NERS NEWS – NERS NEWS - Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (Unair) memperluas jangkauan pendidikan melalui program outbound mobility yang diselenggarakan di Program Studi Kejururawatan, Fakulti Kesihatan, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia. Dalam program ini, dosen Unair, Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep., berkesempatan memberikan guest lecture yang mengangkat topik Interprofessional Education (IPE), sebuah pendekatan pendidikan inovatif untuk meningkatkan kolaborasi lintas profesi dalam pelayanan kesehatan.
Dalam sesi yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen UiTM, Ibu Retnayu menjelaskan pentingnya pendidikan kolaborasi antarprofesi. IPE sendiri bertujuan untuk membangun kerja sama yang efektif antara profesi kesehatan seperti perawat, dokter, hingga tenaga medis lainnya, guna meningkatkan kualitas perawatan kesehatan secara menyeluruh. Salah satu poin penting yang dibahas adalah pengalaman Unair dalam melibatkan mahasiswa dari bidang ilmu sosial dan humaniora (soshum) dalam IPE, sebuah praktik yang jarang ditemukan di universitas lainnya, termasuk di UiTM.
Bagi pihak UiTM, wawasan ini memberikan insight baru karena pendidikan kolaborasi interprofesi yang mereka selenggarakan belum sepenuhnya melibatkan seluruh disiplin keilmuan. Pendekatan Unair yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin, tidak terbatas pada bidang kesehatan saja, memungkinkan terciptanya perspektif yang lebih luas dan integratif dalam pelayanan kesehatan. Dengan adanya kolaborasi lintas bidang ini, mahasiswa didorong untuk memahami aspek sosial, psikologis, dan budaya yang juga mempengaruhi kesehatan pasien, sehingga memberikan pelayanan yang lebih holistik dan berfokus pada kebutuhan pasien secara menyeluruh.
Kegiatan ini memperkaya pengalaman akademik bagi kedua institusi, dengan Unair berbagi praktik terbaiknya dalam pendidikan kolaborasi, sementara UiTM mendapatkan perspektif baru dalam implementasi IPE. Diharapkan, kolaborasi ini dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bekerja sama lintas profesi, serta membuka jalan bagi program-program serupa yang lebih inklusif di masa depan.
Editor: Anindya Putri Ravina (Airlangga Nursing Journalist)