INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Kulit Bawang Merah: Limbah Terbuang Sumber Bahan Aktif Farmasi

  • By
  • In Lihat
  • Posted 02 August 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Bawang merah merupakan bumbu dapur yang hampir tidak pernah absen dalam masakan Indonesia. Umbi lapis berbentuk bulat ini tidak hanya lezat dicampur dalam bumbu halus dan berbagai sambal, tetapi juga sedap digunakan sebagai taburan bawang merah goreng yang renyah. Produk ini tidak hanya disiapkan dalam rumah tangga, tapi juga diproduksi untuk keperluan komersil, baik oleh industri kecil, menengah maupun besar. Hal ini menjadikan limbah kulit bawang merah menjadi tertumpuk, berserakan dan terbuang sia-sia.

Di sisi lain, limbah kulit bawang ternyata memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga menjadi lebih bermanfaat. Kulit bawang merah yang berwarna, mengindikasikan bahwa kulit bawang merah mengandung zat-zat polifenol dan bahan kimia lain yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan aktif farmasi.

Untuk mendapatkan bahan aktif dari kulit bawang merah tersebut, dengan cara kulit bawang merah diserbuk dan diekstraksi menggunakan etanol dengan bantuan gelombang ultrasonik. Ekstrak etanol kulit bawang merah diuji secara fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa pada ekstrak. Kandungan bahan aktif pada ekstrak kulit bawang merah dianalisis dengan GC-MS – Gas Chromatoraphy Mass Spectra, yaitu kromatografi gas yang ditandem dengan spektroskopi masa. Ekstrak kulit bawang merah dimasukkan dalam kolom silica, dan dialirkan gas pembawa. Masing-masing zat dalam ekstrak akan ikut dengan gas pembawa, tetapi karena memiliki polaritas yang berbeda, sehingga akan memiliki kecepatan yang berbeda. Disinilah setiap senyawa akan terpisah, dan diidentifikasi strukturnya dengan spektroskopi masa, melalui perbandingan profil spektranya terhadap data base.

Dari data GC-MS diketahui bahwa kulit bawang merah mengandung Quercetin, Bis[2(2-fluorophenyl)-6-fluoroquinolin-4-yl]amine, N-deacethyl-N -(trifluoroacetyl)methyl-colchicine, Benzo[a]heptalene, serta Natalensine ,3,5-dinitrobenzoate. Dari data GC-MS tersebut diperoleh informasi bahwa Bis[2(2-fluorophenyl)-6-fluoroquinolin-4-yl]amine, merupakan senyawa dengan kadar yang paling tinggi. Selain dengan GC-MS, juga dilakukan analisis kuantitatif kadar dari polifenol dengan metode spektrofotometri, sedangkan kadar kuersetin ditentukan dengan Kromatografi Cair kinerja Tinggi.

Potensi senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit bawang merah diuji secara in silico, yakni uji komputational untuk memprediksi karakter farmakokinetika dan toksisitas, serta aktifitas farmakologisnya, atau yang dikenal dengan istilah docking study. Dalam studi drug discovery, uji in silico ini perlu dilakukan ditahap awal untuk menscreening senyawa-senyawa yang potensial, sehingga penelitian menjadi lebih cost effective.

Dalam penelitian ini uji in silico prediksi ADMET-Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, Ekskresi dan Toksisitas dilakukan dengan pKCSM web tool, dimana masing-masing senyawa kandungan pada ekstrak etanol kulit bawang merah ditulis dalam Struktur SMILEY dan diinput ke program tersebut. Setelah itu program akan melakukan kalkulasi berdasarkan strukturnya, dan dibandingkan dengan data base yang ada. Hasil dari uji ini berupa tabel yang berisi nilai dari berbagai parameter ADMET. Hasil uji menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung diprediksi memiliki profil farmakokinetika yang baik, dan dapat disesuaikan penggunaan baik secara oral maupun transdermal.

Selain uji in silico untuk prediksi ADMET, pada penelitian ini juga dilakukan docking study untuk memprediksi energi ikatan antara senyawa uji dengan reseptor dalam tubuh. Semakin kecil energy ikatan yang dibutuhkan, maka semakin kuat interaksi antara calon senyawa obat dan protein reseptor. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas farmakologisnya akan lebih kuat.

Potensi kandungan ekstrak kulit bawang merah sebagai sumber bahan aktif farmasi diuji pada salah satu protein reseptor yang bekerja untuk obat-obat anti platelet yaitu P2Y12. Dimana sampai saat ini masih banyak dilaporkan efek samping dari obat anti platelet yang sudah ada. Aplikasi yang digunakan adalah Mollegro Virtual Docker, dimana energy ikatan akan ditampilkan sebagai MolDock Score atau MDS. Dalam penelitian ini senyawa uji dibandingkan dengan Clopidogrel, merupakan obat antiplatelet yg saat ini digunakan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa dalam kulit bawang merah ternyata memiliki MDS yang lebih rendah dari pada Clopidorel, sehingga dapat diprediksi bahwa aktivitas senyawa tersebut lebih tinggi dari pada Clopidogrel.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/07/31/kulit-bawang-merah-limbah-terbuang-sumber-bahan-aktif-farmasi/

Sumber gambar: Padangkita

Penulis: Juni Ekowati

Informasi lebih detail mengenai prosedur dan hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada: Journal of Basic Clinical Physiology and Pharmacology 2021; 32(4): 429–437. Corresponding author: Juni Ekowati (email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.) Dengan link sbb: https://www.degruyter.com/journal/key/JBCPP/32/4/html

 

Pin It
Hits 959