INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

MENGENAL DAN MENCEGAH KANKER NASOFARING (KNF)

  • By Alina Ramadani
  • In Lihat
  • Posted 26 December 2020

Penyakit kanker Nasofaring (KNF) adalah penyakit yang memangbelum familiar di telinga masyarakat awam, namun menurut data statistik, Prevalensi kanker nasofaring di Indonesia yaitu 6.2/100.000, dengan hampir sekitar 13.000 kasus baru, namun itu merupakan bagian kecil yang terdokumentasikan. Hal ini membuat KNF menempati urutan keempat sebagai kanker terbanyak di Indonesia setelah kanker leher rahim, kanker payudara dan kanker paru. Marlinda dkk., melaporkan kanker nasofaring yang sering ditemukan adalah kanker kepala leher dengan prevalensi (28.4%), dengan rasio pria-wanita adalah 2:4 dan endemis di pulau Jawa. Tingginya prevalensi tersebut salah satunya disebabkan karena perbedaan tanda gejala yang muncul pada setiap kejadian kanker nasofaring. Maka dari itu perlunya kita sebagai masyarakat untuk megenal kanker nasofaring dan cara pencegahannya, karena kanker nasofaring ini seperti kebanyakan penyakit kanker lainnya, penyakit ini sejatinya bisa dicegah dengan beberapa hal.

Karsinoma Nasofaring (KNF) atau lebih dikenal dengan kanker nasofaring merupakan keganasan yang muncul pada daerah nasofaring (area di atas tenggorok dan di belakang hidung). kanker ini terbanyak merupakan keganasan tipe sel skuamosa, yaitu sel lapisan yang melapisi batang tenggorokan. Tidak diketahui secara pasti penyebab sel sel ini bermutasi, namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan sel ini bermutasi sehingga menyebar ke sel lain disekitarnya seperti : Jenis Kelamin, Ras, Umur, Makanan yang diawetkan khususnya dengan garam, Virus Epstein-Barr (EBV), dan Sejarah keluarga. Faktor risiko penyebab KNF bersifat multifaktorial atau banyak faktor yang saling bertautan, akan tetapi virus Epstein Barr (EBV) yang paling sering dikaitkan dengan kejadian KNF disamping faktor-faktor yang berisiko lainnya. Infeksi yang disebabkan oleh EBV seringkali bersifat tanpa menimbbulkan gejala apapun. EBV masuk ke dalam tubuh dan dapat bersifat laten sehingga tidak menimbulkan gejala dalam jangka waktu lama. Untuk mengaktifkan virus EBV diperlukan pemicu tertentu seperti kebiasaan konsumsi ikan asin dan paparan kondisi lingkungan tertentu sehingga menimbulkan KNF. Pada kasus yang disebabkan oleh virus, virus ini masuk dan berkembang biak kemudian menyerang nasofaring dan daerah sekitarnya seperti telinga dan hidung. Dengan berkembang biaknya virus ini dapat menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan maupun pendengaran.

Pada KNF juga diperlukan pemeriksaan diagnostik untuk menegakkan diagnosa adanya KNF seperti :

1. CT Scan : Pemeriksaan radiologik berupa CT scan nasofaring berguna untuk melihat tumor primer dan penyebaran ke jaringan sekitarnya serta penyebaran kelenjar getah bening regional.

2. USG Abdomen : Untuk menilai adanya penyebaran organ-organ intra abdomen. Apabila dapat keraguan pada kelainan yang ditemukan dapat dilanjutkan dengan CT Scan Abdomen dengan kontras.

3. Foto Thoraks : Untuk melihat adanya benjolan di paru atau apabila dicurigai adanya kelainan maka dilanjutkan dengan CT Scan Thoraks dengan kontras.

4. Bone Scan : Untuk melihat adanya penyebaran ke tulang di sekitarnya.

KNF sendiri terjadi tidak secara langsung akan tetapi bertahap dari proses yang mulanya tumor dan berkembang secara terus menerus dan semakin ganas, sebelum tumor ini berkembang semakin ganas ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah dan memperlambat perkembangan tumor sebelum menjadi ganas. Langkah pencegahan pertama adalah dengan mempertahankan kebiasaan pola makan yang sehat:

1. Hindari makanan yang asin, hidangan acar, dan kurangi makanan kaleng atau makanan yang diawetkan.

2. Waspadalah : jika ada gejala yang terlihat, terutama bengkaknya kelenjar leher getah bening, segera lakukan konsultasi dengan dokter.

3. Pemeriksaan rutin : Jika Anda memiliki riwayat keluarga yang menderita Karsinoma Nasofaring, Anda disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

 

Penulis : Kelompok 2 PKK 2

DEVINA NADA DWI PUTRIARY              (131811133024)

RIZKY BAGOES ALFIAN                        (131811133091)

JEAKLINE ISMI DWIONO                      (131811133008)

ACHMAD FERDYNAN THOMAS IRWANA  (131811133100)

GENTRI ZULFIKA                                 (131811133017)

FARA AMALIA RIADINI                         (131811133144)

 

DAFTAR PUSTAKA

Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kemenkes RI. (2015). Panduan Penatalaksanaan Kanker Nasofaring. In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Komite Penanggulangan Kanker Nasional.

Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kemenkes RI. (2017). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Nasofaring. http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf

Yuliyani, E. A., Nuaba, I. G. A., & Sudipta, I. M. (2015). Faktor Prognosis dan Stadium Klinis Karsinoma Nasofaring.

Pin It
Hits 4855

Berita Terbaru