INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Optimalisasi Program DOTS dengan Family Support pada Upaya Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Pasien HIV dengan TB

  • By
  • In Lihat
  • Posted 29 November 2020
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Di Indonesia prevalensi HIV pada pasien TBC adalah sekitar 2,4%. TBC juga merupakan tantangan bagi pengendalian HIV/AIDS karena merupakan Infeksi Oportunistik terbanyak (49%) pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) (Kementerian Kesehatan RI, 2016). HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome disebabkan oleh infeksi HIV dilansir dari Infodatin Kemenkes 2014 (Kemenkes, 2014). Infeksi HIV meningkatkan kerentanan dan progresivitas terjadinya infeksi Mycobacterium tuberculosis menjadi penyakit Tuberkulosis aktif. Risiko ini meningkat sesuai dengan keadaan imunosupresi. Infeksi HIV berpengaruh terhadap risiko berkembangnya penyakit Tuberkulosis pada seseorang yang terifeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis (TB) sendiri pengertiannya adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis akan menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (KMK, 2009).

Setiap orang yang telah terinfeksi HIV akan dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk menjalani terapi antiretroviral (ARV) agar sistem kekebalan tubuh meningkat dan menurunkan angka kematian. ODHA dengan positif TB harus mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) terlebih dahulu selama 1-2 minggu kemudian dilanjutkan terapi ARV dengan kombinasi terapi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang membuat tingkat kepatuhan dalam konsumsi Obat ODHA dengan positif TB menurun. Diperlukan beberapa metode/program yang efektif untuk membantu ODHA dengan Infeksi Oportunistik dalam meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat. Pelayanan kesehatan DOTS ialah upaya atau program pengawasan kepatuhan menelan/meminum obat.

Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) merupakan suatu pengawasan langsung menelan obat jangka pendek setiap hari oleh pengawas menelan obat (PMO) (WHO, 2003). Menurut WHO, tujuan strategi DOTS adalah mendeteksi dan menyembuhkan TB dengan cepat, biaya untuk pengobatan lebih terjangkau, dapat meningkatkan angka kesembuhan, mencegah infeksi baru dan perkembangan resistensi ganda TB. Program DOTS di fasilitas pelayanan kesehatan akan membuat setiap ODHA yang berkunjung selalu dilakukan pengkajian dan skrining awal status TB. ODHA yang tidak memiliki gejala TB akan dilakukan inisiasi OAT (Obat Anti Tuberkulosis) sebaliknya dengan ODHA dinyatakan terduga TB, akan dilakukan kolaborasi dengan tim TBC (DOTS) untuk melakukan diagnosis TB. ODHA dengan diagnosis Tuberkulosis akan mendapatkan pengobatan Tuberkulosis dari tim TBC (DOTS) (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Program DOTS saja tanpa adanya dukungan atau motivasi dalam diri dan orang terdekat penderita terkesan kurang efektif, sehingga diperlukannya metode pendukung yaitu Family Support.

Family Support adalah sebuah metode pemberian dukungan keluarga dengan atau yang memerlukan kebutuhan khusus yang mencakup kebutuhan perawatan, ketidakmampuan dalam perkembangan, serta diagnosis yang berhubungan dengan kesehatan mental/perilaku seseorang. Family Support erat kaitannya dengan keluarga, karena keluarga adalah lingkungan social yang sangat berpengaruh akan kesakitan ataupun kesembuhan. Peran keluarga dalam bentuk partisipasi terhadap proses pengobatan yaitu merujuk penderita ke puskesmas, membawa penderita di fasilitas kesehatan, membantu penderita pada pemeriksaan di laboratorium, pemenuhan kebutuhan penderita, mengingatkan motivasi penderita untuk minum obat maupun secara langsung memberi obat untuk diminum setiap malam dan melakukan pengambilan obat untuk pesediaan, serta mengantarkan penderita melakukan pengontrolan di puskesmas secara rutin.

Peran Keluarga dalam meningkatkan frekuensi minum obat pada klien ODHA Tuberkulosis yaitu dengan menganjurkan agar obat diminum secara teratur, memenuhi kebutuhan penderita (pengaturan minum dan makan yang menunjang pengobatan), serta menghaluskan obat apabila diperlukan untuk memudahkan penderita dalam minum obat. Adanya metode atau program DOTS dan Family Support harapnnya ODHA dengan Infeksi Oportunistik Tuberkulosis akan lebih optimal dalam kepatuhan minum obat.

Oleh :
Dr. Ninuk Dian K, S.Kep., Ns., MANP, Hairunnisak, Lidia Lestiawati, Nia Meilansari, Indah Choirun Nisa, Melania Natalia Tia Darmiati, Marthalia Oktavianty Dwi Cahyani, Fanda Raka Aridianto, Mellisa Dwi Mustika, Atikah Nuraini, Nofita Dwi Rohmawati, dan Nafilah Azmi Yaswar.

Sumber Bacaan:

Kemenkes (2014) ‘Infodatin AIDS.pdf’, Situasi dan Analisis HIV AIDS, pp. 1–8. Available at:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin AIDS.pdf.

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku Petunjuk TB-HIV untuk Petugas Kesehatan. 1–28.

KMK No. 1278 Tahun 2009 ttg TB dan HIV.

Ririanty Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Jl Kalimantan, M. I. (2014). KOMUNIKASI KESEHATAN PROGRAM FAMILY FOLDER DALAM PENANGGULANGAN TB DITINJAU DARI TEORI PRECEDE-PROCEED Health Communication Family Folder Program in Response TB Viewed of Precede-Proceed Theory. Jurnal IKESMA, 10(2), 10. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/4832

Pin It
Hits 1583

Berita Terbaru