INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

VAKSIN COVID-19 UNTUK ANAK-ANAK, BISAKAH ?

  • By
  • In Lihat
  • Posted 26 July 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Akhir-akhir ini Vaksin Covid-19 menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Pemerintah Indonesia juga telah menggalakkan pelaksanaan vaksin untuk semua lapisan masyarakat Indonesia. Tidak terkecuali vaksin bagi anak usia 12-17 tahun hal ini dilakukan seiring peningkatan jumlah kasus infeksi virus Covid-19 pada anak. Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) kasus positif covid-19 pada anak Indonesia umur 0-18 tahun sebesar 12,6%, berarti 1 dari 8 orang yang tertular Covid-19 adalah anak-anak. Angka kematian pada anak umur 1-5 tahun sebesar 0.6% dan 6-18 tahun prevalensi 0,6%. Berdasarkan kejadian tersebut pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi pada anak.

Vaksinasi adalah proses di dalam tubuh, seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes, 2021). Program vaksinasi diberikan pada anak usia 12-17 tahun ini masuk dalam program vaksinasi tahap ke 3 dengan sasaran masyarakat rentan dan masyarakat umum. Pelaksanaan Vaksin Covid-19 pada anak usia 12-17 tahun dilaksanakan setelah keluarnya izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization atau EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Para orang tua mungkin bertanya-tanya vaksin jenis apa yang bisa diberikan pada anak mereka. ‘Tingkat keamanan vaksin Covid-19 untuk anak’ menjadi hal yang dipertanyakan, serta kerap membuat orang tua gelisah dan khawatir untuk memberikan Vaksin Covid-19 pada anaknya. Tingkat pengetahuan yang rendah dan banyaknya informasi yang terkesan menakuti yang beredar di sosial media merupakan tantangan sendiri bagi perawat dan tenaga kesahatan lainnya untuk mensosialisasikan Vaksin Covid-19 (Goldschmidt, 2021). Perawat sangat berperan untuk meredam kegundahan orang tua terkait pemberian Vaksin Covid-19 pada anaknya, yaitu dengan pendekatan kepada orang tua untuk memberikan edukasi apakah materi atau kandungan yang terdapat pada vaksin dan efeknya berdasarkan evidence based, menjadi role model orang yang telah di vaksin, dan dapat terus mengadvokasi mereka dengan meninjau riwayat vaksinasi di manapun dan kapanpun berinteraksi dengan mereka baik di tatanan kesehatan ataupun sekolah.

Menurut penelitian yang dilakukan di China tahun 2020, sebesar 72,6% orang tua percaya untuk anaknya diberikan Vaksin Covid-19. Suatu penelitian menemukan bahwa kepercayaan orang tua terhadap pemberian vaksin pada anaknya (dengan rentang umur 7-17 tahun) ini bertolak dari sering terpaparnya informasi di media sosial terkait hal-hal positif setelah diberikannya vaksin serta melihat testimoni positif orang yang telah diberikan vaksin (Zhang, 2020). Maka dari itu penting untuk meningkatkan sikap positif, menciptakan perilaku subjektif yang mendukung, dan meningkatkan kontrol perilaku yang dirasakan terkait dengan anak-anak mereka. Transparansi tentang proses pengembangan vaksin dan pengujian keamanan vaksin sangat penting untuk diinformasikan ke masyarakat luas. Setelah Covid-19 ditetapkan menjadi pandemi global, para peneliti bahu- membahu untuk menciptakan Vaksin Covid -19. Beberapa kandidat vaksin harus melewati tahap uji coba, sebanyak 3 fase uji coba pada manusia. Perlu diketahui bahwa uji coba vaksin ini dilakukan pada 2 kelompok kontrol yaitu dewasa dan anak-anak dengan usia 12-17 tahun. Beberapa jenis vaksin yang telah mendapatkan lisensi dari FDA atau Food and Drug Administration, yaitu AstraZeneca, Pfizer dan Sinovac (Satoshi Kamidani, 2021). CDC (Centers of Disease Control), sebuah badan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat, merekomendasikan vaksinasi bagi semua orang berusia 12 tahun ke atas untuk membantu melindungi diri dari Covid-19. Vaksinasi Covid -19 mampu memberikan perlindungan yang aman dan efektif terhadap virus penyebab Covid-19, sehingga melindungi anak-anak tertular Covid-19. Selain itu, mendapatkan vaksin Covid -19 juga akan membantu mencegah mereka dari sakit parah bahkan jika mereka terkena Covid-19.

Berdasarkan Kemenkes RI, jenis vaksin yang diberikan pada anak usia 12-17 tahun adalah sinovac dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali pemberian dengan jarak atau interval minimal 28 hari. Selain itu, Vaksin Covid -19 jenis Pfizer-BioNTech juga tersedia untuk semua orang usia 12 tahun ke atas. Dalam uji klinis untuk anak-anak usia 12 sampai 15 tahun, tidak ada masalah keamanan yang diidentifikasi dengan Vaksin Pfizer-BioNTech. Uji klinis juga menunjukkan bahwa Vaksin Pfizer-BioNTech 100% efektif mencegah Covid-19 dengan gejala di anak usia 12 sampai 15 tahun. Sistem kekebalan anak-anak merespons vaksin dengan cara yang mirip dengan yang orang dewasa. Perlindungan maksimal akan didapatkan anak dari 2 suntikan vaksin dengan selang waktu 3 minggu (21 hari) (Centers of Disease Control, 2021).

Hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah vaksinasi anak, antara lain yaitu memberitahu dokter atau perawat tentang alergi yang mungkin dimiliki anak, menghibur anak selama janji temu. Untuk mencegah pingsan dan cedera yang berhubungan dengan pingsan, anak harus duduk atau berbaring selama vaksinasi dan selama 15 menit setelah vaksin diberikan. Setelah vaksinasi Covid-19, anak akan diminta untuk tinggal selama 15-30 menit agar dapat dipantau (Centers of Disease Control, 2021). Ada beberapa indikator anak yang tidak dapat diberikan vaksinasi Covid-19 yang wajb diketahui orang tua, diantaranya kekurangan imun, penyakit keganasan, sedang menjalani pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi), demam (37,50C atau Lebih), sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan dan pasca imunisasi lain kurang dari 1 bulan

Anak mungkin memiliki beberapa efek samping yang merupakan tanda normal bahwa tubuh mereka sedang membangun perlindungan. Efek samping ini dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi efek tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Efek samping ini akan berbeda dialami pada setiap orang, bahkan beberapa orang tidak memiliki efek samping. Efek samping dari suntikan vaksin kedua mungkin lebih intens daripada setelah suntikan pertama. Dilansir dari artikel yang dipublish oleh CDC, kemungkinan efek samping yang dapat terjadi setelah vaksinasi Covid-19 yaitu sakit, kemerahan dan pembengkakan pada lengan (tempat mendapatkan suntikan), kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, demam serta mual.

Perlu diketahui bahwa manfaat vaksinasi Covid-19 jauh lebih besar daripada potensi risiko efek sampingnya. Vaksinasi Covid -19 akan membantu melindungi Anak Anda dari tertular Covid-19.

Disusun oleh :
(Amanda Apriliya, Andhina Ayuning Puspa, Dhio Andika Yuda Tama, Fara Amalia Riadini, Fitria Ulfa, Lilis Agustin, Siti Ainun Halim, Siti Alfiyah Wahyantika) Kelompok 1.1 PKK 3 Fakultas Keperawatan- Universitas Airlangga
Dosen Pembimbing : Dr. Yuni Sufyanti Arief, M.Kes

REFERENSI
Centers of Disease Control (CDC). (2021). Covid-19 Vaccine for Children and Teens. United State.
Goldschmidt, K. (2021). Covid-19 Vaccines for Children : The Essesntial Role of the Pediatric Nurse. Journal of Pediatric Nursing, Vol 57, hlm. 96-98.
IDAI. (2021). Rekomendasi IDAI Terkait Pemberian Vaksin Covid-19 Pada Anak dan Remaja. Jakarta : Pengurus Pusat IDAI
Kemenkes. (2021). Seputar Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Jakarta: Kemenkes RI. Satoshi Kamidani, d. (2021). Covid-19 Vaccine Development : A Pediatric Perpective. Pediatrics, 33(1), 144-149.
Zhang, K. C. (2020). Parental Acceptability of COVID-19 Vaccination for Children Under the Age of 18 Years. JMIR Pediatric Parent, Vol 3 (2).

Pin It
Hits 1953