INFORMASI TEST ELPT (KLIK DISINI)

Bagaimana Covid-19 Mengubah Cara Rumah Sakit Memberikan Perawatan?

  • By
  • In Lihat
  • Posted 01 September 2021
×

Warning

JUser: :_load: Unable to load user with ID: 735

Selama pandemi, fasilitas kesehatan di Indonesia menghadapi kondisi yang sangat rentan. Sejauh ini, penanganan pandemi telah berdampak signifikan pada sistem rujukan nasional untuk layanan kesehatan. Rumah sakit adalah garis pertahanan terakhir untuk peningkatan kasus rujukan COVID-19, yang mengarah ke persentase BOR (Bed Occupancy Rate) yang tinggi. Kami telah memilih beberapa artikel yang berkaitan dengan layanan kesehatan, terutama rumah sakit, untuk memberikan perspektif dan kontribusi untuk diffemenyewa layanan kesehatan rujukan.

Pandemi COVID-19 diakui sebagai pembuka kelemahan dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Oleh karena itu, reformasi dan inovasi diperlukan di semua tingkatan, serta belajar dari negara lain. Dalam masalah ini, kami mengundang pembaca untuk mengeksplorasi lima pelajaran perawatan kesehatan primer dan sekunder di Inggris. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam layanan kesehatan ini termasuk akses mudah, layanan digital dan online, perawatan berkelanjutan, manajemen kondisi kronis, dan rujukan (Kusuma, 2021). Selain perbedaan tingkat ekonomi dan ideologi layanan kesehatan antara Inggris dan Indonesia, beberapa hal yang ditawarkan dapat membuka perspektif kami, terutama yang berkaitan dengan layanan kesehatan rujukan.

Sebagai hasil dari layanan kesehatan di Inggris, karena Indonesia memiliki program asuransi kesehatan nasional, sistem pembiayaan kesehatan ini telah mengubah pelayanan di rumah sakit. Manfaat asuransi kesehatan selama pandemi COVID-19 merupakan bagian penting dari penerapan layanan kesehatan rujukan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Meskipun rumah sakit masih mengalami tingkat dan kerugian aktual, negara menjamin keamanan finansial bagi masyarakat dalam konteks pandemi. Beberapa rumah sakit telah mengembangkan strategi efektivitas biaya melalui digitalisasi, kemampuan sumber daya manusia, hubungan pelanggan, dan kolaborasi pemangku kepentingan (Nugraheni dkk). , 2021). Efektivitas biaya operasional rumah sakit dapat ditempuh dengan mendigitalkan dan mengoptimalkan penerapan sistem manajemen informasi. Salah satu model yang digunakan adalah model HOT-fit (Human Organizational Technology) (Febrita dkk). , 2021).

Selain sistem informasi manajemen, selama pandemi, manajemen rumah sakit harus mengatur ulang sistem keperawatan perawat dan mengukur kepuasan kerja. Perawat adalah profesional kesehatan yang menjalankan risiko paling signifikan dan merawat pasien lebih lama daripada professional kesehatan lainnya. Sistem promosi dan penghargaan karir dan penghargaan dedikasi kerja dapat membantu mereka memberikan layanan kepada pasien (Saputri dkk). , 2021). Hubungan antara Karir dan kepuasan kerja juga dapat berlaku untuk profesi kesehatan lainnya.

Selama pandemi, masalah keselamatan pasien juga terus berkembang. Laboratorium medis memainkan peran penting dalam membuat diagnosis medis. Meskipun tingkat kesalahan dalam aborator medis dangkal, dengan satu kesalahan dalam 330-1.000 kasus, itu masih menjadi perhatian. Healthcare Failure Mode and Impact Assessment (HFMEA) adalah metode pencegahan proaktif untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi kegagalan. Ditinjau dalam tinjauan literatur, penelitian ini mengidentifikasi faktor keselamatan pasien di laboratorium rumah sakit dan untuk menunjukkan proses mengidentifikasi potensi risiko menggunakan HFMEA. Tinjauan literatur menjelaskan bahwa kesalahan tertinggi tikuse di laboratorium terjadi pada fase per-analitis 49,2-84,5% (Salsabila et al). , 2021).

Runtuhnya kondisi rumah sakit di Indonesia juga terkait dengan bagaimana otoritas kesehatan merekomendasikan penggunaan masker untuk masyarakat dan petugas kesehatan di rumah sakit. Berbagai jenis pertunjukan yang digunakan oleh masyarakat berimplikasi pada ketersediaan PBT standar (alat pelindung diri) bagi tenaga kesehatan. Penulis kami menjelaskan variasi dan perbedaan dalam kebijakan di negara-negara (Liyanage et al. , 2021).

Sementara itu, rumah sakit on-the-job dapat menerapkan komunikasi terapeutik untuk pasien tuberkulosis dalam pengobatan pasien COVID-19. Pasien setelah COVID-19 rentan terhadap stigma dan dukungan sosial dalam hal metode transmisi tetesan yang sama. Stigma pada masa pemulihan akibat COVID-19 sering menjadi penghalang bagi pasien(Merzistya dkk). , 2021). Terlepas dari banyaknya masalah dalam pelayanan rumah sakit di era pandemi, tingginya beban kerja tenaga kesehatan menjadi penyebab masalah kesehatan mental bagi tenaga kesehatan. Hal ini menyebabkan berbagai perilaku penyalahgunaan antidepresan dan jenis obat-obatan ringan lainnya. (Ridlo,2020; Saloko dan Manzilati, 2021).

Akhirnya, dalam situasi pandemi, manajemen rumah sakit tidak hanya untuk memastikan layanan optimal kepada pasien COVID-19 tetapi juga untuk memastikan bahwa sistem layanan dapat berfungsi secara efisien dan efektif.

 

Sumber: http://news.unair.ac.id/2021/08/25/bagaimana-covid-19-mengubah-cara-rumah-sakit-memberikan-perawatan/

Sumber gambar: TVP

Penulis: Ilham Akhsanu Ridlo, S.KM., M.Kes.

Link: https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/view/27875

 

Pin It
Hits 603