INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

HIV AIDS pada Anak

  • By Salwa Az Zahra
  • In Lihat
  • Posted 31 July 2022

HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Terjangkit virus HIV (biasanya disebut sebagai positif HIV) tidaklah sama dengan mengidap AIDS. Banyak orang yang positif HIV tidak menderita sakit selama bertahun-tahun. Infeksi virus inilah yang kemudian berakibat pada menurunnya sistem kekebalan. Seiring dengan berkembangnya HIV dalam tubuh, virus tersebut secara perlahan menggerogoti sistem kekebalan tubuh (Kemlu, 2020).

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome. AIDS menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS sendiri disebabkan oleh virus yang sebut HIV, Human Immunodeficiency Virus. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS (Kemlu, 2020).

Angka kematian anak terinfeksi HIV lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak terpajan HIV, maupun anak yang tidak terinfeksi dan tidak terpajan HIV. Sebagian besar mortalitas dan morbiditas tersebut diakibatkan oleh diare dan pneumonia. Pencegahan infeksi oportunistik merupakan salah satu manajemen utama pada anak terinfeksi HIV (Permenkes RI, 2019).

Manifestasi klinis HIV pada anak bervariasi dari asimptomatis sampai derajat berat atau AIDS. Tanda dan gejala AIDS pada anak terutama pada usia muda (>80%), karena penularan vertikal dari ibu ke anak. Sekitar 50% kasus terjadi pada usia <1 tahun (Rapid Progressor) dan 82% usia <3 tahun (intermediate), serta kasus transmisi vertikal dari ibu ke anak yang belum memperlihatkan manifestasi klinis berat saat usia 10 tahun atau disebut sebagai slow progressor.

Tanda dan gejala AIDS pada anak terutama pada usia muda (>80%), karena penularan vertikal dari ibu ke anak. Sekitar 50% kasus terjadi pada usia.

Terdapat 3 kategori anak yang terinfeksi HIV secara perinatal:

  1. Kategori 1: Rapid progressor, yang meninggal menjelang umur 1 tahun dan dianggap mendapat infeksi in utero atau selama masa perinatal dini (sebanyak 25-30%) Kategori 2: Anak yang mulai bergejala pada umur yang dini, diikuti dengan perburukan dan meninggal pada umur 3 sampai 5 tahun (sebanyak 50 – 60%)
  2. Kategori 3: Long-term survivors, yang masih bisa hidup sampai usia 8 tahun atau lebih (sebanyak 5– 25%) (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2017).

Komplikasi lebih banyak ditemukan pada anak defisiensi imun berat. Menurut Budhy, 2017 komplikasi yang disebabkan karena infeksi HIV memperlemah sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan penderita banyak terserang infeksi dan juga kanker tertentu. Diagnosis definitif infeksi HIV pada bayi dan anak membutuhkan uji diagnostik yang memastikan adanya virus HIV. Uji antibodi HIV, mendeteksi adanya antibodi HIV yang diproduksi sebagai bagian respons imun terhadap infeksi HIV. Pada anak usia ≥ 18 bulan, uji antibodi HIV dilakukan dengan cara yang sama seperti dewasa.

Antibodi HIV maternal yang ditransfer secara pasif selama kehamilan, dapat terdeteksi sampai umur anak 18 bulan oleh karena itu interpretasi hasil positif uji antibodi HIV menjadi lebih sulit pada usia < 18 bulan. Bayi yang terpajan HIV dan mempunyai hasil positif uji antibodi HIV pada usia 9-18 bulan dianggap berisiko tinggi mendapat infeksi HIV, namun diagnosis definitif menggunakan uji antibodi HIV hanya dapat dilakukan saat usia 18 bulan. Untuk memastikan diagnosis HIV pada anak dengan usia6 minggu.

Referensi:

Kemenkes, WHO, IDAI. 2014. PEDOMAN PENERAPAN TERAPI HIV PADA ANAK. Diakses pada https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Pedoman-Penerapan-Terapi-HIV-pada-Anak-1.pdf.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Penerapan HIV pada Anak. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (diakses melalui : /spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Pedoman-Penerapan-Terapi-HIV-pada-Anak-1.pdf).

Kementerian Kesehatan RI. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (2020) HIV-AIDS. Available at: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-2020-HIV.pdf.

Nursalam, N. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika. Sugiharti dkk (2019). Stigma Dan Diskriminasi Pada Anak Dengan Hiv Aids (Adha) Di Sepuluh Kabupaten/Kota Di Indonesia. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(2).

Susanti, Ika Adelia. (2019). Laporan Pendahuluan HIV-AIDS Pada Anak . (diakses melalui : https://pdfcoffee.com/lp-hiv-aids-pada-anak-4-pdf-free.html#Ika+Adelia+Susanti)

Penulis: Rizqi Nur Rahma (Airlangga Nursing Journalist)
Editor: Lailatul Yusnida (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 3682

Berita Terbaru