INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Diet Sehat : Pentingnya Memperhatikan Asupan Nutrisi bagi ODHA dengan TBC

  • By
  • In Lihat
  • Posted 04 October 2020
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 734

Salah satu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia adalah HIV AIDS. Penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia melalui hubungan seks bebas, produk darah yang terinfeksi maupun ditularkan secara langsung dari ibu. Stadium akhir dari infeksi virus ini menyebabkan seseorang mengalami AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).

Istilah ODHA mungkin masih sangat awam bagi sebagian orang. ODHA merupakan kepanjangan dari Orang Dengan HIV AIDS. Istilah ini digunakan untuk pasien HIV AIDS dengan tujuan untuk menghindari atau mengurangi stigma yang sudah melekat di masyarakat kepada pasien HIV AIDS.

Menurut laporan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P), pengidap HIV di Indonesia pada tahun 2017 sekitar 48.300 orang, melonjak dari 41.250 orang pada tahun 2016. Sebaliknya, pengidap AIDS tahun 2017 ada sekitar 9.280 orang menurun dari 10.146 orang pada tahun 2016. Hal ini menjelaskan bahwa ODHA semakin banyak, namun mereka masih terindikasi terinfeksi HIVdan belum masuk ke stadium AIDS. Data yang sama menunjukkan presentase penderita HIV AIDS bergender laki-laki sebanyak 62% dan sisanya perempuan.

Gejala yang muncul pada penderita HIV AIDS di fase pertama mirip seperti gejala flu yaitu muncul sariawan, radang tenggorokan, keringat berlebih dan pembengkakan kelenjar getah bening. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh sedang berupaya melawan virus. Pada fase kedua, tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas. Sedangkan pada fase akhir, sudah terjadi AIDS dengan gejala penurunan berat badan secara drastis dan penderita sangat rentan terkena infeksi penyakit lain, misalnya TBC.

ODHA dengan TBC memiliki tanda dan gejala yang lebih kompleks serta lebih berat dibandingkan dengan orang yang mengalami HIV AIDS saja atau TBC saja. Kombinasi dari infeksi HIV/TB dan gangguan nutrisi disebut “triple trouble”. Pada pasien ODHA dengan TBC menyebabkan penurunan nafsu makan, kekurangan zat gizi, dan perubahan metabolisme. Selain itu, hampir selalu disertai dengan komplikasi penurunan berat badan yang sangat ekstrim (>10%) serta disertai demam atau diare selama lebih dari 1 bulan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan diet asupan nutrisi bagi ODHA dengan TBC.

Asupan nutrisi yang dapat diberikan pada ODHA dengan TBC antara lain :

1. Pemberian makronutrien berdasarkan kebutuhan energi

Makronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Diet seimbang diberikan dengan memperhatikan jumlah kalori dan protein. Perhitungan porsi enegi yang dapat diberikan yaitu penambahan 500 kkal di atas kebutuhan energi (40-50 kkal).

Asupan protein diperlukan untuk memperbaiki massa tubuh. Contoh makanan yang banyak mengandung protein diantaranya ayam, telur, daging, kacang-kacangan serta biji-bijian. Peritungan porsi yang dapat diberikan yaitu 1,2-1,8/kg berat badan per hari. Sedangkan asupan lemak pada pasien ODHA dengan TBC biasanya dipertimbangkan pada pasien yang disertai diare. Asupan lemak yang dapat diberikan seperti minyak ikan yang mengandung omega 3.

2. Pemberian mikronutrien

Mikronutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumah kecil namun mempunyai peran penting untuk tubuh. Pemberian nutrisi jenis mikronutrien ini memerlukan perhatian lebih lanjut karena pada pasien ODHA dengan TBC terjadi penurunan kadar mikronutrien di dalam tubuh. Komponen mikronutrien tersebut antara lain selenium, seng, magnesium, besi, kalsium, tembaga, karoten, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin E. Kondisi ini dapat diperparah dengan kekurangan vitamin A, vitamin C, dan juga vitamin D. Derajat keparahan TB sendiri dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin D yang dapat meningkatkan respon kekebalan tubuh dan menurunkan peradangan. Vitamin D ini didapatkan dari minyak ikan kod dan juga paparan sinar matahari. Karena pentingnya kebutuhan mikronutrien bagi ODHA dengan TBC maka direkomendasikan suplemen mikronutrien yang diberikansebesar 100%.

 

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ninuk Dian, S.Kep., Ns., M.ANP (Kelompok 3 Keperawatan HIV/AIDS kelas A1 A18)

Referensi:

Kementrian Kesehatan RI. 2018. General Situasion of HIV/AIDS and HIV Test. Pusat Data dan Informasi Kementrian RI.

Oktaviani, T. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan pada Pasien HIV/AIDS dengan Defisit Nutrisi di Ruang Cenderawasih RSUD Wangaya Tahun 2018. Doctoral Dissertation, Jurusan Keperawatan 2018.

Permatasari, Dian. 2016. Tatalaksana Nutrisi pada Tuberkulosis Paru dengan Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Kaheksia Serial Kasus. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pin It
Hits 1213

Berita Terbaru