INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Kenali Abortus, Hindari Abortus, Jaga Diri

  • By Alina Ramadani
  • In Lihat
  • Posted 01 August 2021

Abortus adalah janin yang dikeluarkan dengan berat kurang dari 500 gram atau memiliki usia kehamilan kurang dari 20 minggu pada waktu dikeluarkan dari rahim sehingga tidak memiliki angka harapan untuk hidup.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara, dengan perincian: 1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura, 750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia, 155.000 sampai 750.000 di Filipina, dan 300.000 sampai 900.000 di Thailand, serta tidak dikemukakan perkiraan tentang abortus di Kamboja, Laos dan Myanmar.

Abortus dapat digolongkan atas dasar:

1. Abortus Spontan

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

a. Abortus imminens

Terjadinya perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi serviks.

b. Abortus insipient

Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan kurang dari 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

c. Missed abortion

Tertahannya hasil konsepsi yang telah mati didalam rahim selama ≥8 minggu. Ditandai dengan tinggi fundus uteri yang menetap bahkan mengecil, biasanya tidak diikuti tanda–tanda abortus seperti perdarahan, pembukaan serviks, dan kontraksi.

d. Abortus habitualis

Merupakan abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih secara berturut-turut. Pada umumnya penderita tidak sulit untuk menjadi hamil, tetapi kehamilan berakhir sebelum mencapai usia 28 minggu.

e. Abortus infeksiosa & Septik

Abortus infeksius adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia bagian atas termasuk endometritis atau parametritis. Abortus septik adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritonium

f. Abortus inkompletus

Merupakan pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Perdarahan abortus ini dapat banyak sekali dan tidak berhenti sebelum hasil konsepsi dikeluarkan.

g. Abortus kompletus

Abortus kompletus terjadi dimana semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri sebagian besar telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil

2. Abortus Provakatus (induced abortion)

Abortus provokatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.

a. Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)

Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).

b. Abortus Kriminalis

Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena Tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Tindakan abortus bisa terjadi karena beberapa faktor, contohnya adalah

1. Faktor Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuan yang diperoleh semakin banyak yang dapat mempengaruhi tingkat pola fikir dalam mengambil suatu keputusan yang rasional untuk menjaga kesehatannya baik dalam masa kehamilan, persalinan maupun nifas.

2. Faktor pekerjaan

Peningkatan risiko abortus spontan pada ibu hamil yang bekerja disebabkan oleh beban ganda ibu rumah tangga sekaligus sebagai wanita karir. Beban kerja yang berlebihan pada ibu hamil dapat menyebabkan kelelahan pada ibu.

3. Faktor jarak kehamilan

Seorang wanita memerlukan waktu selama 2-3 tahun agar dapat pulih secara fisiologis dari satu kehamilan atau persalinan dan mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya

4. Faktor usia kehamilan

Hal ini menunjukkan usia yang baik untuk masa kehamilan yaitu 20-25 tahun. Sebelum 20 tahun dianggap fisiologi masih belum matang maka berisiko terjadinya abortus

5. Riwayat abortus

Orang dengan Riwayat abortus diharapkan harus berhati hati karena dapat menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang terhambat atau disebut premature.

Abortus ini bisa menyebabkan berbagai masalah pada ibu dan janin. Beberapa contoh masalah yang terjadi pada ibu adalah

1. Risiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

Pada saat dan setelah melakukan abortus, maka wanita ada kemungkinan besar mengalami risiko kesehatan dan keselamatan terhadap tubuh atau fisiknya di antaranya berupa :

a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat,

b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal,

c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan

2. Risiko gangguan psikologis atau kejiwaan

Proses abortus bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap mental atau kejiwaan seorang wanita. Gejala ini di kenal di dunia psikologi sebagai post abortion syindrome (sindrom pasca abortus) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions. Diantara gejala-gejala kejiwaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kehilangan harga diri (82 %),

b. Teriak-teriak- histeris (51 %),

c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63 %).

Dukungan psikologis sangat berperan untuk kesuksesan dari wanita hamil. Stres psikologis menyebabkan peningkatan hormon calcitonin dalam otak yang akan merangsang peningkatan reaksi inflamasi dan prostaglandin pada uterus. Hal ini berimplikasi pada meningkatnya kejadian abortus. Obesitas, merokok, penggunaan alkohol, dan penggunaan kafein mungkin terkait dengan abortus. Merokok memiliki efek buruk pada fungsi trofoblas dan terkait dengan peningkatan risiko abortus. Modifikasi gaya hidup dan pengurangan stres harus diterapkan dengan gaya hidup yang lebih sehat, bebas dari rokok, alkohol, obat- obatan terlarang, dan stres. Hal ini dapat secara signifikan meningkatkan peluang kesuksesan kehamilan (Jeve dan Davies, 2014).

Sumber:

Akbar, A., 2019. Faktor Penyebab Abortus di Indonesia Tahun 2010-2019: Studi Meta Analisis. Jurnal Biomedik, Volume 11

Asrianda, Fatima Yeza, Evi Wahyuntari, and Luluk Khusnul Dwihestie. (2019)."FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING YOGYAKARTA."

Dorland WA. (2012). Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Mahode AA, translator. Jakarta: EGC

Kurniati, I. D., Setiawan, R., Rohmani, A., Lahdji, A., Tajally, A., Ratnaningrum, K., Basuki, R., Reviewer, S., & Wahab, Z. (2015). Buku Ajar.

Ruqaiyah, R. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Abortus Inkomplit di RSIA Sitti Khadijah I Makassar Tahun 2018. JURNAL KESEHATAN DELIMA PELAMONIA, 2(2), 93-98.

Saifullah, Moh. (2011). ABORTUS DAN RESIKONYA BAGI PEREMPUAN (Dalam Pandangan Hukum Islam). Jurnal Sosial Humaniora, 13-25

 

Dosen Pembimbing : Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep

Penulis :

1. Siti Aisah                                   131811133002

2. Mustika Milenia Dwi Tunjung Biru 131811133060

3. Halim Rahmat Zhafran                131811133131

4. Hani Salsabila Deva                    131811133136

5. Realvan Margaret Eindhitya         131811133146

6. Fhauzhy Yosshy Pratama             131811133148

7. Nadira Emillita Muslimah             131811133153

8. Dian Larasati Santoso                 131811133155

 

Editor : Risky Nur Marcelina (Airlangga Nursing Journalist)

Pin It
Hits 15909