INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Masa Smart untuk Generasi Utuh

  • By
  • In Lihat
  • Posted 23 December 2019
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

NERS NEWS - Negara kita  Indonesia termasuk wilayah yang memiliki potensi bencana yang tinggi. Bahkan ada yang menyebutkan Indonesia sebagai lumbung bencana, karena hampir semua jenis bencana ada. Kecuali badai salju, tentu saja. Sedangkan bencana lainnya seperti banjir, kebakaran hutan, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, kekeringan, dll., sudah menjadi langganan tiap tahun.

Lokasi terjadinya bencana bisa terjadi di mana saja. Termasuk di lingkungan kelompok anak sekolah hingga perguruan tinggi, banyak mendapat kejadian bencana. Sudah banyak kejadian yang membuktikan hal tersebut. Salah satu kejadian yang mungkin melekat dalam ingatan kita, bulan November 2019 lalu ada sekolah yang ambruk di Pasuruan, Jawa Timur hingga ada anak sekolah yang menjadi korban.

Menyadari kondisi tersebut, penulis berpendapat, perlu menyiapkan peserta didik sejak dini, agar tangguh dalam menghadapi kondisi bencana. Selain itu, sebagai kaum terpelajar, mereka nantinya bisa menjadi agen perubahan bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Karenanya, menyiapkan peserta didik baik di tinggal sekolah dasar hingga perguruan tinggi merupakan sebuah keniscayaan.

Penyiapan para pelajar itu dilakukan dengan berbagai pendekatan yang diberi nama agak menarik, yaitu MASA SMART. Nama yang mungkin terasa aneh itu merupakan akronim yang menjelaskan beberap aspek berikut, seperti: Merdeka belajar; Angggaran pendidikan; Sistem pendidikan; dan Aman kondisinya. Semua perencanaan itu harus Spesific; Measureable; Achieveable; Relevant; dan Time limit. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing konsep yang menyokong MASA SMART tersebut.

Merdeka dalam belajar, sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini,  sebaiknya tidak hanya memberi kemerdekaan pada guru dan murid saja. Namun, perlu ada empowerment atau pemberdayaan orang tua dan keluarga yang turut mendukung pendidikan anak-anaknya. Tidak sekadar mengerjakan tugas mata pelajaran umum sebagaimana biasanya, tetapi perlu diselipkan juga tentang pendidikan tentang kebencanaan.

Anggaran pendidikan termasuk aspek yang penting untuk menyukseskan semua program yang dirancang. Perlu ada kenaikan anggaran menjadi 25% dari APBN. Anggaran yang besar itu harus dipastikan  apakah efektif dan efisien dengan menggunakan sistem yang transparan (e-budgeting).

Sistem pendidikan juga perlu direformasi besar-besaran, dari yang sebelumnya bersifat parsial, menjadi sistem pendidikan yang menyeluruh/holistik ke seluruh pelosok tanah air. Pendidikan yang holistik tidak hanya fokus pada aspek kognitif saja, tapi juga menyeluruh pada afektif dan psikomotorik.

Aman menjadi hal penting dalam suasana belajar, sehingga perlu diterapkan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), mulai dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Program yang dahulunya bernama Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB) dengan kegiatan utama pengurangan resiko bencana sesuai dengan Sendai Framework, Jepang. Perlu dilakukan simulasi bencana rutin di sekolah dan perguruan tinggi secara berjenjang dan berkelanjutan. Setiap sekolah wajib menerapkan SPAB, sehingga anak-anak bangsa makin tangguh menghadapi bencana.

MASA tersebut haruslah Spesifik, disesuaikan dengan kondisi sekolah setempat; Measurable, dapat diukur mengenai kompetensi dan karakter anak didik; Achieveable, kurikulum disesuaikan budaya bangsa Indonesia sehingga mudah diterima; Relevant dan reasonable sehingga tidak terjadi tumpang tindih materi pelajaran yang menyebabkan kejenuhan pada anak dan guru; dan Time, ada jangka waktu yang akan dicapai.

Penerarapn konsep MASA yang SMART tersebut bisa mewujudkan Sumber Daya Manusia atau generasi masa depan yang tidak hanya unggul, tapi juga UTUH. SDM yang UTUH itu merupakan akronim dari karakter mereka yang terdiri dari: Utama, Tangguh, Unggul dan Hebat.

Utama, maksudnya menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dengan anggaran 25% sehingga tidak membebani pemerintah daerah. Tangguh atau resiliensi dalam menghadapi kondisi Indonesia yang rawan bencana. Unggul, salah satu indikatornya dengan target rangking PISA, Indonesia unggul minimal jangka pendek di ASEAN, menengah di Asia dan unggul di dunia. Hebat dalam hal inovasi dan kreatifitas ditengah gempuran revolusi Industri 4.0, bila perlu ada lompatan hingga revolusi Industri 5.0

Tentunya konsep yang ditawarkan ini bisa diwujudkan bila disenergikan antar pemerintah, parlemen/DPR, NGO dan stakeholder pendidikan secara komprehensif sehingga masa depan pendidikan Indonesia mempunyai visi dan misi yang jelas sampai 2050, menjadikan Indonesia yang hebat dan mungkin menjadi negara adidaya yang disegani oleh negara-negara dunia.

Penulis mengusulkan kepada Bapak Nadiem Makarim sebagai Mendikbub saat ini, barangkali bisa melibatkan kami dari profesi perawat setiap sekolah. Hal itu bisa disinergikan dengan kebijakan dari PPNI yang akan menyiapkan Perawat yang Siap dan Tangguh Indonesia dalam Menghadapi Gawat Darurat dan Bencana (PastiGaNa) dari Puskesmas dalam program pengembangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mengimplementasikan MASA SMART sehingga dapat mempercepat dalam mewujudkan SDM Indonesia yang UTUH.

 

Mukhamad Fathoni, S.Kep., Ns.,MNS
Penulis adalah Kandidat Doktor Keperawatan di Fakultas Keperawatan Unair
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center Kota Malang

 

Pin It
Hits 617

Berita Terbaru