INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA ANAK KEJANG DIRUMAH SELAMA PANDEMI

  • By
  • In Lihat
  • Posted 11 August 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 737

Apa itu Kejang ?

Kejang terjadi ketika otak berfungsi secara tidak normal, mengakibatkan perubahan gerakan, perhatian, ataupun tingkat kesadaran. Berbagai jenis kejang dapat terjadi di berbagai bagian otak dan dapat terlokalisasi (hanya mempengaruhi bagian tubuh tertentu) atau tersebar luas (mempengaruhi seluruh tubuh). Kejang dapat terjadi karena berbagai penyebab, terutama pada anak-anak. Kejang pada bayi baru lahir mungkin sangat berbeda dari kejang pada balita, anak-anak usia sekolah, dan remaja.

Gejala spesifik pada anak yang kejang tergantung pada bagian otak mana yang terlibat. Gejala yang dapat terjadi secara tiba-tiba seperti, periode kebingungan (anak tidak dapat mengingat untuk waktu yang singkat),perubahan perilaku,drooling atau berbusa di mulut, gerakan mata mendadak, kehilangan kontrol kantung kemih, perubahan suasana hati seperti kemarahan mendadak, ketakutan yang tidak dapat dijelaskan, ataupun panik dan yang terakhir yaitu gemetar di seluruh tubuh, dan lain- lain.

Lalu, bagaimana pertolongan pertama yang dapat kita lakukan saat anak kejang?

Seperti yang kita ketahui, di masa pandemi ini sangat sulit untuk mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan dikarenakan penuhnya kapasitas yang tersedia. Oleh karena itu, berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memberika pertolongan pertama pada anak kejang yaitu, saat anak mengalami kejang, orang tua diharapkan untuk tetap tenang, usahakan supaya tidak panik, dan perlu menjaga pikiran tetap jernih, kemudian longgarkan pakaian anak untuk melancarkan pernafasan anak dan melancarkan pasokan oksigen kedalam tubuh khususnya otak anak, miringkan kepala anak, memiringkan kepala saat anak mengalami kejang bertujuan untuk meminimalisir anak tersedak ludah atau muntahnya sendiri. Tidak memasukkan benda seperti kayu, sendok atau kain ke dalam mulut anak. Catat lamanya waktu kejang pada anak. Jauhkan benda tajam dari sekeliling anak. Jika sudah dilakukan tindakan di rumah namun durasi kejang anak lebih dari 5 menit, hubungi dokter atau pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memberikan pertolongan pertama pada anak yang kejang diantaranya, jangan letakkan apapun di dalam mulut anak karena bisa mencederai Anda atau anak. Selain itu, gigi bisa patah dan masuk saluran napas menyebabkan sumbatan jalan napas,tidak perlu khawatir lidah akan tertelan. Jauhkan dari benda-benda atau tindakan yang dapat mencederai anak. Jangan berikan makanan ataupun obat dalam mulut pada saat anak kejang. Jangan berusaha untuk menahan tubuh anak Anda pada saat kejang.

Kenali kondisi kejang yang memerlukan penanganan lebih lanjut

Segera hubungi petugas kesehatan bila terdapat beberapa kondisi kejang sebagai berikut, kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit. Anak mengalami kejang berulang dalam waktu 24 jam, kondisi ini bisa mengindikasikan epilepsi. Anak tidak kunjung sadar setelah kejang, lebih dari beberapa menit. Kejang sebentar-sebentar tetapi diantara kejang anak tersebut tidak bangun kembali, dan apabila pasca kejang anak tidak dapat kita bangunkan atau tidak kembali ke kesadaran semula, apabila anak mengalami kesulitan bernapas. Bibir, lidah, maupun wajah anak yang tampak membiru. Kondisi ini bisa menandakan kurangnya asupan oksigen. Leher kaku, muntah, dan anak tampak sangat mengantuk, dan yang terakhir yang perlu diperhatikan kepala anak terbentur atau anak terjatuh sebelum atau selama kejang.

Penulis : 
1.M. Robith Ikhwana (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
2.Benaya Jemaloe (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
3.Fadhillah Anggraini (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
4.Anjelpi (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
5.Hairunnisak (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
6.Fitri Millenia (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
7.Alicia Novita S. (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)
8.Pascaningwiyati S. P. (Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga)

Sumber :
Sudibyo, D. G., Anindra, R. P., El Gihart, Y., Ni’azzah, R. A., Kharisma, N., Pratiwi, S. C., ... & Hermansyah, A. (2020). Pengetahuan Ibu Dan Cara Penanganan Demam Pada Anak. Jurnal Farmasi Komunitas, 7(2), 69-76.
Resti, H.T., Indriati, G., & Arneliwati. (2020). Gambaran Penanganan Pertama Kejang Demam Yang Dilakukan Ibu Pada Balita. Jurnal Ners Indonesia, 10(2), 238-248.
Indrayati, N., & Haryanti, D. (2019). Gambaran Kemampuan Orangtua Dalam Penanganan Pertama Kejang Demam Pada Anak Usia Toddler. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(2), 149–154. https://doi.org/10.32583/pskm.9.2.2019.149-154.
Shellhaas, J. (2014) ‘Seizures Overview’, American Academy of Pediatrics, 20(1), pp. 98–106.

Pin It
Hits 516