INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Kasus Anemia pada Remaja Indonesia dan Penyebabnya

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 27 July 2022

Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh menurun di bawah normal. Kurangnya sel darah merah membuat pengidap anemia tampak pucat, lelah, dan lemah. Kondisi ini bisa dialami oleh kelompok usia mana pun, termasuk remaja. Kondisi anemia dapat terjadi pada semua fase dalam daur kehidupan. Adapun salah satu kelompok yang berisiko tinggi untuk mengalami anemia adalah kelompok remaja (usia 10-19 tahun). Masa remaja merupakan salah satu periode terjadinya percepatan pertumbuhan dan perkembangan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan zat besi dalam tubuh. Pada remaja putri, zat besi juga dibutuhkan untuk menggantikan zat besi selama masa menstruasi. Selain itu, pernikahan usia dini dan kehamilan remaja menjadi faktor lain yang meningkatkan risiko anemia khususnya pada remaja putri.

Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, 2013 dan 2018 terlihat adanya tren peningkatan prevalensi anemia pada remaja. Pada tahun 2018, terdapat 32% remaja di Indonesia yang mengalami anemia. Hal ini berarti bahwa terdapat kurang lebih 7.5 juta remaja Indonesia yang berisiko untuk mengalami hambatan dalam tumbuh kembang, kemampuan kognitif dan rentan terhadap penyakit infeksi. Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya menurunkan prevalensi anemia pada remaja adalah suplementasi zat besi dan asam folat melalui pemberian tablet tambah darah (TTD). Pada tahun 2018, terdapat 76.2% remaja putri yang mendapatkan tablet tambah darah dalam 12 bulan terakhir, Namun, hanya sebanyak 2,13% diantaranya yang mengkonsumsi TTD sesuai anjuran (sebanyak ≥52 butir dalam satu tahun). Beberapa faktor penyebab terjadinya anemia pada remaja adalah

Kurangnya Asupan Zat Besi

Zat besi punya peran yang sangat besar dalam pembentukan hemoglobin. Kurangnya asupan zat besi tentu dapat menimbulkan anemia. Bila anak ternyata kurang mendapat asupan zat besi, ibu bisa memberinya makanan yang kaya zat besi dari hati, jeroan, bayam, kacang-kacangan, kerang, daging merah, dan lain-lain. Ibu juga perlu tahu, ada beberapa makanan dan obat-obatan dapat menghambat penyerapan zat besi bila dikonsumsi dengan makanan kaya zat besi, seperti Produk susu, Makanan kaya kalsium lainnya, suplemen kalsium, antasida, kopi, teh. Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, mengganggu pertumbuhan sel tubuh sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal, menurunkan aktivitas dan prestasi belajar, kemampuan dan konsentrasi belajar menjadi menurun, konsumsi makanan yang tidak teratur, menurunkan kebugaran dan kemampuan fisik, dan mengakibatkan muka pucat.

Kekurangan Vitamin

Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat untuk membuat sel darah merah. Pola makan yang terlalu rendah vitamin ini terkadang dapat menyebabkan anemia. Gangguan autoimun atau masalah pencernaan juga dapat membuat tubuh anak tidak cukup menyerap vitamin B12. Makanan hewani dan sereal sarapan yang diperkaya adalah contoh sumber B-12 yang baik. Sedangkan folat banyak terkandung dalam sayuran berdaun hijau dan buah-buahan.

Mengidap Penyakit

Penyakit atau infeksi kronis dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih sedikit sel darah merah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan hemoglobin dan menyebabkan anemia. Beberapa obat dan perawatan medis juga dapat membuat anak berisiko mengalami anemia. Konsultasikan dengan dokter apakah anak butuh zat besi atau suplemen lain.

Kehilangan Darah

Kehilangan terlalu banyak sel darah merah adalah penyebab umum anemia. Pada remaja, menstruasi berat terkadang bisa membuatnya mengalami anemia. Cedera atau pembedahan juga dapat menyebabkan kehilangan darah yang cukup untuk menyebabkan anemia.

Dari pembahasan diatas kita menjadi tahu bahwa remaja dengan status gizi yang tinggi maka kejadian anemia rendah. Bila status gizi kurang maka kejadian anemia tinggi. Gizi baik akan dapat dicapai dengan memberi makanan yang seimbang bagi tubuh menurut kebutuhan dan gizi kurang menggambarkan ketidakseimbangan makanan yang di makan dengan kebutuhan tubuh manusia. Ekonomi rendah cenderung mengalami gizi kurang. Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan untuk konsumsi makanan dan zat gizi sehingga keadaan tersebut memungkinkan untuk terjadinya anemia pada remaja. Pada keadaan sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, remaja dianjurkan mengonsumsi tablet mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti hati bayam dan sebagainya. Demi kesuksesan keadaan gizi remaja harus mendapatkan tambahan protein, mineral, vitamin dan energi.

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Martini. 2015. Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Man 1 Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume Viii No. 1. Program Studi Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

 

Penulis : Soviya Oktaviana (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Naili Raudiatus Zahra (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 20374

Berita Terbaru