INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

PEDULI BRONCHITIS, BEGINI CARA CEGAH DAN DETEKSI DINI!

  • By Alina Ramadani
  • In Lihat
  • Posted 21 December 2020

Penyakit pernapasan bisa menyerang siapapun dan kapanpun tanpa terkecuali. Salah satu penyakit pernapasan yang cukup umum terjadi adalah bronchitis. Kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa bronchitis dapat menyebabkan pengidapnya batuk selama berhari-hari. Tapi, apa itu sebenarnya bronchitis? Bronchitis adalah kondisi dimana fungsi bronkus dan bronkiolus atau saluran pernapasan tidak bekerja dengan baik. Hal tersebut dikarenakan adanya peradangan dan bengkak sehingga menurunkan fungsi paru-paru serta menyebabkan produksi lendir seperti sputum atau dahak (Dimble & Marane, 2020)

Angka kejadian bronchitis di Indonesia sendiri saat ini masih belum diketahui secara pasti. Namun, bronchitis merupakan salah satu bagian dari penyakit paru obstruktif kronik. Di Indonesia diperkirakan terdapat 5,6% atau sekitar 4,8 juta pasien dengan penyakit pernapasan. Angka tersebut bisa terus naik seiring banyaknya jumlah perokok karena 90% pasien dengan penyakit pernapasan adalah perokok atau mantan perokok (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

Perlu kita sadari bahwa penyebab penyakit bronchitis sering disebabkan oleh beberapa virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan dancoxsackie virus. Bronchitis dapat juga disebabkan oleh parasit dan jamur. Selain itu, dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko seperti bahan fisik atau kimia dan faktor risiko lainnya yang dapat mempermudah seseorang menderita bronchitis misalnya perubahan cuaca, merokok, alergi, dan polusi udara yang ada di lingkungan sekitar.

Lalu, bagaimana tanda dan gejala dari bronchitis? Gejala awal bronchitis yang dapat dijumpai pada seseorang antara lain, seperti hidung berair, tidak enak badan, menggigil, pegal-pegal, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala yang sering ditemukan adalah batuk lebih dari 2 minggu disertai lendir atau dahak, kemudian dahak dalam jumlah sedikit, tetapi semakin lama semakin banyak dan adanya sesak nafas serta batuk, bisa ringan atau berat dengan dahak yang kental. Seseorang yang terkena bronchitis, terutama bronchitis kronis biasanya akan terbatuk-batuk pada pagi hari untuk mengeluarkan dahak dalam jumlah yang banyak. Jika terjadi infeksi awal maka dahak tersebut berwarna keputihan dan encer, namun jika sudah terinfeksi akan menjadi kuning, kehijauan, dan kental.

Antisipasi Gejala, Kapan Harus Periksa?

Sama seperti pada penyakit lainnya, deteksi dan penanganan dini penyakit bronchitis berperan penting dalam mendukung keberhasilan pengobatan. Penyakit bronchitis seringkali tidak terdeteksi sehingga seseorang sebaiknya segera mencari pengobatan jika mengalami salah satu atau beberapa gejala batuk seperti : apabila gejala bertahan lebih dari 3 minggu, membuat susah tidur, disertai dengan demam tinggi diatas 38°C, menghasilkan dahak berwarna atau darah, sampai dengan menyebabkan mengi atau sesak napas. Pasalnya, gejala-gejala tersebut juga bisa menjadi pertanda penyakit pernapasan lainnya. Oleh karena itu, seseorang perlu memeriksakan diri untuk memastikan penyakit yang dialami, sekaligus mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Perilaku Hidup Sehat, Pencegahan Bronchitis Paling Tepat

Cara pencegahan bronchitis yang tepat adalah dengan berperilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat tersebut dapat dilakukan, antara lain dengan menggunakan masker untuk melindungi diri dari percikan bersin, batuk, dan sekresi pernapasan (udara keluar dari pernapasan). Kemudian apabila ada penderita bronchitis, maka diwajibkan menggunakan masker. Selain itu, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan secara benar sesuai dengan prosedur (cuci tangan 6 langkah), menggunakan tissue atau sapu tangan ketika batuk atau bersin, menjaga jarak dengan penderita bronchitis minimal 1 meter, hindari merokok atau menghirup asap rokok serta yang terpenting untuk pencegahan dini adalah memberikan imunisasi yang tepat dan direkomendasikan kepada anak-anak (Dimble & Marane, 2020).

Menjalankan perilaku hidup sehat tentunya tidak mudah karena akan banyak kendala yang dihadapi, seperti rasa malas yang timbul dari dalam diri dan terkadang kita juga menyepelekan pentingnya menjaga kesehatan. Tapi jangan khawatir, semua kendala dapat kita atasi dengan niat yang kuat dari dalam diri. Jika sudah ada niat, maka selanjutnya adalah memiliki kemauan, dengan begitu akan terwujud perilaku hidup sehat yang kita inginkan.

Harapan dari dilakukannya perilaku atau gaya hidup sehat, semua orang dapat terhindar dari terpajannya penyakit bronchitis sehingga angka kejadiannya tidak terus mengalami peningkatan. Harapan tersebut juga sejalan dengan program gerakan masyarakat oleh Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. Waspadai Bronchitis, Hidup Sehat Itu Gratis!

 

Oleh :

Dosen Pembimbing : Hakim Zulkarnain, S.Kep., Ns., MNg

Kelompok 8 PKK 2 A-2018

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

 

Sumber Bacaan :

Dasar, R. K. (2013). RISKESDAS 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Dimble, K., & Marane, M. (2020). A Review of Bronchitis ( Acute and Chronic ). 6(12), 815–818.

La Ode Alifariki. (2019). Faktor Risiko Kejadian Bronkitis di Puskesmas Mekar Kota Kendari. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.1.

Nurin, Fajarina. (2020). Bronkitis. Retrivied from https://hellosehat.com/pernapasan/bronkitis/pengertian-bronkitis/#gref

Pin It
Hits 1052

Berita Terbaru