INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Mengenal Masalah Kesehatan Akibat Bencana Banjir

  • By
  • In Lihat
  • Posted 10 January 2020
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

Bencana banjir yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada awal tahun baru 2020 kemarin sungguh memprihatikan. Ada begitu banyak masyarakat yang terdampak. Rumah pada artis yang biasanya berada di daerah elit bebas banjir saja tetap kelelepan, apalagi rumah masyarakat biasa yang tinggal di gang-gang sempit dekat sungai.

Lewat tampilan di berbagai media massa bisa kita saksikan bagaimana kengerian bencana itu terjadi. Selain rumah, harta benda lain seperti mobil dan sepeda motor ikut terendam. Bahkan ada beberapa yang ikut terseret arus. Belum lagi perabot-perabot rumah tangga lainnya, pasti rentan mengalami kerusakan akibat terendam air dalam tempo yang lumayan lama.

Kalau kita yang menyaksikan bencana banjir itu lewat media saja sudah ikutan merasa nelangsa, apalagi saudara/i kita yang merasakan langsung dampaknya. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, mereka juga mengalami kerugian berupa hilang atau rusaknya harta benda, bahkan ada yang sampai kehilangan orang-orang tercinta yang meninggal akibat bencara tahunan tersebut.

Laporan yang dirilis Kementerian Kesehatan RI per tanggal 6 Januari 2020 semakin menambah kepiluan situasi tersebut. Hingga saat itu, sudah tercatat ada 60 orang korban yang meninggal dunia; 93 orang yang mengalami luka berat atau yang memerlukan rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan; 22.548 orang yang mengalami luka ringan atau yang memerlukan rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan; 24.533 orang yang terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman; dan total penduduk yang terdampak mencapai 548.705 orang (KemenkesRI, 2020).

Bencana banjir itu juga melumpuhkan aktivitas perekonomian warga, sehingga kerugian yang dirasakan makin menumpuk. Banyak laporan tentang kerugian tersebut yang beritakan berbagai media, berdasarkan analisis dari berbagai ahli atau asosiasi yang terkait. Supaya gampang membayangkannya, perbandingkan yang ditulis media Kompas.com (03/01/2020) cukup menggetarkan, karena nilai kerugian akibat banjir setara dengan biaya untuk membangun 19.381 desa di Indonesia.

Perlu Debat atau Segera Cari Solusi?

Hal yang tidak kalah menarik untuk diikuti selama bencana banjir di Jakarta adalah perdebatan antara pihak-pihak yang semestinya bertanggung jawab utama dengan masalah tersebut. Lewat media massa bisa kita pantau bagaimana para pimpinan wilayah atau lembaga berusaha mencari “kambing hitam” atas terjadinya bencana besar tersebut. Perdebatan makin memanas dengan “gorengan”  warganet di sosial media. Saking ramainya, alih-alih mendatangkan solusi, perdebatan itu justru menunjukkan perundungan (bully) yang tidak produktif.

Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, kita memang diberi kebebasan berpendapat apa saja, termasuk kritik yang menghujam nurani para pemimpin. Harapannya, mereka merasa “terganggu”, kemudian melakukan perubahan mendasar sehingga kejadian bencana yang sebenarnya bisa dicegah tidak akan terjadi lagi. Kalaupun terjadi, dampaknya tidak terlalu besar bagi masyarakat.

Supaya tidak sekadar berdebat, kita juga perlu mewaspadai dampak lanjutan dari musibah banjir tersebut. Salah satu bidang yang harus diperhatikan khusus selama dan setelah banjir adalah kondisi kesehatan warga. Perhatiannya berada pada dua hal, morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) yang berkaitan dengan dampak banjir.

Pengenalan terhadap masalah kesehatan yang sering timbul akibat banjir tentunya menjadi informasi yang penting bagi masyarakat. Harapannya, orang yang sudah tahu bisa melakukan tindakan pencegahan dengan baik. Selain itu, bisa juga menjadi penolong bagi keluarga dan sesamanya yang membutuhkan.

Konsekuensi Banjir Bagi Kesehatan

Isu mengenai masalah kesehatan yang menyertai bencana banjir bukanlah tema yang baru lagi. Laporan tentang hal tersebut telah jamak dilakukan oleh berbagai media maupun lembaga terkait. Namun, informasi tersebut masih kurang lengkap karena tidak dilakukan secara sistematis dan komprehensif melalui metode yang dapat dipercaya.

Sebuah studi yang mengkaji literatur hasil penelitian secara komprehensif, secara umum telah merangkum dampak kesehatan akibat banjir menjadi tiga (3) bagian berdasarkan waktu, yaitu: dampak secara langsung; dampak jangka menengah; dan dampak jangka panjang (Du, Fitzgerald, Clark, & Hou, 2010).

Dampak kesehatan yang bisa langsung terjadi saat banjir terjadi diantaranya tenggelam, cedera, hipotermia (suhu tubuh di bawah normal/kedinginan), dan gigitan hewan. Risiko kesehatan juga terkait dengan evakuasi pasien, kehilangan tenaga kesehatan, dan hilangnya infrastruktur kesehatan termasuk obat-obatan dan persediaan bahan penting lainnya.

Sebelum hal yang tidak menyenangkan itu terjadi, sebaiknya segera membuat keputusan yang cepat dan tepat untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Apalagi kalau sudah mendapat imbauan dari pemerintah atau lembaga terkait seperti Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) untuk segera dievakuasi, maka sebaiknya ikuti petunjuk yang mereka berikan. Mereka tentunya lebih tahu jalur-jalur yang relatif aman untuk dilalui.

Selama proses evakuasi, pastikan kelompok usia yang berisiko seperti ibu hamil, balita, anak-anak, lansia dan penderita difabel diprioritaskan terlebih dahulu. Perhatikan arus dan kedalaman genangan air, serta bahaya lain yang bisa menimpa seperti adanya binatang buas atau hanyutan benda yang bisa mencederai kita. Bila tidak mampu atau ragu untuk berpindah melewatinya, maka cari pertolongan dari pertugas profesional.

Petugas maupun fasilitas kesehatan yang berada di lokasi banjir tentunya ikutan lumpuh. Karena itu, berbagai keperluan layanan kesehatan bisa didapatkan di lokasi pengungsian. Biasanya pemerintah telah menyiapkan berbagai pos kesehatan yang siap menolong jika diperlukan. Sekali lagi, ikuti petunjuk petugas yang berwenang, supaya semua upaya penanganan awal bisa terkoordinasi dengan baik.

Efek lanjutan, -pada jangka menengah- bisa berupa luka yang terinfeksi, komplikasi cedera, keracunan, kesehatan mental yang buruk, penyakit menular, dan kelaparan. Berbagai pengalaman penanganan bencana yang terjadi di Indonesia menunjukkan hasil evaluasi yang cukup baik. Artinya, setiap korban diupayakan untuk mendapatkan perawatan dasar yang memadai. Di pengungsian dipastikan ada dapur umum dan pos kesehatan yang mengurusi masalah fisik dan kejiwaan sekaligus.

Selama di pengungsian, sebaiknya makan dan minum dari sumber dapur umum atau yang sudah dipastikan keamanan atau kesehatannya. Selama banjir, sumber air yang biasa digunakan sebelumnya telah terkontaminasi oleh berbagai bakteri atau bahan kimia berbahaya, sehingga menimbulkan berbagai masalah pada saluran pencernaan.

Dampak banjir itu mungkin akan berlanjut jangka panjang, seperti timbulnya penyakit kronis, kecacatan, kesehatan mental yang buruk, dan penyakit terkait kemiskinan termasuk gizi buruk.

Masalah kesehatan jiwa menjadi salah satu isu yang santer dibahas pasca-bencana, termasuk banjir. Sebuah studi yang menelaah berbagai penelitian tentang hubungan banjir dan kesehatan mental menyimpulkan gangguan kesehatan mental utama yang terjadi selama dan setelah bencana banjir adalah gangguan stres pascatrauma, depresi, dan kecemasan (Fernandez et al., 2015).

Banjir di Jakarta dan wilayah lainnya pada awal tahun baru 2020 ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Semoga tidak hanya perdebatan yang sarat akan perundungan saja yang membanjiri sosial media kita, tetapi juga hal penting lain terkait tindakan pencegahan banjir dan masalah yang mengikutinya.

 

Oleh: Saverinus Suhardin, S.Kep.,Ns

(Perawat Kesehatan Komunitas FKp Unair)

 

Sumber Bacaan

Du, W., Fitzgerald, G. J., Clark, M., & Hou, X. Y. (2010). Health impacts of floods. Prehospital and Disaster Medicine, 25(3), 265–272. https://doi.org/10.1017/S1049023X00008141

Fernandez, A., Black, J., Jones, M., Wilson, L., Salvador-Carulla, L., Astell-Burt, T., & Black, D. (2015). Flooding and mental health: A systematic mapping review. PLoS ONE, 10(4), 1–20. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0119929

KemenkesRI. (2020). Informasi Mengenai Upaya yang Telah Dilakukan Kemenkes RI bersama K/L Serta Relawan, Mobilisasi Logistik dan Dta Korban. Retrieved January 9, 2020, from KemenkesRI website: https://web.facebook.com/KementerianKesehatanRI/posts/3095736070456472

Kompas.com. (2020). Catatan Nilai Kerugian Banjir Jakarta, Bisa untuk Bangun 19.381 Desa di Indonesia. Retrieved January 9, 2020, from Kompas.com website: https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/03/162307665/catatan-nilai-kerugian-banjir-jakarta-bisa-untuk-bangun-19381-desa-di?page=all

 

Pin It
Hits 3221

Berita Terbaru