Garam atau natrium memang tidak asing lagi ditelinga kita. Hidup kita pun sangat lekat dengan penggunaan garam sebagai penambah rasa. Saat kekurangan garam, terkadang masakan terasa hambar rasanya. Padahal, terlalu banyak mengonsumsi garam juga dapat menimbulkan dampak negatif pada tubuh, loh. Mulai dari penyakit hipertensi yang kerap dikaitkan dengan garam, hingga kanker, menjadi dampak berbahaya dari konsumsi garam berlebih. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan jika Anda mengonsumsi terlalu banyak garam.
Akibat Terlalu Banyak Asupan Garam dalam Tubuh
1. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Dampak mengkonsumsi garam berlebihan yang paling umum terjadi, yaitu tekanan darah tinggi. Garam mengandung natrium (NaCl) yang bermanfaat menjaga regulasi volume serta tekanan darah, menjaga kontraksi otot dan transmisi sel saraf serta membantu keseimbangan air, asam dan basa dalam tubuh. Namun, mengkonsumsi garam secara berlebihan dapat menyebabkan kandungan natrium bertambah banyak dan mengikat banyak air sehingga membuat volume darah meningkat.
2. Sakit kepala ringan
Mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan garam yang cukup tinggi dapat berisiko menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi. Kondisi ini membuat para penggemar makanan asin lebih rentan mengalami sakit kepala ringan. Maka dari itu, perbanyak cairan untuk mengatasi gangguan sakit kepala ringan yang disebabkan oleh kelebihan garam.
3. Kanker
Kanker adalah penyakit yang tergolong menakutkan dan mematikan. Pengolahan makanan yang diasinkan disebut bisa menyebabkan peradangan pada bagian perut. Bagian yang meradang tersebutlah yang berisiko terkena kanker. Garam disebut sebagai salah satu pemicu kanker, terutama kanker perut.
4. Risiko penyakit kardiovaskuler
Terlalu banyak mengonsumsi garam juga dapat menyebabkan penyakit pada sistem kardiovaskuler, seperti jantung koroner, gagal jantung, dan stroke. Konsumsi garam secara berlebihan dapat melipatgandakan risiko terkena sederet penyakit tersebut. Hal ini merupakan salah satu dampak dari tingginya tekanan darah yang disebabkan oleh natrium dalam garam. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan orang dewasa mengkonsumsi garam dengan batas maksimum dua gram per hari.
5. Osteoporosis
Terlalu banyak mengonsumsi garam juga dapat mengakibatkan penyakit tulang, yakni osteoporosis. Mengkonsumsi garam terlalu berlebihan akan meningkatkan kerja ginjal untuk mengeluarkan kalsium melalui urine. Ginjal yang kehilangan mineral kalsium dalam tubuh untuk dikeluarkan akan menggantinya dengan kalsium yang berada pada tulang. Lama kelamaan, massa tulang akan berkurang, sehingga tulang menjadi mudah keropos.
6. kemampuan kognitif menurun
Jika sehari-hari mengkonsumsi garam dengan jumlah tinggi, kemampuan otak akan sedikit berkurang. Pasalnya, garam tidak mempengaruhi fungsi kognitif pada dewasa dan orang tua. Namun kelebihan asupan garam akan menyebabkan menurunnya fungsi kognitif pada anak-anak, sehingga ketika sudah dewasa dan tua nanti, akan berpengaruh pada kinerja kognitif seseorang. Oleh karena itu, dianjurkan untuk membatasi asupan garam, khususnya pada anak-anak, karena dapat menimbulkan efek dalam jangka panjang.
7. Mengalami pembengkakan pada beberapa bagian tubuh
Jika seseorang mengalami pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, misalnya tangan dan kaki tanpa alasan yang jelas, sebaiknya mulai batasi konsumsi garam. Karena, kelebihan garam juga bisa membuat tubuh mengalami pembengkakan di beberapa bagian. Hal ini disebabkan oleh peningkatan resistensi air dalam tubuh.
Itulah beberapa dampak jika kita terlalu banyak mengonsumsi garam dalam kehidupan sehari-hari. Yuk! mulai dari sekarang batasi asupan garam, agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.
Referensi:
Eating Well. Diakses pada 2022. 6 Sneaky Signs You Might Be Eating Too Much Salt.
Healthline. Diakses pada 2021. What Happens If You Eat Too Much Salt?.
NDTV. Diakses pada 2021. Consuming Too Much Salt Could Be Harmful: 6 Signs That You Are Consuming Too Much Salt.
Penulis: Sabita Ibtisamah (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Laila Yusnida (Airlangga Nursing Journalist)
