Kanker payudara merupakan penyakit yang terjadi ketika sel-sel ganas kanker, terbentuk di jaringan payudara (Kementrian Kesehatan RI, 2016). Kanker payudara menjadi salah satu "musuh" terbesar wanita, yang pastinya sangat ditakuti. Wanita dari kelompok etnis minoritas lebih mungkin didiagnosis dengan kanker payudara stadium lanjut dan lebih besar tumor, perbedaan sebagian disebabkan oleh fakta itu perempuan minoritas tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang deteksi dini atau layanan skrining. Cara untuk mengatasinya perbedaan ini menawarkan kesesuaian bahasa dan program pendidikan yang sesuai dengan budaya untuk disebarluaskan informasi penting tentang kesehatan dan kebugaran payudara. (Arshad et al., 2011)
SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis) merupakan pemeriksaan payudara yang dilakukan di puskesmas. Sedangkan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah – langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan – perubahan yang terjadi pada payudara. SADARI dilakukan antara waktu 7 hari – 10 hari setelah hari pertama menstruasi atau sesudah selesai menstruasi. SADARI tidak menggantikan peranan dokter atau tenaga medis terlatih untuk melakukan pemeriksaan klinik. Pemeriksaan payudara ileh tenaga medis sebaiknya dilakukan untuk perempuan usia 20-40 tahun minimal setiap 3 tahun dan perempuan usia 40 tahun setahun sekali. (Kementrian Kesehatan RI, 2016)
Pencegahan kanker payudara,dapat dimulai dari gaya hidup yang sehat. Pola hidup sehat yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan CERDIK. (Aulia, 2016). Yang pertama yakni Cek kesehatan secara teratur, maksudnya kita perlu melakukan pemeriksaan kesehatan terutama bagian payudara secara rutin dan teratur untuk mencegah penyakit sedini mungkin. Kedua Enyahkan asap rokok, paparan asap rokok bisa mengakibatkan dampak kesehatan yang cukup signifikan bagi mereka yang menghirupnya. Ketiga dengan Rajin aktivitas fisik, dengan rajin melakukan aktivitas fisik seperti senam atau jogging dapat meningkatkan imunitas kita. Jadi dapat terhindar dari berbagai penyakit. Keempat melakukan Diet sehat dengan kalori yang seimbang, selain mampu mengurangi berat badan, diet dengan kalori seimbang juga berdampak baik bagi kesehatan. Selanjutnya yakni Istirahat yang cukup, dengan istirahat dan tidur dapat menjaga kesehatan tubuh kita. Manfaat dari istirahat yang cukup yaitu dapat menjaga mood tetap baik, menjaga tekanan darah tinggi, membantu menurutkan berat badan, dan meningkatkan konsentrasi ketika melakukan aktivitas. (P2PTM Kemenkes RI, 2018). Terakhir yaitu dengan Kelola stress, cara ini dapat merilekskan pikiran maupun jiwa seseorang agar tidak terbawa tekanan ketika mengahadapi penyakit yang dialami. (P2PTM Kemenkes RI, 2018)
References
Arshad, S., Williams, K. P., Mabiso, A., Dey, S., & Soliman, A. S. (2011). Evaluating the Knowledge of Breast Cancer Screening and Prevention among Arab-American Women in Michigan. J Canc Educ (2011), 135–138. https://doi.org/10.1007/s13187-010-0130-x
Aulia. (2016). Enam Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/enam-langkah-sadari-untuk-deteksi-dini-kanker-payudara Kementrian Kesehatan RI. (2016). Bulan Peduli Kanker Payudara.
P2PTM Kemenkes RI. (2018a). Cara mengatasi stres dan mencapai jiwa yang sehat. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stress/cara-mengatasi-stres-dan-mencapai-jiwa-yang-sehat
P2PTM Kemenkes RI. (2018b). Manfaat dari Mendapatkan Istirahat yang Cukup. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/21/manfaat-dari-mendapatkan-istirahat-yang-cukup
PKK 2 – MINGGU KE2
Ruang POSA
DISUSUN OLEH: Kelompok 4/2018
1. Anisa Roma Fitriani
2. Fadhilah Anggraini
3. Nanda Farhana Auliasani
4. Nia Meilansari
5. Novi Dwi Rizkawati
6. Nur ‘Aeni Maghfiroh
Editor : Titis Nurmalita Dianti (Airlangga Nursing Journalist)
