INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Waspadai Novel Corona, Virus Berbahaya dari China

  • By
  • In Lihat
  • Posted 27 January 2020
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

Menjelang perayaan Tahun Baru China (Imlek), bukannya suasana gembira yang dapatkan, malah dari sana datang sebuah kabar yang cukup merisaukan. Sebuah virus baru dikabarkan muncul pertama kali di Kota Wuhan Provinsi Hubei China, yang saat ini telah memakan korban jiwa, menginfeksi banyak warga, serat mulai menyebar ke berbagai wilayah termasuk negara tetangga.

Berdasarkan laporan WHO (21/01/2020), serangan virus yang kini mulai menggemparkan dunia itu berawal dari sebuah kasus pasien yang mengalami peradangan paru-paru pada 30 Desember 2019 lalu di Kota Wuhan – China, tanpa penyebab yang jelas.

Setelah diperiksa lebih jauh, pada 7 Januari 2020 akhirnya diketahui adanya virus baru yang diberi nama Novel Coronavirus (2019-nCoV). Karena virus baru ini masih satu rumpun dengan jenis virus korona lainnya yang sudah dikenal lebih dulu seperti Middle East Respiratory Syndrome(MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV); tanda dan gejala yang ditimbulkan juga kurang lebih sama.

Tanda-tanda umum infeksi biasanya tergambar dari gejala gangguan pernapasan seperti  demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia (radang paru-paru), sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (WHO, 2020a).

Laporan kedua dari WHO  per 22 Januari 2020 menyebutkan, sudah terdata 314 kasus yang terinfeksi virus tersebut. Sebagian besar berada di wilayah China, 2 orang di Thailand, 1 di Jepang dan 1 di Korea. Kasus yang terjadi di luar China, sebelumnya orang tersebut pernah mengunjungi Kota Wuhan. Artinya, pusat virus ini memang berada di China (Wuhan) yang mempunyai potensi untuk terus menyebar atau menginfeksi banyak orang.

Sebagai informasi tambahan, sudah ada 6 orang yang meninggal dunia dan  16 tenaga kesehatan juga diketahui ikut terinfeksi. Kemungkinan angka kesakitan dan kematian ini akan terus bertambah, apalagi kalau tidak semua waspada dan melakukan aksi pencegahan serta penanganan yang cepat dan tepat.

Perhatian Warga Dunia

Sejak WHO menetapkan status darurat kesehatan masyarakat internasional untuk masalah Virus Corona Baru ini, sudah tentu menjadi perhatian khusus oleh semua pihak. Status tersebut dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi penanganan, tidak saja dalam wilayah negara masing-masing, tetapi mencakup seluruh dunia (Jawa Pos, 2020).

Kita patut bersyukur, otoritas bidang kesehatan pemerintah China dan WHO segera mengumumkan wabah baru ini. Sebab bila lebih lambat lagi, bisa saja korbannya semakin bertambah. Status darurat ini tentu saja tidak bermaksud untuk menakut-nakuti, melainkan supaya warga dunia lebih waspada. Tulisan ini pun bagian dari upaya kewaspadaan, supaya kita makin menyadarinya dan bertindak sesuai arahan pihak yang berwenang atau berkompeten.

Di seluruh dunia, hampir semua negara telah melaksanakan tindakan kewaspadaan. Mereka lakukan pemeriksaan pada para penumpang dengan alat deteksi suhu tubuh otomatis (thermal scanner) di bandara dan pelabuhan, khususnya yang datang dari wilayah China. Termasuk di Indonesia. Sebagai gambaran, di pelabuhan dan bandara Batam telah diaktifkan 11 thermal scanner (Kompas.com, 2020). Bentuk kewaspadaan lain, Kemenkes juga sudah menyiagakan 100 rumah sakit untuk antisipasi virus tersebut mewabah lebih luas sampai wilayah Indonesia (BBC.com, 2020).

Penggunaan thermal scanner atau lebih tepatnya bernama Digital Infrared Thermal Imaging (DITI) telah terbukti efektif dalam melakukan pelacakan awal pada keramaian seperti di bandara, pelabuhan dan tempat stretegis lainnya. Hal itu bisa dipelajari dari kasus SARS pada tahun 2003 silam di Taiwan, sebanyak 305 pasien demam (0,42%) terdeteksi oleh termografi inframerah tersebut. Dari jumlah tersebut, tiga pasien SARS diidentifikasi setelah penyelidikan menyeluruh termasuk riwayat kontak, tes laboratorium dan pemeriksaan radiologi (Chiu et al., 2005).

Mengenal Cara Penyebaran Virus

Meski pemerintah telah melakukan tindakan kewaspadaan, bukan berarti semuanya akan aman 100 persen. Alat pendeteksi suhu tubuh tadi hanya bisa menjagkau orang yang terinfeksi dan telah menunjukkan gejala. Masalahnya, ada pula orang yang sudah terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala, tapi sudah bisa menularkan kepada orang lain.

Ukuran virus ini berkisar antara 5-12 nanometer atau sepermilyar meter. Itu artinya kecil sekali, tidak kasatmata bila tanpa alat pembesar yang canggih. Kita baru menyadari keberadaan virus ini bila sudah menunjukkan adanya tanda dan gejala penyakit. Manifestasi tersebut menunjukkan virus telah berkembang biak dalam tubuh kita sebagai penderita.

Supaya bisa ikut aktif melakukan upaya pencegahan, kita perlu memahami cara penyebaran virus tersebut. Laporan awal disebutkan, Novel Coronavirus tersebut ditularkan dari binatang ke manusia. Virus itu kemudian mengalami mutasi (perubahan bentuk dan sifat), kemudian bisa menularkan dari manusia ke manusia lainnya.

Sebagai virus yang menyerang sistem pernapasan, cara penularaanya juga kurang lebih sama dengan penyakit infeksi pernapasan lainnya, dibagi menjadi 3 kategori yaitu kontak baik langsung maupun tidak langsung; lewat droplet  dan lewat aerosol (Shiu, Leung, & Cowling, 2019).

Saat terjadi kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi, misalnya menyentuh bagian tubuhnya atau ketika berjabatan tangan, virus akan berpindah ke tangan orang sehat. Bila setelah itu tidak mencuci tangan dan menyentuh arena sekitar muka, besar kemungkinan akan terhidup ke dalam saluran pernapasan. Pada kontak tidak langsung, virus berpindah melalui benda yang dipakai bersama antara penderita yang terinfeksi dengan orang sehat.

Penularan lewat droplet terjadi dalam jarak pendek. Terjadi ketika orang yang terinfeksi tanpa sengaja percikan ludah atau dahak saat batuk, bersin, bicara atau tertawa; kemudian droplet tersebut menempel dekat saluran pernapasan bagian atas (hidung) orang yang sehat.

Sedangkan lewat aerosol (cairah ludah atau dahak dalam bentuk partikel yang lebih kecil dan berterbangan di udara bebas) bisa menebar sampai jarak yang lebih jauh. Aerosol yang bervirus itu bisa masuk ke orang sehat lewat udara saat bernapas biasa, sehingga virus tersebut bisa mengendap di sepanjang saluran pernapasan hingga bagian yang paling bawah (Kutter, Spronken, Fraaij, Fouchier, & Herfst, 2018).

Upaya Pencegahan

Setelah memahami proses penularan virus, kita sudah bisa menetapkan bagaimana sebaiknya upaya yang dilakukan agar tidak terinfeksi. Secara umum, WHO (2020b) memberi saran kepada masyarakat di seluruh dunia untuk memperhatikan beberapa hal berikut.

Pertama, sering-seringlah membersihkan atau mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air berbasis alkohol; Kedua, ketika batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung dengan siku tertekuk atau tisu, kemudian segera buang tisunya dan jangan lupa cuci tangan; Ketiga, hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk; Keempat, Jika Anda menderita demam, batuk, dan sulit bernapas, cari perawatan medis lebih awal dan bagikan riwayat perjalanan sebelumnya kepada para petugas kesehatan; Kelima, ketika mengunjungi pasar di daerah yang saat ini mengalami kasus coronavirus baru (Wuhan-China), hindari kontak langsung tanpa perlindungan dengan hewan hidup dan bagian yang bersentuhan dengan hewan tersebut; dan Keenam, hindari konsumsi produk hewani yang masih mentah atau setengah matang.

Setelah direnung, ternyata tidak hanya sebagian besar peralatan rumah tangga maupun HP kita saja yang “Made in China.” Kini, virus yang menimbulkan penyakit berbahaya juga berasal dari sana. Mari terus berwaspada dengan melakukan praktik hidup sehat.

 

Oleh: Saverinus Suhardin, S.Kep.,Ns

(Perawat Kesehatan Komunitas FKp Unair)

 

Sumber Bacaan

BBC.com. (2020, January 23). Virus corona: Indonesia siapkan 100 rumah sakit untuk antisipasi pandemik. BBC.Com. Retrieved from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51214664

Chiu, W. T., Lin, P. W., Chiou, H. Y., Lee, W. S., Lee, C. N., Yang, Y. Y., … Hsu, C. Y. (2005). Infrared thermography to mass-screen suspected sars patients with fever. Asia-Pacific Journal of Public Health, 17(1), 26–28. https://doi.org/10.1177/101053950501700107

Jawa Pos. (2020, January 22). Waspada, Jangan Tutupi Persebaran: Hari Ini WHO Berikan Status Virus 2019-nCoV. Jawa Pos, p. 3.

Kompas.com. (2020, January 23). Antisipasi Virus Corona, Batam Siagakan 11 Thermal Scanner di Pelabuhan dan Bandara. Kompas.Com. Retrieved from https://regional.kompas.com/read/2020/01/23/06420241/antisipasi-virus-corona-batam-siagakan-11-thermal-scanner-di-pelabuhan-dan

Kutter, J. S., Spronken, M. I., Fraaij, P. L., Fouchier, R. A., & Herfst, S. (2018). Transmission routes of respiratory viruses among humans. Current Opinion in Virology, 28, 142–151. https://doi.org/10.1016/j.coviro.2018.01.001

Shiu, E. Y. C., Leung, N. H. L., & Cowling, B. J. (2019). Controversy around airborne versus droplet transmission of respiratory viruses: implication for infection prevention. Current Opinion in Lipidology, 30(4), 300–306. https://doi.org/10.1097/QCO.0000000000000563

WHO. (2020a). Coronavirus. Retrieved January 23, 2020, from WHO website: https://www.who.int/health-topics/coronavirus#

WHO. (2020b). Novel Coronavirus (2019-nCoV) advice for the public. Retrieved January 23, 2020, from WHO website: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public

WHO. (2020c). Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report - 1. Retrieved January 23, 2020, from WHO website: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200121-sitrep-1-2019-ncov.pdf

WHO. (2020d). Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report - 2. Retrieved January 23, 2020, from WHO website: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200122-sitrep-2-2019-ncov.pdf

Pin It
Hits 972

Berita Terbaru