INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Konversi Kimia Ekstrak Laos dan Potensinya sebagai Antileishmania

  • By
  • In Lihat
  • Posted 01 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Siapa diantara kalian yang tidak mengenal laos? Laos merupakan salah satu empon empon wajib yang terdapat dalam di setiap rumah tangga di Indonesia. Laos yang memiliki nama latin Alpinia galanga (L.) ini tersebar luas di daratan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Akar atau rimpang dari tanaman ini telah umum digunakan sebagai bumbu masakan atau juga sebagai obat sakit perut karena memiliki efek gastroprotektif. Secara tradisional, laos juga digunakan untuk mengobati dispepsia dan kolik perut. Hingga saat ini, ada banyak artikel ilmiah yang membahas aktivitas farmakologi dari tanaman ini, antara lain sebagai anti-alergi, antikanker, anti-inflamasi, antimikroba, antioksidan, antiasma, dan juga untuk penghambat melanogenesis. Namun, belum ada laporan tentangnya khasiat laos sebagai antiparasit.

Neglected Tropical Diseases (NTD) atau penyakit tropis yang terabaikan merupakan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh berbagai mikroba termasuk parasit. NTD ini biasanya hanya ditemui pada negara di daerah tropis atau subtropis dengan taraf hidup masyarakatnya rendah. Penyakit ini termasuk penyakit menular namun terabaikan dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup jika dibandingkan dengan penyakit menular lainnya seperti tuberculosis, malaria ataupun HIV/AIDS. WHO telah memasukkan 17 penyakit ke dalam kelompok NTD. Leishmaniasis merupakan salah satu jenis NTD yang disebabkan oleh parasit Leishmania sp dan perlu diupayakan pengobatannya. Beberapa upaya telah untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah dengan memperoleh obat baru yang efektif membasmi parasit tersebut.

Bahan alam telah diakui sebagai sumber penting dalam penemuan obat baru dan dalam pengembangan obat karena keunikan struktural dan aktivitas biologis yang relatif kuat. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa saat ini sulit sekali untuk mendapatkan senyawa baru dari bahan alam dengan cara mengisolasinya, sehingga diperlukan metode yang terkini yang mampu mengatasi problem tersebut. Konversi kimia bahan alam adalah salah satu metode yang berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir ini dalam menghasilkan senyawa aktif yang baru. Pada ulasan kali ini, penulis melakukan eksplorasi dari metode ini pada tanaman Laos dan berhasilkan mendapatkan beberapa senyawa baru yaitu turunan senyawa prenil propanoid dan senyawa lain yang berpotensi sebagai kandidat senyawa antileishmaniasis.

Konversi kimia dari rimpang laos ini dilakukan dengan menambahkan pereaksi tertentu pada ekstrak etil asetat yang disertai dengan pengadukan dengan kecepatan yang konstan selama semalaman di suhu kamar. Pereaksi yang ditambahkan pada konversi kimia ini adalah Kalium peroksomonosulfat, dimana dengan pelarut aseton akan menghasilkan dioksirane secara in situ. Dari profil kromatogram HPLC, terlihat beberapa puncak yang semula ada pada ekstrak etil asetat, setelah mengalami proses konversi kimia menjadi menghilang. Begitupun pada ekstrak yang telah mengalami konversi kimia dihasilkan beberapa puncak yang baru dimana sebelumnya tidak tampak pada ekstrak semula.

Pengujian aktivitas antileishmania dilakukan dengan metode kolorimetri MTT terhadap promastigot dari Leishmania major. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang laos yang telah mengalami konversi kimia memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan parasit L. major sebanyak 82.6%, dibandingkan ekstrak awalnya, 2.7%, pada konsentrasi 100 µg/ml. Dapat dikatakan bahwa ekstrak etil asetat dari rimpang laos sebelum mengalami konversi kimia dapat dianggap tidak aktif dalam menghambat parasit L. major. Metode konversi kimia ini membuat ekstrak yang awalnya tidak aktif mengalami peningkatan aktivitas biologis secara signifikan dalam menghambat pertumbuhan parasit L. major.

Hasil yang diperoleh pada tahap skrining penelitian ini sangat menarik, sehingga dilakukan eksplorasi lebih lanjut dan diperoleh beberapa senyawa seperti hidrokuinon, 4- hidroksi(4-hidroksifenil)metoksibenzaldehid, isokumarin-4-hidroksimelein, humulene triepoksida, dan beberapa senyawa baru turunan fenilpropanoid (fenilpropanoid 1-6). Elusidasi struktur dari senyawa senyawa tersebut menggunakan analisis spektroskopi NMR baik 1 dimensi maupun 2 dimensi, IR, dan MS. Dari keseluruhan senyawa yang berhasil diisolasi dari konversi kimia rimpang laos, senyawa yang paling aktif menghambat pertumbuhan parasit L. major adalah senyawa hidrokuinon dan senyawa fenilpropanoid 2 yang juga menunjukkan aktivitas yang baik terhadap L. mayor dibandingkan dengan kontrol positif, miltefosine. Dapat ditarik kesimpulan bahwa artikel ini adalah laporan yang pertama tentang tanaman laos yang telah mengalami konversi kimia dan uji aktivitasnya terhadap parasit L. major.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/08/26/konversi-kimia-ekstrak-laos-dan-potensinya-sebagai-antileishmania/

Sumber gambar: Sajian Sedap

Penulis: apt. Melanny Ika Sulistyowaty, M.Sc., Ph.D.

Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada artikel aslinya dengan judul: “Six New Phenylpropanoid Derivatives from Chemically Converted Extract of Alpinia galanga (L.) and Their Antiparasitic Activities”, pada tautan berikut: https://doi.org/10.3390/molecules26061756

 

Pin It
Hits 1148