INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

JANGAN-JANGAN SELAMA INI KITA SALAH ?? MEREHABILITASI JANTUNG !!

  • By
  • In Lihat
  • Posted 21 December 2020
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Apa yang Anda ketahui tentang jantung ?
Pernahkah kita membayangkan apa yang akan terjadi bila kita tidak menjaga jantung kita? Salah satu fungsi jantung yang utama adalah memompa darah yang penuh dengan oksigen ke seluruh tubuh. Tidak hanya oksigen, jantung juga akan mengalirkan darah yang berisi dengan segala jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tentu jantung yang sehat dan normal akan membantu kelangsungan hidup menjadi lebih baik.

Perlu kita sadari, penyakit jantung bukan lagi menjadi penyakit yang langka. Belakangan ini penderitanya justru dari kalangan muda. Tentu hal itu dipicu karena pola hidup yang kurang sehat. Jika sudah terkena penyakit jantung, tidak ada acara lain selain mengikuti segala aturan yang ditetapkan oleh dokter agar tetap bertahan hidup. Jantung merupakan salah satu organ vital manusia, yang sangat perlu dijaga dengan baik.

Jika sudah terkena penyakit jantung, pasien harus menjalani program yang disebut rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jantung merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan penderita penyakit jantung untuk mencapai kondisi fisik, mental dan sosial terbaik.

Fenomena
Penyakit kardiovaskular sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan global (Rilanto & Rahajoe, 2014). Data yang diperoleh dari World Health Organization (2017) menyebutkan angka kematian oleh karena penyakit kardiovaskular (CVD) sebesar 17,7 juta orang setiap tahunnya dan 31% merupakan penyebab dari seluruh kematian global. Angka kematian akibat penyakit kardiovaskular diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mencapai 23,3 juta kematian. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014) Indonesia juga akan mengalami peningkatan penderita penyakit kardiovaskular dan kondisi ini akan memberikan beban kesakitan, kecacatan dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita, masyarakat, dan Negara.

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada periode penyakit degeneratif, dan memberikan prevalensi sebesar 40% sebagai faktor penyebab kematian. Morbiditas serta mortalitas akibat penyakit kardiovaskular, sesungguhnya dipengaruhi oleh adanya transisi epidemiologi dimana sebagian besar disebabkan oleh adanya industrialisasi, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup (Harrison, 2016).

Penyakit kardiovaskular dapat menyerang siapapun termasuk para pekerja. Beberapa hasil penelitian telah membuktikan adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian penyakit kardiovaskular dimana faktor penyebabnya dapat bersumber dari lingkungan kerja seperti faktor kebisingan, stress akibat kerja, maupun disebabkan oleh karena gaya hidup yang tidak sehat.

Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Sedangkan sebagai perbandingan, HIV / AIDS, malaria dan TBC secara keseluruhan membunuh 3 juta populasi dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun. Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung. Penyakit Kardiovaskular juga paling sering menyerang kelompok usia produktif, sehingga mortalitasnya menyebabkan beban ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.

Mitos dan Fakta
Beberapa macam mitos yang beredar di masyarakat terkait penyakit jantung yang mengakibatkan masyarakat mulai tidak menghiraukan upaya pencegahan. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang benar dan tepat terkait pecegahan penyakit jantung tersebut. Berikut mitos yang beredar di masyarakat ialah :
1.Mitos : Lumrah, ‘kan, orang berusia lanjut punya tekanan darah tinggi?
Fakta : Tekanan darah memang meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi itu artinya risiko gangguan jantung pun meningkat. Tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah dan mengganggu fungsi sirkulasinya. Memaksa jantung bekerja lebih keras. Ini memicu kerusakan lanjutan dan membuat Anda semakin berisiko mengalami stroke atau serangan jantung.
2.Mitos : Wanita tak perlu khawatir karena pria yang lebih sering terkena serangan jantung
Fakta : Pada usia yang lebih muda, angka serangan jantung pada wanita memang di bawah angka kejadian pada pria. Meski demikian, telah ditetapkan bahwa gangguan jantung bukan lah masalah pria saja. Apalagi seiring bertambahnya usia dan saat memasuki usia menopause. Risiko serangan jantung pada wanita sama besarnya dengan pria. Artinya, ini adalah alasan bagi wanita untuk tetap berpola hidup sehat.
3.Mitos : Saya masih muda, saya tak perlu khawatir terkena serangan jantung
Fakta : Cara Anda menjaga kesehatan tubuh dan kebugaran jantung secara keseluruhan pada masa muda akan sangat berpengaruh pada kondisi jantung di masa-masa selanjutnya. Tak perlu menunda untuk menjaga kesehatan jantung. Bila Anda kegemukan, merokok, kurang olahraga dan sering stres, Anda berisiko mengalami gangguan jantung, berapa pun usia Anda.
4.Mitos : Keluarga saya punya riwayat penyakit jantung, jadi saya juga pasti akan mengalaminya.
Fakta : Faktor genetik memang meningkatkan risiko. Tapi bukan berarti Anda ditakdirkan untuk sakit. Karena itulah langkah pencegahan dengan menjalani pola hidup sehat menjadi sangat dibutuhkan.
5.Mitos : Dada saya sering sakit. Itu kah tanda-tanda gangguan jantung?
Fakta : Ya, nyeri di dada memang gejala dari gangguan jantung. Tetapi mereka yang mengalami serangan jantung juga mendapatkan gejala yang berbeda-beda. Seperti berkeringat berlebihan, nyeri di kedua lengan, leher, atau dagu, bahkan perasaan kepala seperti melayang atau gejala sulit tidur. Cek segera ke dokter bila Anda mengalami gejala tersebut.
6.Mitos : Makanan rendah lemak adalah pilihan terbaik mencegah gangguan jantung
Fakta : Betul sekali. Pola makan rendah lemak dan kolesterol merupakan langkah cerdas mencegah gangguan jantung. Tetapi Anda juga harus mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, dan protein baik untuk mendapatkan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk kesehatan jantung. Mencegah sudah baik tetapi menjadi proaktif akan bermanfaat lebih besar.
7.Mitos : Stress buruk untuk jantung Anda
Fakta : Berdasarkan studi, tipe kepribadian tertentu yang mudah tegang, selalu tergesa-gesa, dan sulit relaks memang cenderung lebih berisiko mengalami gangguan jantung. Tapi ‘banyak pekerjaan’ dan ‘stres’ tak selalu berakibat buruk pada jantung. Bila dikelola dan dinikmati dengan baik, hal-hal tersebut membantu perkembangan mental dan emosional Anda. Cara Anda bereaksi lah yang membuat jantung tertekan. Depresi, terisolasi, kurang bersosialisasi biasanya yang akan berakibat negatif pada kondisi jantung.
8.Mitos : Orang kurus tak berisiko mengalami gangguan jantung
Fakta : Bahkan orang dengan berat badan normal atau kurus, memiliki risiko tersembunyi mengalami tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan risiko masalah lain yang biasanya dialami orang kegemukan. Karena itu, pengecekan rutin diperlukan. Dan pola hidup sehat harus tetap dijalankan.
9.Mitos : Saya sudah minum obat penurun kolesterol. Jadi aman makan apa saja.
Fakta : Kolesterol dalam darah berasal dari dua sumber. Dari hati (liver) dan dari makanan yang Anda santap. Jenis obat statin mengurangi kadar kolesterol yang dibuat oleh hati. Ini membuat kadar kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah berkurang. Bila Anda tetap mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh, obat tak lagi efektif mencegah kenaikan kadar kolesterol Anda. Jadi, tetap minum obat dan batasi asupan makanan tinggi lemak.
10.Mitos : Angioplasty, pemasangan stent atau tindakan bypass akan membereskan jantung Anda.
Fakta : Bedah macam ini memang sangat bermanfaat mengurangi nyeri di dada dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Tetapi, langkah ini tidak serta merta menyembuhkan masalah utama, yaitu penyumbatan pembuluh darah. Tanpa mengkoreksi sumber masalah yang berkaitan dengan hal tersebut - seperti jalani diet seimbang, latihan teratur, dan menjaga tekanan darah – pembuluh darah akan kembali tersumbat oleh plak. Yang memungkinkan masalah jantung dan risiko stroke bisa berulang.

Pengobatan Jantung
Rehabilitasi jantung atau kardiovaskular adalah terapi latihan untuk mendapat dukungan moral dan edukasi seputar gaya hidup sehat melalui program rawat inap dan rawat jalan. Ini masih terkait dengan edukasi dan aktivitas fisik yang dirancang khusus untuk meningkatkan kesehatan pasien dan membantu pasien pulih dari penyakit jantung.

Fase Rehabilitasi Medik Jantung
Program rehabilitasi medik jantung terdiri dari beberapa fase yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Fase rehabilitasi medik jantung yang mungkin akan Anda jalani, meliputi:
Fase I
Dilakukan saat Anda masih menjalani perawatan medis di rumah sakit untuk menghindari tirah baring dalam waktu yang terlalu lama, relaksasi, dan mengurangi rasa nyeri pasca operasi atau tindakan pengobatan jantung.
Fase II
Fase yang berlangsung selama 3 hingga 6 bulan ini dilakukan setelah Anda selesai menjalani perawatan. Tujuannya untuk menurunkan risiko penyakit jantung serta memulihkan kondisi fisik, mental, dan kehidupan sosial Anda pasca operasi.
Fase III
Fase yang berlangsung selama 6 hingga 12 bulan ini dilakukan setelah Anda menjalani fase II rehabilitasi medik. Tujuannya untuk memastikan faktor-faktor yang dapat memicu risiko sudah terkontrol dengan baik dan kebiasaan hidup sehat sudah mulai bisa diterapkan sendiri.
Fase IV
Merupakan program jangka panjang. Ini termasuk aktivitas fisik untuk memastikan kerja fungsi jantung dan gaya hidup sehat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Manfaat Rehabilitasi Jantung
Program rehabilitasi direkomendasikan oleh organisasi di bidang kesehatan jantung, termasuk American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology (ACC). Rehabilitasi medik jantung penting untuk proses pemulihan, terutama jika Anda pernah terkenaserangan jantung atau menderita masalah jantung lainnya. Berdasarkan sejumlah penelitian, ditemukan bahwa program rehabilitasi jantung memiliki manfaat, di antaranya:
a)Mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung.
b)Mengurangi risiko masalah jantung di masa mendatang.
c)Mencegah serangan jantung kembali terjadi, bahkan yang lebih serius.
d)Membantu Anda memulai gaya hidup sehat untuk meminimalisir kemungkinan masalah jantung kembali terjadi.

Kriteria pasien jantung yang membutuhkan rehabilitasi medik. Rehabilitasi medik jantung mungkin diperlukan oleh semua pasien, entah itu pria maupun wanita yang memiliki riwayat penyakit jantung. Terutama setelah menjalani tindakan medis untuk memulihkan penyakit jantung di rumah sakit. Kriteria pasien penyakit jantung yang membutuhkan rehabilitasi medik terdiri dari Transplantasi jantung, Operasi by pass jantung, dan Perbaikan atau penggantian katup jantung.

Prosedur Rehabilitasi Jantung Rehabilitasi medik merupakan program jangka panjang yang dapat membantu pemulihan pasien penyakit jantung agar bisa beraktivitas normal kembali seperti semua, atau setidaknya mendekati normal. Ini merupakan program penting yang dilakukan di bawah pengawasan dokter rehabilitasi medik beserta timnya yang dilakukan di rumah sakit, rumah pasien, atau di tengah komunitas.

Rehabilitasi medik terdiri atas aktivitas olahraga, konseling, dan edukasi. Dokter akan menentukan aktivitas seperti apa yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Tim dokter akan mengevaluasi program yang Anda jalankan secara berkala. Sebelum Anda memutuskan untuk menjalani rehabilitasi medik jantung, sebaiknya diskusikan dengan dokter terlebih dahulu. Jika Anda memiliki pertanyaan seputar rehabilitasi medik untuk pasien penyakit jantung, hubungi dokter rehabilitasi medik di rumah sakit yang terdapat dokter spesialis jantung.

Kesimpulan
Penyakit jantung masih menjadi ancaman dunia (global threat) dan merupakan penyakit penyebab kematian nomor satu di dunia. Penyakit ini dapat menyerang siapapun dan beberapa waktu terakhir juga menyerang orang yang berusia muda. Mitos-mitos yang beredar dapat menjadi penyebab penyakit jantung jumlahnya menjadi tidak langka. Contoh-contoh mitos yang beredar di masyarakat antara lain, “Lumrah, ‘kan, orang berusia lanjut punya tekanan darah tinggi?”, “Wanita tak perlu khawatir karena pria yang lebih sering terkena serangan jantung”, “Saya masih muda, saya tak perlu khawatir terkena serangan jantung”, “Orang kurus tak berisiko mengalami gangguan jantung” dan masih banyak lagi.

Perlu adanya tindakan rehablitatif untuk menangani penyakit jantung ini. Rehabilitasi jantung atau kardiovaskular adalah terapi latihan untuk mendapat dukungan moral, dan edukasi seputar gaya hidup sehat. Rehabilitatif jantung dibagi menjadi 4 fase, antara lain, Fase I, dilakukan saat Anda masih menjalani perawatan medis di rumah sakit untuk menghindari tirah baring dalam waktu yang terlalu lama, relaksasi, dan mengurangi rasa nyeri pasca operasi atau tindakan pengobatan jantung lainnya. Fase II, yaitu fase yang berlangsung selama 3 hingga 6 bulan ini dilakukan setelah Anda selesai menjalani perawatan. Fase III, yaitu fase yang berlangsung selama 6 hingga 12 bulan ini dilakukan setelah Anda menjalani fase II rehabilitasi medik. Fase IV, merupakan program jangka panjang, termasuk aktivitas fisik untuk memastikan kerja fungsi jantung dan gaya hidup sehat sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Manfaat dari rehabilitatif jantung yaitu, mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung, mengurangi risiko masalah jantung di masa mendatang, mencegah serangan jantung kembali terjadi, bahkan yang lebih serius dan membantu Anda memulai gaya hidup sehat untuk meminimalisir kemungkinan masalah jantung kembali terjadi.

Penulis: Victoria Putri P, Cinthia Jessica M, Meilina Juwaranti, Putri Alifian S, Fhauzhy Yosshy P, Nadira Emillita M. (Kelompok 11 PKK II Ruang PPJT: Rawat Inap, Mahasiswa S1 Keperawatan UNAIR)
Editor : Titis Nurmalita Dianti (Airlangga Nursing Journalist)

Referensi:
Abbas dkk .(2015). The Effectiveness of Using the Workplace to Identify and Address Modifiable Health Risk Factors in Deprived Populations. Occup Environ Med. 72 (9): 664-669.
Bosu WK. (2015) The Prevalence, Awareness, and Control of Hypertension among Workers in West Africa: a Systematic Review. Global health action.
Raynaldo, Abdul dkk. 2019. Panduan Rehabilitasi Kardiovaskular. PP PERKI http://www.p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/10-mitos-penyakit-jantung
Isman Firdaus. Hari Jantung Sedunia (World Heart Day): Your Heart is Our Heart Too. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)

Pin It
Hits 1566

Berita Terbaru