INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Pencegahan Stroke dapat Menekan Risiko Kematian

  • By Rosita
  • In Lihat
  • Posted 27 August 2022

Tahukah kamu apa itu Stroke ?

Stroke merupakan kondisi dimana adanya sumbatan pembuluh darah yang membawa oksigen ke otak dan dapat menyebabkan kematian. Stroke terjadi karena adanya gangguan suplai darah ke otak akibat pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah sehingga kebutuhan tubuh terganggu dan rusaknya jaringan otak (Suwaryo et al., 2019). Penyakit Stroke merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia (Kemenkes RI, 2018).

Apa Saja jenis Stroke ?

Stroke dibedakan menjadi 2 (dua) menurut (Sasmita, 2018), antara lain:

1. Stroke Iskemik/non-hemoragik, merupakan jenis stroke dengan tanpa adanya pendarahan yang terjadi di otak dan ditandai dengan rusaknya sebagian atau seluruh anggota gerak badan, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur hingga kesulitan untuk menelan.

2. Stroke hemoragik, merupakan jenis stroke dengan adanya pendarahan yang terjadi di otak. Gejala yang muncul biasanya penurunan kesadaran, gangguan irama pernafasan dan denyut nadi, hemiplegia (kelumpuhan pada salah satu sisi anggota gerak) (Sasmita, 2018).

Bagaimana gejala awal yang ditemukan pada Stroke ?

Kenali gejala awal stroe dengan metode F-A-S-T:

Face: merupakan gejala yang dilihat dari wajah seseorang yang tampak tidak normal seperti turun sebelah dan tidak simetris.

Arm: merupakan gejala stroke yang dilihat dari lengan penderita menjadi lemah. Jika lengan itu diangkat maka tingginya tidak sama dengan lengan satunya.

Speech: gejala stroke dilihat dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara.

Time: metode terakhir setelah tiga metode sebelumnya terindikasi pada penderita, maka sudah waktunya membawa penderita ke rumah sakit.

Bagaimana pencegahan Stroke ?

Bentuk upaya pencegahan penyakit stroke terbagi menjadi dua, meliputi (Kleindorfer et al., 2021):

1. Pencegahan Primer, adalah pencegahan yang dilakukan pada sasaran kelompok berisiko yang belum pernah mengalami stroke untuk mencegah kemungkinan terjadi serangan stroke. Terdapat 10 risiko yang dapat dicegah untuk meminimalkan terjadinya stroke:

a) Kontrol tekanan darah

b) Lakukan olahraga ringan 5 kali seminggu minimal 30 menit

c) Makan-makanan yang seimbang dan sehat (perbanyak buah dan sayuran, kurangi garam)

d) Kontrol kadar kolesterol

e) Pertahankan berat badan yang seimbang

f) Berhenti merokok dan hindari asap rokok

g) Tidak mengonsumsi alkohol

h) Periksa dan obati penyakit jantung

i) Kurangi risiko diabetes

j) Meningkatkan pengetahuan tentang stroke

2. Pencegahan Sekunder, adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang pernah mengalami serangan stroke, agar tidak terjadi serangan stroke kembali. Berikut hal yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan stroke susulan:

a) Penatalaksanaan atau pengobatan yang sesuai dengan penyebab stroke

b) Rutin dan teratu mengontrol faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke

c) Pola makan yang sehat (diet rendah garam) dan melakukan aktivitas fisik

d) Kepatuhan pengobatan yang telah disesuaikan dengan kondisi

Lalu, bagaimana tata laksana yang dapat dilakukan ?

Penatalaksanaan yang dilakukan pada penyakit stroke, meliputi (Setiawan, 2020):

1. Rehabilitasi

Tujuan rehabilitasi untuk meningkatkan fungsi tubuh dengan melakukan kegiatan sehari-hari. Rehabilitasi dapat membantu penderita stroke yang mengalami kelemahan gerakan, gangguan bicara dan bahasa, gangguan keseimbangan, dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan :

1) Selama Perawatan di Rumah Sakit

a. Jangan memberikan makan/minum sampai dipastikan sudah sadar atau tidak ada gangguan menelan, karena dapat mengakibatkan tersedak dan menutup jalan nafas

b. Melatih range of motion (ROM) untuk menghindari atropi

c. Terapi yang dianjurkan oleh fisioterapis, perawat, dan dokter sesuai dengan kondisi pasien

2) Perawatan selama di rumah

a. Makan-makanan yang sehat dan bergizi, hindai makanan yang tinggi garam dan lemak jenuh

b. Lakukan adaptasi pascaserangan stroke dengan aktivitas fisik

c. Menghindari stress, menjaga berat badan ideal, dan menghindari konsumsi alkohol

2. Pengobatan secara rutin, seperti obat antiplatelet, obat antikoagulan, obat antihipertensi, obat statin, dsb.

3. Operasi (apabila stroke diakibatkan oleh adanya perdarahan atau sumbatan, dengan tujuan memperlancar dan mengurangi tekanan paa aliran darah).

Referensi :

Kemenkes RI. (2018). Stroke Dont Be The One (p. 10).

Kleindorfer, D. O., Towfighi, A., Chaturvedi, S., Cockroft, K. M., Gutierrez, J., Lombardi-Hill, D., Kamel, H., Kernan, W. N., Kittner, S. J., Leira, E. C., Lennon, O., Meschia, J. F., Nguyen, T. N., Pollak, P. M., Santangeli, P., Sharrief, A. Z., Smith, S. C., Turan, T. N., & Williams, L. S. (2021). 2021 Guideline for the prevention of stroke in patients with stroke and transient ischemic attack; A guideline from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke, July, E364–E467. https://doi.org/10.1161/STR.0000000000000375

Sasmita, S. (2018). Faktor prognostik kejadian gagal jantung kongestif di rsup dr. wahidin sudirohusodo makassar. Health Care Media, 3(3), 8–11.

Setiawan, P. A. (2020). Diagnosis Dan Tatalaksana Stroke Hemoragik. Jurnal Medika Utama, 02(01), 402–406.

Suwaryo, P. A. W., Widodo, W. T., & Setianingsih, E. (2019). The Risk Factors That Influence the Incidence of Stroke. LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, 11(4), 251–260.

 

Dosen Pembimbing : Lingga Curnia Dewi, S.Kep., Ns., M.Kep
Penulis : Kelompok 2 Program Profesi Ners Stase Keperawatan Dasar A2018
1. Gentri Zulfika
2. Putri Alifian Sumarjo
3. Melynia Purwatiningrum
4. Fauziah Dinda Pratama
5. Julfia Aina Sari
6. Titis Mustikowati Danasari
7. Ajeng Triska Permata Sari
8. Melania Natalia Tia Darmiati
Editor : Naili Raudiatus Zahra

Pin It
Hits 1176

Berita Terbaru