INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

KENALI DAN CEGAH KANKER SERVIKS

  • By
  • In Lihat
  • Posted 30 July 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan terjadinya keganasan sel-sel abnormal yang terdapat pada leher rahim. Angka kejadian kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua kejadian kanker terbanyak pada wanita,

Menurut data dari Infodatin Kemenkes RI, angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 10,69% setelah kanker payudara. Kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus atau HPV. Terdapat 2 jenis kanker serviks yaitu:
- Squamous cell carcinoma, yaitu jenis kanker yang berawal pada dinding bagian luar leher rahim dan mengarah ke vagina. Jenis kanker ini sering terjadi atau menyerang Wanita.
- Adenocarcinoma, yaitu kanker yang berawal pada sel glandular, terdapat pada dinding kanal serviks.

Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu HPV (Human Papiloma Virus). HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma Akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual.

Faktor risiko penularan virus HPV adalah diantaranya berupa hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang dari 18 tahun), berganti - ganti pasangan seksual, suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18 tahun dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks, serta mengalami infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.

Tanda dan gejala yang perlu diperhatikan untuk mengenali terjadinya kanker serviks yaitu:
1. Pendarahan vagina yang tidak normal
2. Keputihan yang tidak biasa
3. Nyeri saat berhubungan intim
4. Frekuensi buang air kecil meningkat
5. Mudah lelah
6. Pembengkakan di salah satu tungkai
7. Kehilangan nafsu makan
8. Keluar urine atau feses dari vagina

Apabila terdapat beberapa tanda dan gejala yang muncul pada tubuh, perlu dilakukan skrining atau pemeriksaan dini. Menurut Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks Kemenkes RI, terdapat 4 deteksi dini kanker serviks yakni
1.Papsmear
Pemeriksaan Pap Smear adalah satu cara pemeriksaan sel serviks yang dapat mengetahui perubahan perkembangan sel rahim, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker tubuh lagi pada bagian atas vagina setelah dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi). Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri.
2.Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Teknik pemeriksaan inspeksi visual asetat (IVA) berupa pengolesan asam asetat 3-5% pada leher rahim dilanjutkan dengan inspeksi menggunakan mata untuk melihat adanya daerah abnormal. Daerah abnormal berupa daerah berwarna putih dengan batas tegas (acetowhite) menandakan kemungkinan adanya lesi prakanker dari kanker serviks.
3.Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI)
Inspeksi visual lugolidodin atau juga dikenal sebagai tes Schiller adalah alternatf pemeriksaan deteksi dini kanker serviks yang hampir mirip dengan IVA. Bedanya, VILI ini menggunakan lugol iodin sebagai usapan serviks.
4.Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)
Pemeriksaan HPV DNA adalah prosedur untuk mendeteksi infeksi HPV (human papilloma virus) tipe risiko tinggi pada wanita. Pemeriksaan HPV DNA dilakukan dengan mengambil sampel sel dari leher rahim (serviks). Sampel tersebut akan diperiksa di laboratorium untuk diketahui apakah terdapat materi genetik (DNA) dari HPV di dalam sel serviks.

Pencegahan utama terjadinya kanker serviks adalah menghindari faktor risiko terutama dengan menghindari perilaku seksual berisiko untuk terinfeksi HPV seperti tidak berganti - ganti pasangan seksual, tidak melakukan hubungan seksual pada usia dini (kurang dari 20 tahun), hindari terpapar asap rokok (aktif dan pasif), menindaklanjuti hasil pemeriksaan IVA/pap smear yang hasilnya positif serta lakukan vaksinasi HPV.

Penulis: Kelompok 4 Stase Maternitas Program Pendidikan Profesi Ners FKp Unair Angkatan B22

Referensi:
-Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Infodatin “Beban Kanker di Indonesia”. Jakarta
-Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks
-Boardman, Cecelia H MD. (2021). Cervical Cancer [Internet: Medscape https://emedicine.medscape.com/article/253513-overview#a3]
-World Health Organization. (2016). Human Papilloma Virus and cervical cancer: Fact sheet. 2016. [Internet: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs380/en/]

Pin It
Hits 6664