Mulia. 2019. “Faktor Terkait Inisiasi Menyusu Dini Pada Ibu Postpartum Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Factors Related to Early Initiation of Breastfeeding among Postpartum Mother in Regional Public Hospital in Cilegon City.” Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan 3 (1): 17–24. https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1228.

Muhammad Jundi Nasrullah. 2021. “Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.” Jurnal Medika Hutama 02 (02): 439–47. http://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/144.

Novianti, Mujiati, and Nurillah Amaliah. 2018. “ANALISA PROSES PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT SWASTA X DAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH Y DI JAKARTA) Analysis of Early Breastfeeding Initiation Process (Case Study: At a Private and Government Hospital in Jakarta).” Jurnal Kesehatan Reproduksi 9 (2): 135–48. https://doi.org/10.22435/kespro.v9i2.90.135-148.

Irawan, J. Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan Pemberian ASI Eksklusif di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Skala Husada Volume 15 Nomor 1 (e-issn : 2580-3700) April 2018 : 1 – 7.

 

Penulis : Ida Sholihatun Nisa’ (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Salwa Az Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 2302

Berita Terbaru