INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Peran Peer Education dalam Upaya Pencegahan Perilaku Berisiko HIV/AIDS pada Remaja

  • By Salwa Az Zahra
  • In Lihat
  • Posted 14 July 2022

Kesehatan reproduksi remaja sebagai salah satu komponen kesehatan reproduksi, masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia (Fatimah et al., 2019). Kesehatan reproduksi remaja merupakan suatu keadaan sehat jasmani, psikologis, dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi. Pada masa ini remaja mengalami kematangan biologis yang menempatkan pada kondisi rawan jika tidak diberikan informasi yang benar tentang proses reproduksi salah satunya yaitu dapat tertular HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus) (Kemenkes RI, 2018). HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan kekebalan sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain (Kemenkes RI, 2019)

Remaja menjadi pusat endemi HIV/AIDS di seluruh dunia, sekitar 50% dari semua kasus HIV baru terjadi pada remaja antara usia 15 dan 24 tahun Studi di berbagai negara bagian Afrika menunjukkan bahwa baik di luar sekolah maupun di sekolah, remaja berisiko terlibat dalam perilaku seksual. Tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja di negara bagian Afrika rendah, yaitu remaja putri (36%) dan remaja putra (28%). Meskipun remaja memiliki pengetahuan tentang langkah-langkah pencegahan AIDS, tidak banyak dari mereka yang melakukan pencegahan.

Sebuah penelitian di Ethiopia menunjukkan bahwa hanya 58% remaja yang tidak melakukan hubungan seksual sebagai salah satu cara mencegah HIV. Remaja yang melakukan hubungan seksual dengan teman laki-laki atau perempuan, hanya 58,5% yang menggunakan kondom dan 32,6% yang di tes HIV (Menna et al., 2015). Pasien HIV di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 641.675 orang dengan jumlah infeksi baru sebanyak 46.372 orang dan kematian sebanyak 38.734 orang. Jumlah kasus HIV positif yang dilaporkan dari tahun ketahun cenderung meningkat dan pada tahun 2018 dilaporkan sebanyak 46.659 kasus. Sampai dengan tahun 2018 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 327.282 kasus.

Persentase kasus HIV positif dan AIDS tahun 2018 pada laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Penderita HIV positif pada laki-laki sebesar 63,8% dan pada perempuan sebesar 36,2%. Sedangkan penderita AIDS pada laki-laki sebesar 67,2% dan pada perempuan sebesar 32,8%. Proporsi terbesar kasus HIV dan AIDS masih pada penduduk usia produktif (15-49 tahun), dimana kemungkinan penularan terjadi pada usia remaja (Kemenkes RI, 2019).

Tingginya kasus HIV/AIDS menjadi masalah serius yang harus ditanggulangi oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dengan berbagai strategi yang dilakukan untuk menghentikan laju penyebaran HIV/AIDS. Upaya pencegahan yang gencarkan oleh pemerintah adalah pendidikan kesehatan ataupun sosialisasi kepada masyarakat Indonesia terutama pada remaja. Hal ini karena remaja merupakan kelompok yang paling rentan terhadap infeksi HIV/AIDS dan menjadi fokus dari semua strategi penanggulangan penyebaran virus HIV/AIDS. Melalui penyebaran informasi dan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS pada remaja terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan serta mempengaruhi sikap remaja berisiko terhadap terjangkitnya oleh virus HIV/AIDS (Astari & Fitriyani, 2019).

Salah satu upaya preventif dalam masalah penularan HIV/AIDS adalah dengan mengikutsertakan peran peer education. Peer education adalah suatu proses komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang dilakukan untuk kalangan sebaya, yaitu kalangan satu kelompok sebaya pelajar atau sesama rekan profesi dengan prinsip yang bekerja dari remaja, untuk remaja, dan oleh remaja sehingga program peer education (dengan teknik peer educator sebagai aktornya) sangat efektif untuk mendorong keterlibatan remaja dalam pembinaan terhadap temannya sendiri (Astari & Fitriyani, 2019).

Blankhart (2002) menyatakan bahwa peer education merupakan metode pendidikan yang bermanfaat karena dapat merubah perilaku menjadi baik melalui teknik alih pengetahuan yang dilakukan antara kelompok sebaya, dikarenakan mereka mempunyai hubungan yang lebih akrab, penggunaan bahasa yang sama serta dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan cara penyampaian yang santai, lebih nyaman saat berdiskusi tentang permasalahan yang dihadapi termasuk masalah yang sensitif. Peer education dapat menjembatani kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan tingkah laku kesehatan dan pendidikan kesehatan, memotivasi seseorang untuk menerima informasi kesehatan serta berbuat sesuai dengan informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan bersikap lebih positif dan diharapkan terbinanya kelompok-kelompok motivator penanggulangan HIV/ AIDS di kalangan remaja (Maulana, 2013).

Penelitian oleh (Sumartini & Maretha, 2020) mengatakan bahwa terdapat effektifitas peer education method dalam mencegah HIV/AIDS terhadap pengetahuan dan sikap remaja. Sejalan dengan penelitian oleh (Purba et al., 2021) yang menyimpulkan bahwa metode peer education memberi dampak yang besar pada perubahan perilaku, pola pikir dan daya cerna remaja terhadap informasi yang diterima dalam membina perilaku sehat dan menurunkan angka kesakitan karena dengan metode peer education membuat suasana pada remaja menjadi lebih terbuka dan tidak kaku. Hal ini akan menarik perhatian remaja untuk mencermati, mengeksplorasi dan menambah pengetahuan mereka tentang pencegahan HIV/AIDS. Peer Education method merupakan suatu metode alternatif untuk menilai pengetahuan serta sikap remaja dalam Pencegahan penularan HIV/AIDS

Daftar Pustaka:

Astari, R., & Fitriyani, E. (2019). Pengaruh Peer Education Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Pencegahan Hiv-Aids Di Smk Korpri Majalengka. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 10(2), 143–152. https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i2.93.

Fatimah, S., Harahap, W., Tiurma, A., Pandiangan, M., Kesehatan, P., Husada, K., Kesehatan, D., Banyuasin, K., Kesehatan, D., & Muaro, K. (2019). Pengaruh Pembentukan Peer Educator. 1, 146–161.

Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. In Science as Culture (Vol. 1, Issue 4). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.1080/09505438809526230.

Menna, T., Ali, A., & Worku, A. (2015). Effects of peer education intervention on HIV/AIDS related sexual behaviors of secondary school students in Addis Ababa, Ethiopia: A quasi-experimental study. Reproductive Health, 12(1), 1–8. https://doi.org/10.1186/s12978-015-0077-9.

Maulana. (2013). Promosi Kesehatan. Pustaka Setia.

Purba, S. D., Saragih, F. L., & Octavia, Y. T. (2021). Pengaruh Peer Educatioan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Dalam Pencegahan Hiv / Aids. 4(2), 89–95.

Sumartini, S., & Maretha, V. (2020). Efektifitas Peer Education Method dalam Pencegahan HIV/AIDS terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 6(1), 77–84. https://doi.org/10.17509/jpki.v6i1.21130 

Penulis:Purwanti Nurfita Sari, Ni Putu Diah Ayu Rusmeni, Herminia Dos Santos Ximenes, Siti Maimuna (Mahasiswa Fakultas Keperawatan B24)
Editor: Inaya Nur Khofifah (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 5138

Berita Terbaru